Two

7.6K 640 10
                                    

Suasana kota Paris siang itu sedikit ramai. Demo yang dilakukan oleh sekelompok orang membuat jalanan menjadi agak macet.

Mobil Digo adalah salah satu mobil, dari sekian banyak mobil yg terjebak macet. Mobil mewah itu terlihat berada di tengah2 jajaran mobil lainnya. Hal itu membuat sang empunya sedikit jengkel.

''Maaf, Sir!! Seharusnya anda tidak perlu repot2 mengantar saya pulang! Gara2 saya, kalian jadi kena macet!''

Sisi menundukan kepala sambil menatap jari2nya yg bertautan.

Disebelah Sisi terlihat Abel sedang bermain game untuk menghilangkan bosan.

Digo menatap sekilah ke arah Sisi. Kemudian kembali menatap lurus kedepan.

''Tidak apa2! Kamu udah nemenin Abel tadi. Jadi apa salahnya aku mengantarmu pulang''ucap Digo.

''Ta-pi, Sir!''

''Aduh Bu Sisi! Papa tuh seneng nganter Bu Sisi. Ya kan pah?''saut Abel tiba2.

''Iya''

''Tuh kan bener, Bu. Ciee papah''saut Abel lagi sambil mencolek lengan Digo, membuat Digo jadi salah tingkah.

''I-iya. Maksud papa, apasalahnya kita mengantar Ibu Sisi''ucap Digo tanpa menatap Sisi.

Abel nampak senyum2 melihat Digo yg salah tingkah dan juga Sisi yang hanya menunduk saja.

Suasana canggung terasa di dalam mobil, membuat Digo dan Sisi hanya diam satu sama lain.

Tak lama kemudian, mobil yg mengantar mereka tiba pada sebuah alamat yang diberikan oleh Sisi.

''Berhenti saja di depan, Sir!''ucap Sisi sambil menunjuk sebuah kedai sederhana milik kakeknya.

Digo lalu memberi aba2 pada supirnya untuk berhenti pada tempat yg di tunjuk Sisi.

Digo memperhatikan dari jendela mobil, kedai yg terlihat masih dalam tahap renovasi itu.

Digo memperhatikan dari jendela mobil, kedai yg terlihat masih dalam tahap renovasi itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

''Pumpkin pie''ucap Digo pelan sambil membaca tulisan yang tertera di atas kedai itu.

''Waaaa pie. Abel sukaa pie!!''seru Abel saat melihat gambar pie yg tercetak besar pada kaca kedai.

''Itu kedai kakek saya, Sir! Tapi baru buka beberapa hari lagi karena masih di renovasi''jelas Sisi ''Kalau begitu saya turun dulu! Terimakasih tumpangannya, Sir!!''lanjut Sisi yg di jawab anggukan oleh Digo.

Sebelum turun, Sisi pamit pada Abel dan mencium pucuk kepala gadis lucu itu. Lalu seorang supir membukakan pintu untuk dirinya.

Sekali lg Sisi menundukan kepalanya tanda terimakasih. Kemudian masuk ke dalam kedai menemui kakeknya.

''Siang kakek, nek!!''sapa Sisi pada kakek dan juga neneknya yg ternyata ada disana.

''Siang sayang! Kamu pulang diaenter siapa? Ko ga diajak masuk''tanya nenek Sisi setelah mencium pipi cucu kesayangannya itu.

Pumpkin PieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang