Chapter 21 : Ending Of The Story

409 49 0
                                    

[ps : lagu diatas tolong diplay, biar greget! hehe]

Awan gelap seakan mencerminkan isi hati luke saat ini. Matanya temenung menatap sebuah batu nisan dengan sebuah tatapan kosong. Jujur, hatinya ngilu oleh rasa sakit.

Matanya menyusuri kelopak-kelopak bunga yang menghiasi makam tersebut, merangkak naik sampai terhenti pada sebaris tulisan yang tercantum pada batu nisan tersebut.

Rest In Peace,
Our beloved daughter, family and friends.
Felicia Chloè Agatha
25 Februari 1997 - 23 Maret 2017

"Apa ini sungguhan?" Batin luke miris. "Apa ini bener-bener terjadi?"

Bersamaan dengan angin dingin yang menyapu kulitnya, membuat beberapa rambut blonde nya sedikit bergoyang.

Yang entah kenapa, membuat luke lebih betah berdiam diri disana tanpa menyadari sesosok pemuda berparas asia yang menatap punggungnya dari jauh.

Calum menatap punggung sahabatnya dengan pandangan iba. Calum tau, bahwa punggung yang terlihat kuat itu, tengah bergetar dalam diam.

"Mau sampe kapan lo berdiam disitu dan nangsi dalam diam?" ia menegur dengan tepukan lembut diatas pundak luke.

Lelaki itu menoleh, dengan seulas senyum dan airmata yang sudah diseka sebelumnya.

"Kenapa lo gak pulang?" ujar luke pelan.

"Dan ninggalin lo sendiri disini?" kata calum sambil menaikan salah satu alisnya. "Lo kira gue bisa ninggalin sahabat gue yang lagi terpuruk sendirian?"

"Gue gapapa."

"Trus lo pikir gue percaya? Gak ada orang yang baik-baik aja saat lagi kehilangan, luke."

"Tapi gue beneran baik-baik aja, walaupun cuma secara fisik."

Calum memutar bola matanya malas sebelum melempar pandangan yang seakan menyiratkan 'batu-banget-lo-njing.'

"Gue gak sepenuhnya bohong, kok." kali ini luke membalas dengan tampang watadosnya.

"Luke, listen to me!" calum menarik nafasnya sebelum berbicara lagi. "Bagaimana pun feli udah bahagia disana, dan sekarang waktu lo buat bahagia. Lo gak lupa kan kalo lo udah punya anak?"

Luke terdiam. Calum ini ada benernya juga, kenapa dia sampe lupa sama anaknya? bahkan ia belum sempat memberi anak itu nama.

"Sekarang kita pulang luke, kasian anak lo."

Pada akhirnya, luke mengangguk. Ia ikut dengan calum yang mulai pergi menjauhi makam. Ia menatap mobil calum yang terletak di ujung, setelah memalingkan pandangan dari makam yang terlihat masih sangat baru.

"wait for me."

*****

Sampailah kini luke, di tempatnya, sendiri.

Sejak tadi ia terus bertengkar dengan calum, karna lelaki itu ingin masuk dan menemani luke. Tapi pada akhirnya, luke menang, dan calum pergi.

ia berjalan menelusuri tempat ini lebih jauh. Membayangkan segempal memori ketika melewati sofa merah yang sangat disukai feli.

Matanya kembali memanas, tapi ia mengucek mata itu dan terus berjalan. Sampai akhirya ia masuk kedalam sebuah ruangan.

Ruangan dimana dia bisa bersama feli semalaman, membagi kasih, bercinta, bahkan tertawa lepas dalam dekapan masing-masing.

Gobluke (ft. Luke Hemmings) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang