"Jungkook-ah!"
Teriakan seseorang menggema di seluruh penjuru lorong penghubung kelas. Namja bersurai cokelat lembut yang berteriak tadi tak terlalu memikirkan seluruh tatapan dan tanggapan murid lain yang berada disepanjang lorong kelas 11.
"Jungkook-ah tunggu aku!" Teriak namja itu lagi membuat seorang namja tinggi bersurai sehitam pualam hanya bisa menghentikan langkah kakinya dan memasang wajar datarnya.
"Bisa tidak untuk tidak teriak-teriak begitu? Jangan membuatku malu, hyung." Ujarnya dingin membuat namja bersurai cokelat lembut itu hanya terdiam dan mengigit bibir bawahnya.
"Hilangkan kebiasaan teriak-teriakmu itu. Aku tidak suka mendengarnya. Sangat mengganggu." Lanjutnya lalu kembali melangkahkan kakinya.
...
"Jungkook-ah lihat! Lihat! Jimin bilang ada potongan harga untuk para pasangan di Cafe Meotcha. Bagaimana kalau nanti pulang sekolah kita-"
"Aku ada latihan sepak bola. Aku tidak bisa." Potong Jungkook membuat ekspresi ceria diwajah namja bersurai cokelat itu luntur seketika tergantikan dengan seulas senyum yang terlihat sedikit dipaksakan.
Tanpa mereka sadari, ada seorang namja lain yang berjalan mendekati meja mereka dikantin. Jungkook tak begitu memperhatikan lagipula ramen dihadapannya lebih terlihat menarik dari pemandangan sekitarnya.
"Hei Taehyung-ah bagaimana? Apa nanti sepulang sekolah kau dan Jungkook jadi ikut aku dan Yoongi hyung ke Cafe Meotcha?" Ujar namja bersurai orange yang bername tag Park Jimin.
Taehyung, namja bersurai cokelat lembut yang duduk dihadapan Jungkook hanya bisa memberikan seulas senyum dan gelengan kepalanya kepada sang sahabat. Yang melihatnya hanya bisa menghela nafas saja. Ia sudah tahu pasti akan selalu berakhir seperti ini.
"Aku lupa jika Jungkook ada latihan sepak bola sore ini. Kau tahu kan jika sore ini akan diadakan seleksi untuk mewakili tim untuk bertanding bulan depan? Dan aku akan menemaninya juga latihan hari ini untuk menyemangatinya. Maaf ya Chim..."
"Arraseo, aku mengerti. Kalau begitu aku pergi. Aku akan memesan makanan dulu, ne?" Ujar Jimin lalu berlalu dari meja tempat Jungkook dan Taehyung duduk.
Taehyung hanya diam dan mencoba kembali menikmati bento pesanannya begitupun Jungkook yang tampak masih setia menikmati ramennya tanpa mengalihkan pandangannya barang sedetikpun kepada Taehyung. Bahkan mengucapkan maaf karena membuat Taehyung sedikit kecewa saja tidak.
-Apa sebegitu tak pentingnya kah aku?-
...
"JUNGKOOK-AH SEMANGAT!"
"OPER BOLANYA! OPER!"
"AWAS JUNGKOOK-AH!"
Dari tengah lapangan, Jungkook hanya bisa menggeram dan mencoba mengumpulkan kembali konsentrasinya. Sungguh skor timnya sudah tertinggal sangat jauh dan terima kasih kepada Kim Taehyung yang terus menerus berteriak memanggil namanya dan membuat dirinya menjadi tak bisa berkonsentrasi hingga bola yang tadi berada dalam kuasanya beberapa kali direbut oleh lawan membuat timnya tertinggal skor cukup jauh.
"JUNGKOOK-AH CEPAT BAWA BOLANYA!"
"AYO JUNGKOOK-AH KAU PASTI BISA!"
Bola berwarna hitam putih itu tertendang dengan begitu kerasnya mengenai pagar kawat disisi lapangan bersamaan dengan suara pluit panjang tanda waktu latihan sudah habis. Jungkook sungguh merasa kesal. Ia begitu menyalahkan Taehyung dan segala teriakan memalukannya itu karena memecahkan konsentrasinya hingga membuat tim nya kalah dalam sesi latihan sebelum perlombaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Voice
Fanfiction"Apa sebegitu tak pentingnya kah aku?" "Apa artinya aku bagimu?" "Biarkan aku menjadi satu-satunya alasanmu untuk tersenyum dan tertawa." Oneshoot. Jeon Jungkook. Kim Taehyung KookV/KookTae/VKook/TaeKook Boys Love If you don't like bxb, close tab. V...