Eeldiem_2019
REPUBLISH : JULI 2023
.
.
."Cathy apakah kau sudah mendengar gosip yang beredar?"
Wanita yang di panggil hanya menggeleng sambil melakukan kembali pekerjaannya menumpuk kayu bakar di dekat perapian. Udara yang dingin diluar sana memaksanya membantu Damian dan beberapa pekerja untuk mengumpulkan lebih banyak kayu dihutan agar tetap merasa hangat di antara guyuran salju.
"Memangnya gosip tentang apa?"
Gadis berumur sembilan belas itu mendekat ke arahnya dengan cangkir dari tanah liat yang berisi susu sapi hangat dari Mrs. Wilis di tangannya. Tubuhnya membentuk bayangan hitam besar dibelakangnya ketika mendekat ke arah perapian.
"Seorang Marquess menikahi puteri dari mantan pedagang liar. Desa sangat heboh mendengar kabar itu. Seharusnya tadi kau ada saat Mrs. Champel menceritakannya."
Cathy tidak tahu harus percaya atau tidak. Dari gaya bicara Clara, wanita itu tahu bahwa Clara pasti kembali termakan omong kosong dari Mrs. Champel. Siapa yang tidak tahu kalau wanita tua itu adalah pencerita yang lihai dan pembohong ulung? Rupanya umur yang berjarak empat tahun di atas Clara membuat Cathy lebih bisa menerjemahkan mana cerita benar dan mana yang palsu belaka.
"Aku sudah bilang padamu Clara. Kau harusny---"
"Aku harusnya tidak mudah percaya dengan omongan Mrs. Champel yang sebagian besar adalah omong kosong yang tidak ada artinya."
Senyum tipis terbit dibibir merah delima Cathy.
"Bagus kalau kau tahu."
Clara mengerang kemudian mendesah. Kakaknya ini paling tidak mudah percaya pada orang lain. Padahal sudah ada beberapa pria yang menawarkan pernikahan padanya. Tapi tidak pernah ditanggapi serius oleh wanita berambut kuning tembaga itu.
Wajahnya yang cantik dan terawat membuatnya terlihat berbeda diantara para orang kumuh di sekitarnya. Bukan itu saja yang membedakan mereka. Cathy selalu punya sesuatu darinya yang ia bagikan kepada anak-anak penampungan. Hal yang sangat jarang diberikan oleh penduduk NewGate.
"Dan kau harus tahu juga bahwa kemarin Mr. Albans kembali datang untuk meminangmu."
Kalimat bernada sindiran itu lagi-lagi tidak dipedulikan olehnya. Wanita itu masih tetap dengan gerakan menimbun kayu disekitar perapian.
"Aku tidak pernah menginginkan pernikahan. Apalagi dengan seorang bangsawan. Kau tahu itu."
Clara kembali menyesap susu hangat dari cangkir. "Tidak ketika ada seorang yang menginginkanmu dalam sebuah pernikahan"
Gaun sederhananya di kibaskan dari jelaga yang menempel. Rambut kuning tembaganya terlihat seperti api yang berkobar ketika terpapar cahaya dari perapian. "Tidak juga ketika aku tidak menginginkan seseorang itu dalam sebuah pernikahan."
Sifatnya sungguh keras kepala. Clara berdoa dalam hati semoga pria yang menyukai atau disukai kakaknya nanti bisa bertahan dengan kekeraspalaannya.
"Jangan jadikan aku sebagai batu sandunganmu untuk meraih masa depan. Hidup semakin sulit setiap harinya. Dikota gadis-gadis muda dan janda berebut memikat hati para bangsawan kaya. Dengan kecantikanmu aku yakin kau bisa."
Gadis itu memerhatikan Cathy yang tersenyum lemah padanya. Wanita itu memang pernah mengatakan bahwa dia tidak akan menikah sampai Clara menemukan pasangannya. Janji yang sungguh bikin pusing kepala.
"Cantik tidak akan cukup untuk menjerat seorang bangsawan kaya. Kau juga harus punya sikap."
Jemari Clara menari pada lingkaran di mulut gelas yang hanya menyisakan seperempat susu yang kian mendingin. "Kau cantik dan juga pintar. Dan baik. Terlalu baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
EARL OF BLACKMORE
Ficción históricaCathy tidak pernah benar-benar tahu, apakah anak seorang pengkhianat negara sepertinya bisa mendapatkan pasangan yang sesuai dengan keinginannya? Bukankah lebih terkesan tidak masuk akal jika dia mendambakan pendamping hidup seperti seorang Earl Of...