"Apakah kita masih bisa bertemu lagi?"
"Mungkin—mungkin saja."
Bertemu lagi? Cih, yang benar saja, sayang. Tidak ada pertemuan kedua dan seterusnya. Apa yang akan terjadi hari ini tidak akan terulang lagi. Bukan karena hari ini tidak menyenangkan tetapi aku adalah tipikal pria yang tidak menyukai ide untuk menghabiskan waktu bersama dengan wanita yang sama untuk kedua kalinya meskipun wanita itu memiliki figur yang menggiurkan, seperti wanita yang tengah berada dipelukannku sekarang. Bahkan namanya saja aku tidak terlalu mengingatnya, kurasa dimulai dari huruf J. Jean? Jennifer? ah, lupakan.
"Apakah kau tidak mengharapkan kita bertemu lagi?"
See? Hindarilah wanita-wanita jenis ini jika kalian tidak ingin mendapatkan masa depan yang suram, para pria. Mereka tidak akan pernah puas dan terus meminta lebih dan jika kau tidak percaya dengan yang kukatakan maka sediakanlah brendi di setiap sudut rumahmu jika kau mulai merasa bahwa masa depanmu mulai suram. Masih tidak percaya? Oke, aku buktikan sekarang.
"Apakah kau tidak puas dengan malam ini?"
Jemari wanita itu mengelus pipiku dengan begitu lembut sembari menyunggingkan senyuman yang menurutnya cukup menggoda, "Aku tidak pernah puas denganmu, sayang." Oh-oh, tidak pernah puas? sudah kubuktikan.
Percayalah padaku, teman, wanita-wanita jenis ini akan membuat kebahagian lahir dan batinmu berkurang setiap detiknya. Mereka adalah tipikal manusia yang tidak ingin membagi apapun yang menjadi milik mereka. Posesif mungkin terdengar lebih menyenangkan jika disandingkan dengan sifat mereka. Bersama dengan mereka sama dengan tidak ada malam-malam menyenangkan dengan wanita yang kau temui tanpa sengaja di setiap klub malam.
"Benarkah?" Tanyaku dengan tidak percaya seakan-akan tidak pernah mendengarkan kalimat itu keluar dari bibir wanita yang selalu menghabiskan waktu menyenangkan denganku. "Kau terlalu cepat menilaiku."
"Aku tidak pernah salah menilai pria, percayalah." Hahah, Seriously?
Ah, aku lupa mengingatkan bahwa wanita-wanita jenis ini memiliki bibir yang sangat manis secara konotasi dan harfiah. Tetapi kata-kata manis itu tidak akan bertahan lama, mungkin sekitar beberapa hari saja karena kupingmu akan menciptakan imun sendiri terhadap kata-kata manis nan memuakkan itu. Wanita itu bagaikan medusa, cantik namun berbahaya.
"Sialan, jam 7!" Gumamku lalu berusaha melepaskan diri dari pelukan wanita berambut pirang itu dan memakai bajuku dengan tergesa-gesa, secepat yang kubisa. "Seharusnya sekarang aku sudah berada di ruang rapat."
Dari sekilas yang kulihat selagi aku tergesa-gesa mengenakan bajuku serapi yang kubisa, wanita yang namanya dimulai dari huruf J itu menatapku dengan melebarkan sepasang mata birunya dengan sikap tak percaya. Aku tidak berbohong tentang seharusnya aku berada di ruang rapat, sungguh. Jangan menatapku seakan aku pembohong, nona, meskipun aku adalah pria yang hanya mau menghabiskan waktu semalam dengan wanita yang sama. Seharusnya kau bersyukur aku tidak menyatakan keluhanku tentang bagaimana figur menggiurkanmu membuatku melupakan jadwal-jadwal yang tengah menantiku. Well, aku cukup baik hati hari ini karena kau menyenangkanku semalam penuh.
"Kau tidak mau menemuiku lagi karena kau adalah tipikal pria brengsek yang hanya menginginkan wanita untuk bermain denganmu di ranjang!"
Nah, kau tahu juga akhirnya tentang aku tidak akan menemuimu lagi. Wah, kau makhluk yang cukup pintar untuk membaca gelagat tak tersiratku. Tetapi tunggu—kau mengatakanku pria yang brengsek? Sepertinya pemahamanmu tentang kriteria manusia brengsek masih sangat minim. Kuberitahu, para pria selalu menginginkan wanita untuk menemaninya di ranjang setiap mereka menginginkannya. Tetapi tenang kaumku tidak tidak seputus asa itu untuk segera menarik siapapun wanita yang ditemuinya untuk menemaninya di ranjang, kami memilih siapa yang akan beruntung mendapatkan kehormatan itu dan jika wanita itu menunjukkan tanda bahwa ia juga menginginkan yang sama maka—BOOM! kami akan menghabiskan waktu yang sangat menyenangkan di ranjang. Nah, masih bisa mengatakan aku adalah tipikal pria yang brengsek? Salahkan juga sifat kalian—para wanita— yang selalu mudah untuk dibujuk oleh para pria.
Tidak ada bantahan dariku karena sama saja dengan membuang-buang waktuku. Para wanita selalu berpikir bahwa mereka adalah makhluk yang paling sempurna dan itu adalah kata lain dari keras kepala. Semakin kau mendebat apa yang mereka katakan maka semakin terlihatlah seperti apa wanita itu sebenarnya. Medusa. Mereka selalu menganggap bahwa para pria selalu salah dalam segala hal dan meskipun mereka yang salah tetap saja menurut mereka para pria yang patut disalahkan. Tenang saja kami—kaum pria—juga menganggap bahwa para wanita sepert itu, selalu salah dalam segala hal dan selalu ingin yang terbaik meskipun mereka tidak pantas mendapatkannya. Woman? Sucks.
"Kau brengsek!" Geram wanita itu dan melampiskannya dengan melemparkan bantal kepadaku tetapi aku sudah terbiasa dengan perang bantal dengan para wanita yang menghabiskan malam denganku. Adegan ini terlalu membosankan bagiku karena para wanita itu tidak mau membiarkan aku pergi dari ranjang mereka. Hei, ini sebuah fakta bukan sebuah aksi sok pamerku, catat itu.
"Aku harus pergi, sayang." Aku mengucapkan dengan rasa penyesalan yang teramat dalam kemudian mengecup singkat pipi wanita itu. Ciuman di bibir sama saja membuat wanita itu akan mengambil kesimpulan bahwa mereka akan menghabiskan waktu bersama untuk kedua kalinya, aku tidak ingin mengambil resiko untuk hal seperti itu. "Aku menyesal harus pergi secepat ini."
Jemari wanita itu meraih wajahku untuk menyentuhkan bibirnya ke bibirku tetapi aku dengan perlahan-lahan menjauhkan wajahku. "Apakah kita akan bertemu lagi?" Wanita itu menggigit bibir bawahnya dengan sedikit menggoda. Oh, tolonglah jangan menggodaku lagi! aku sudah cukup terlambat untuk rapat.
"Mungkin—mungkin saja." Jawabku sembari tersenyum tipis lalu pergi sebelum usaha wanita itu benar-benar berhasil untuk kembali menghabiskan waktu bersama. "Semoga kita bertemu lagi, sayang." Kalimat terakhir itu ku katakan sebelum menutup pintu kamar karena itulah jarak aman dari rayuan wanita itu serta memberikan sebuah tanda tak tersirat bahwa tidak ada pertemuan kedua seperti yang diinginkan wanita itu.
Well, maksudku semoga kita tidak bertemu lagi, sayang. Maaf mengecewakanmu.
YOU ARE READING
Hungry Hearts
RomanceJika kau adalah salah satu dari para penyembah cinta seperti sheakspeare, maka jangan salahkan aku apabila aku tertawa. Kalian terlalu termakan oleh imajinasi-imajinasi konyol para pujangga itu, sungguh. Nah, jika kalian marah karena aku tertawa mak...