CHAPTER 01 (Kekosongan)

290 8 2
                                    

"Nissa.....!!!" Suara itu menggelegar kesetiap sudut kamar ber-cat pink dengan motif bunga frangipani. Membuat gadis cantik bernama lengkap Ranissa Alfiana Salsabila yang sedang bermimpi indah segera bangkit dari tempat tidurnya.

"Elah kak...... masih ngantuk tau" Rengek nya dan kembali melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu.

"Ini udah jam berapa coba? lo mau kita telat lagi..." Arsya Alfiana Salsabila masih tetap setia berdiri disudut kamar adiknya sambil berkacak pinggang. Cukup lama ia menunggu respon dari adiknya itu namun Nissa masih tetap setia pada kasur empuknya dan memilih membenamkan diri bersama selimut hangatnya.

"NISAA....!!!!" kali ini tak tanggung-tanggung Arsya berteriak tepat ditelinga Nissa yang masih dalam posisi ogah-ogahan untuk bangun.

"iihhhhh lo tu yah, bawel banget sih... orang masih ngatuk juga"

"Ehh lo gak liat apa? sekarang udah jam 06.30 WIB, lo mau kita telat lagi? hari ini jadwal piket Gue, Gue gak mau tau ya, pokok nya 20 menit lagi lo harus selesai atau..."

"Atau apa hah !!" potong Nissa cepat.

"Atau Gue tinggal lo"

"Ya udah sih tinggal aja... Gue bisa kok berangkat sendiri !"

"Elah nih anak bener-bener ya...!" Arsya menarik telinga kanan Nissa yang membuatnya meringis kesakitan.

"Adoohhhh ! sakit dodol" sahutnya sambil berusaha melepaskan diri dari jeweran kakaknya.

"Ya udah sana, cepetan mandi...!!"

"Iya2... dasar nenek lampir..!!" Nissa bangkit dan mengambil handuknya lalu berjalan dengan ogah-ogahan ke kamar mandi.

"Apa lo bilang??"

"Eh nggak kok...hehehe" Nissa terkikik kemudian menutup pintu kamar mandi.

***

_SEMENTARA ITU_

"Pa... Aku berangkat ya !" Pamit Fian pada orang tuanya yang sedang khusyuk menikmati menu makanan dimeja makan.

"Loh, gak sarapan dulu?" Tanya Beni pada putra kesayangannya.

"Nggak usah deh Pa.." Sahut Fian agak sungkan.

"Ini hari pertama kamu loh, kondisi badan harus fit donk makannya harus cukup..." ucap wanita dengan seragam kerja berwarna coklat. Yang tengah duduk bersama ayah Fian.

"Bukan urusan lo !" Fian mendengus kesal dan berlalu meninggalkan ruang makan.

"Fian.....!!!" Beni menekankan suaranya. Namun hal itu tetap tidak membuat suasana hati Fian yang beku mencair. Ia kesal bukan kepalang setiap melihat wanita itu. Wanita yang akan menggantikan posisi ibunya sebagai istri baru Ayahnya.

"Ahh ! kenapa sih dia hadir di kehidupan Gue!!" keluhnya seraya menendang kecil sebuah kaleng soda yang tepat mengenai kaki pak Andi.

"Loh den, kenapa? kok mukanya ditekuk gitu?" Pak Andi bingung melihat sikap Fian yang biasanya kalem tiba-tiba menjadi emosional.

"Udah lah pak gak usah dibahas...! Cepetan jalan..!" perintahnya pada pak Andi. Kemudian memasuki mobil dengan ekspresi kecut.

***

AUTHOR POV

Pak Andi mengendarai mobil dengan kecepatan rata-rata. Itu memang permintaan Fian agar ia bisa melihat suasana di kota Bandung pada pagi hari. Berkali-kali ia mengetukkan jarinya, rasa jenuh perlahan menghampirinya. ternyata cukup jauh juga jarak yang harus ditempuh dari rumah menuju kesekolah barunya. Tiba-tiba sebuah suara cukup mengagetkan telinganya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PACARKU TIDAK PERAWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang