"Euphy! Oh anak ini, kenapa kau tidak bilang kalau kau ikut lomba piano!" Jerit Beth begitu Euphy duduk di kursinya.
"Berisik." Tukas Euphy. "Aku hanya tidak ingin mempermalukan diriku di depan lebih banyak orang yang kukenal."
"Apapun permainanmu, aku tetap bangga, teman." Sahut Beth.
"Thanks." Euphy tertawa.
"Nova datang kan?"
"Eh? Ah, ya. Dia datang." Jawab Euphy.
"Lalu apa katanya? Bagus? Jelek? Kaca pecah?" Tanya Beth lagi.
"Kalau sebegitunya, aku takkan masuk semifinal." Balas Euphy kesal.
Saat mereka asyik berbincang, atau lebih tepatnya bersilat lidah, Nova dan Ray masuk kelas dengan wajah mengantuk.
"Aku yakin mereka begadang lagi." Gerutu Beth. "Padahal sudah kubilang berkali-kali untuk tidur lebih cepat."
"Untuk apa begadang?"
"Main game, apa lagi? Cowok jaman sekarang." Tukas Beth.
"Bukankah itu berarti mereka normal?" Balas Euphy sebelum membenamkan wajahnya ke jaket di dalam pelukannya. Ia sendiri begadang semalam, tapi dengan alasan berbeda tentunya.
"Jangan katakan kau begadang juga." Ujar Beth tajam. "Melihat tingkahmu yang lemas seperti tidak punya roh, aku benar?"
Euphy hanya tertawa singkat. Begitu telernya sampai tidak bisa menjawab. Tiba-tiba ia mendengar sebuah seruan, "Nova! Pacarmu kau apakan sampai lemas begini?"
Euphy menggerutu dalam hati. Kau panggil Nova pun aku takkan bangun.
"Apa? Aku tidak melakukan apapun. Kemarin ia masih baik-baik saja." Sahut Nova heran, lalu menoleh pada Euphy. "Kau kenapa?"
"Tidak." Balas Euphy singkat, tanpa mengangkat kepala.
Nova dan Beth berpandang-pandangan. Nova menunduk dan berbisik di telinga Euphy, "Pulang bareng?"
Euphy mengangguk. Setelah merasakan kepalanya ditepuk dan mendengar langkah kaki menjauh, ia menengadah, mendapati hanya Beth di depannya.
"Ajaib sekali dia bisa mengangkat kepala beratmu dengan bisikan. Apa yang dia bisikkan?" Tanya Beth heran.
Euphy tersenyum, "Bukan apa-apa."
"Kekuatan cinta memang hebat." Sahut Beth nyengir, lalu kembali ke tempat duduknya tepat sebelum guru mereka masuk.
* * *
"Nova, kau memberi tahu siapa saja tentang aku ikut lomba?" Tanya Euphy sepulang sekolah.
Tangan mereka bertautan seiring kaki mereka melangkah menyusuri pertokoan menuju perumahan mereka.
"Hanya Ray." Balas Nova.
"Kalau begitu, Beth tahu dari mana?"
"Ah, mungkin dari sini?" Nova tiba-tiba berbelok masuk ke dalam mini market.
"Hei, ada apa?" Euphy mengikuti dari belakang.
Nova berjalan ke arah deretan majalah di dekat jendela dan mengambil salah satu deretan teratas, membuka halaman tertentu, dan menunjukkannya pada Euphy.
Satu detik, dua detik, terdengar jeritan tertahan dari Euphy. "Apa-apaan ini?"
"The Legendary Back to Stage, Euphonia Leigh started her second debut after 5 years recess." Ujar Nova membaca headline artikel di halaman itu keras-keras. "Wow."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Hearts' Resonance
Teen FictionBagai bumi dan langit, seperti Kutub Utara dan Selatan, laksana Merkurius dan Neptunus. Begitulah hubungan Euphonia dan Valent. Hanya karena Valent meminta Euphonia bermain piano dalam pentas kelas, gadis itu jadi membencinya dan bahkan untuk menyeb...