PART 1 : Kebangkitan

56 7 4
                                    

Di pagi itu suara lullaby mengalun merdu dari speaker laptop yang casingnya sudah tergoras-gores, itu adalah laptop milik seorang mahasiswa tingkat akhir yang sedang bermain game Harvest Moon, sebuah game yang cocok untuk seseorang yang hingga sekarang belum bisa melupakan kegagalan quest dalam historinya, dan terbius menikmati tiap detik penderitaannya.

Setelah memberi makan ternak, menyirami tanaman, dan melakukan aktivitas dalam dunia virtual kini saatnya untuk tidur, kusimpan progres sehariku di game, dan kumulai progres dunia nyataku pagi ini. Kucoba membuka akun twitterku, ku klik kotak search, tampak daftar pencarian terakhir lalu kutampilkan twit terakhir dari akun @mita_ning . jari ini begitu terampil menscroll mouse sambil sesekali menyeruput sisa kopi semalam. Mataku begitu teliti membaca setiap twit dari akun dengan avatar foto wanita cantik dengan dengan baju toga sedang tersenyum seolah-olah gambar itu bergerak. Ia adalah mita, gadis pujaanku, penyemangat hidupku, yang diwisuda 3 bulan yang lalu. Nama lengkapnya tereja dengan sempurna, berbaris rapi melintasi pembuluh darah, hingga termuntahkan di dalam susunan syaraf tulang belakang.

Kurapikan rambut keriting dan kacamataku yang tebal di cermin, sambil kubayangkan diriku yang berada di dunia cermin mengatakan: "semangat sardi! Kau pasti bisa" angan itu membawaku hingga ke dalam sebuah bus kota. Bus ngetem di perempatan biasa, dan inilah tempat dimana aku dan mita bertemu, pasca orientasi mahasiswa baru tahun 2010, ya kira-kira 3 tahun yang lalu. kami saling menatap seolah ingin bertanya "sepertinya kita pernah bertemu?" ya memang kita pernah bertemu, aku menguntit akun facebookmu, dan kau menemukanku. Sayangnya, angan itu hanya diterjemahkan dalam bahasa sunyi yang berdialek kegugupan. Aku termenung. dan tak disangka bus telah berhenti di halte tua depan boulevard kampus.

Kakiku tetap melangkah seperti biasanya, namun jantungku tak sanggup kuterka. Jalan setapak ini telah menjadi saksi bisu perjuangan seorang mahasiswa yang pernah disangka tidak akan bisa mewujudkan mimpinya menjadi sarjana. Ya, hari itu berubah semenjak dia ada. Semangat untuk bangkit telah berkibar.

Hikikomori, sebuah istilah jepang untuk menggambarkan fenomena di kalangan remaja atau dewasa muda di Jepang yang menarik diri dan mengurung diri dari kehidupan sosial. Tepat seperti yang kualami setahun yang lalu. IPK yang dibawah rata-rata membuatku enggan untuk melanjutkan kuliah, Seolah memang tidak ada gunanya lulus kuliah dengan IPK kecil, tidak ubahnya dengan lulusan SMA. hingga akhirnya membuatku mengurung diri di rumah hingga berbulan-bulan lamanya. Hari-hari kegelapanku datang. Namun beruntungnya, ketika ia hadir saat aku ingin mengurus surat pindah, dan saat itu pula aku memutuskan untuk melanjutkan perjuanganku.

Selama itu, entah sudah berapa game yang kutamatkan, mengkin tidak sebanding jumlah gunung yang ia daki. Ia seorang petualang sejati, pintar dan rajin serta sangat mudah bergaul. Jika dibandingkan dengan aku yang lebih suka berlama-lama di depan komputer.

Sesampainya di depan sebuah gedung yang cukup baru, kulihat teman-teman sudah menyambutku, tentunya mereka semua sudah lulus, dan untungnya pekerjaan mereka tidak jauh dari sini. Mereka tidak menyangka aku bisa sampai pada tahap sejauh ini, lelaki pemalas dan bodoh ini akan menyandang gelar sarjana. Nuning, Zian, dan Raja mulai menghampiriku

'Semangat Sardi! Dibawa santai aja!' seru Nuning dengan menonjolkan pipi tembemnya

'ayo Sardi!' seru raja sambil menepuk bahuku

Seperti ada yang menepuk bahuku lagi dari belakang, ternyata Zian, teman yang dari dulu selalu membantuku dalam tugas-tugas, sekaligus tempat curhatku, ya.. semua jenis curhat, kecuali tentang Mita.

'Kamu sudah berjuang sampai sejauh ini sardi! Habis ini kita makan-makan, oke? Zian mengacungkan jempolnya, seolah semua akan baik-baik saja.

'iyaaa' aku mengiyakan sambil mengacungkan jempolku

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HikkikomoloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang