Ada saatnya, ketika kepala kita tidak lagi bisa tegap sekedar untuk menghadapi angin sore yang menerpa. Ada saatnya, ketika semua tulang rasanya tidak akan mampu lagi menopang tubuh. Seperti yang sedang dirasakan Risa. Pelajaran hari ini terasa 100 kali lebih membosankan dibanding hari biasanya. Evan, ya dia adalah semua penyebab dari semua keletihan Risa dihari ini. Tapi, Risa bisa apa? Ia tidak punya kendali untuk memperbaiki mood-nya sekarang.
^^^
Risa meraih pintu kamarnya ketika bunyi notif chat terdengar dari saku rok putih abu-abunya. Tangan Risa bergerak otomatis meraih benda itu. Bunyi itu berasal dari chat grup sekelasnya yang biasanya dapat memperbaiki mood Risa. Namun, baru beberapa kata terbaca oleh Risa, perutnya mendadak mual. Batinnya seperti sedang naik rollercoaster dengan kecepatan penuh. Risa tahu tidak hanya perutnya yang bereaksi tidak baik, matanya juga tiba-tiba panas, dan satu hal yang paling dirasakan Risa, hatinya yang mendadak sakit.
^^^
Risa memaksa matanya untuk bangun karena mendengar ocehan mama yang dari tadi sudah bolak-balik ke kamar untuk membangunkannya. Risa tahu, kalau ia tetap berdiam dikamarnya maka ia akan menghadapi 1000 pertanyaan mama yang lebih susah dibanding soal fisika pak Hasan.
Risa melangkah malas menuju meja makan dan duduk disana. Mama memandang Risa dengan tampang curiga, arrgghh Risa benci harus ditatap seperti itu.
"Kok nggak makan? Tadi pulang juga belum makan! Kenapa? Ada masalah disekolah?," tanya mama.
"nggak apa-apa kok, ma. Cuma capek aja," jawab Risa. Dia memang tidak sepenuhnya bohong, dia memang sedang lelah, namun sekolah dan pelajaran bukanlah alasan utamanya.
"kalau kamu masih kurang paham sama pelajarannya, nanti bisa tambah les! Jangan di buat tambah pusing!," kali ini papa yang bersuara.
"paling juga lagi galau," Riki adik Risa yang masih SMP menambahkan, membuat Risa dan mama kompak memberinya pelototan tajam.
"ehm, jangan mikirin yang lain selain sekolah kamu! Papa nggak kamu gagal!," kata Papa tegas membuat suasana kembali hening. Risa menunduk, ingin rasanya ia menjambak rambut Riki saat ini.
^^^
02 Mei 2010
Seluruh siswa di SMA Harapan Bangsa memenuhi lapangan upacara. Adalah wajib bagi mereka di hari ini untuk melaksanakan upacara bendera dalam rangka memperingati hari pendidikan nasional. Risa membongkar tasnya mencoba mencari topi yang harus ia gunakan karena ia merupakan salah satu anggota pelaksana upacara, dirinya kebagian membaca Undang-Undang Dasar.
"Risa! Buruan, udah mau mulai nih," Alex kembali muncul didepan pintu kelas Risa entah sudah keberapa kalinya.
"Iyaaa" Risa berteriak sekenanya sambil matanya terus mencoba mencari topinya, arrgghhh ia benci sekali harus pakai seragam begini!.
"Nih! Pakai aja!"
Risa memandang topi didepannya dan mengarahkan pandangannya pada sosok yang memberikan topi itu. Mata evan tidak memandangnya, cowok itu malah memandang ke arah jendela. Merasa Risa tidak merespon, membuat Evan akhirnya mengarahkan pandangannya pada Risa. Risa masih memandangnya dengan tatapan heran. Evan akhirnya meraih tangan Risa dan memberikan topi itu.
"Buruan! Upacara udah mau dimulai!" kata Evan
"Trus kamu, gimana?," tanya Risa.
"Gue punya dua topi! Udah buruan sana!" kata Evan mengarahkan kepalanya ke arah luar.
"Ta.."
"Risa buruan! Tinggal nungguin kamu doang!" Alex memotong pembicaraan, membuat Risa langsung lari mengejar Alex.
KAMU SEDANG MEMBACA
HY! PAST LOVE
RomanceDimasa Remaja-nya, Risa adalah seorang yang ceria dan aktif. Dia selalu disenangi dan menyenangi banyak orang dan banyak hal. Masa remaja yang begitu indah yang menjadi impian semua gadis remaja. Hanya satu hal yang belum dirasakan Risa, jatuh cinta...