Musim gugur 2018
Riuh rendah gemuruh tepuk tangan penonton terdengar di seluruh penjuru auditorium Universitas Kanghan seusai gadis cantik bernama Ryu Sujeong mengakhiri satu lagu dari permainan gitarnya. Dengan dress selutut yang ia kenakan, Sujeong berjalan ke ujung panggung, membungkuk dalam menyampaikan rasa hormat dan terimakasihnya atas apresiasi yang diberikan. Senyum indah yang terulas di bibir tebalnya mengisyaratkan kepuasan yang mendalam. Penampilannya sukses lagi kali ini, syukurlah.
Tirai merah tersibak. Para crew menghampiri dirinya yang menuruni tangga panggung untuk sekedar memberikan sebotol mineral dingin yang menyegarkan setelah setengah jam lebih gadis itu menahan tenggorokannya yang kering di atas panggung. Beberapa panitia penyelenggara yang merupakan kakak tingkatnya di kampus mengacungkan jempol ke arahnya, dan yah... itu membuat Sujeong semakin puas.
Beberapa lama berada di backstage untuk mengganti pakaian dan menghapus sedikit make-up, ia akhirnya berpamitan kepada para crew untuk pulang. Ada satu alibi yang membuatnya ingin cepat pergi dari sini, yaitu karena seseorang sudah menunggunya.
"Hujan lagi?" keluh Sujeong setibanya di pintu masuk utama gedung kampusnya.
Sial, ia tak membawa payung, lebih tepatnya tak pernah membawa payung. Padahal ia tahu, musim gugur selalu mendatangkan hujan untuknya, juga untuk semua insan di dunia. Sujeong mendesah, kapan hujan akan berhenti padahal ia sedang terburu-buru untuk menemui seseorang? Lalu... seorang diri menunggu hujan, apa yang akan dilakukannya? Sederhana, hanya memainkan ujung sepatu sambil sesekali meniup-niup poni depan. Masuk akal, bukan?
Ponsel di saku roknya bergetar. Ahh, itu pasti dari seseorang yang sedang menunggu dirinya.
"... Masih di kampus, sebentar lagi ke sana," ucap Sujeong pada seseorang di seberang.
Entah apa yang terjadi tapi tiba-tiba air yang jatuh dari langit menjadi semakin banyak. Hujan turun semakin deras, membuat Sujeong yang ada di pangkal tangga memilih mundur sebab cipratan air mengenai sepatu putihnya.
"Kau tahu, kan, aku juga sangat mencintaimu, tapi ini sangat deras, jadi..."
Sujeong berhenti bicara saat seorang lelaki yang baru saja keluar dari gedung kampus tiba-tiba berdiri di sampingnya. Sontak, tiba-tiba, dan mendadak kalimat Sujeong terputus seusai menyadari orang itu berada dekat di sebelahnya. Dia... batin Sujeong. Matanya sama sekali tak berkedip menyaksikan sosok tinggi tegap dengan jaket baseball berwarna abu-abu itu. Surainya yang coklat, bola mata, lekuk wajah... semuanya sama.
"D... dia..." batin Sujeong lagi seakan tak percaya. Bibirnya bergetar ingin berteriak, tapi tak bisa. "Ba... bagaimana bisa?" bisiknya pada diri sendiri, bukan pada seseorang yang sedang berbicara padanya di telepon.
"Sujeong-a? Ryu Sujeong?" Sedang suara yang terus memanggil namanya lewat speaker ponsel terus terdengar, namun dihiraukan oleh gadis itu.
Hanya sebentar saja. Setelah menengadahkan tangan ke udara, merasakan dinginnya air hujan yang jatuh ke tangan, lantas lelaki itu berlari menembus hujan tanpa pertimbangan. Sujeong masih membeku di sana, diam seribu bahasa. Pandangannya tak lepas dari lelaki yang pergi menjauh itu.
"Dia... Laki-laki itu..." ucap Sujeong setelah hanya tinggal dirinya sendiri di teras kampus.
Sama seperti lelaki tadi, tanpa pertimbangan lebih Ryu Sujeong meraih gitarnya. Dan apa yang dilakukannya? Menggunakan gitar itu untuk melindungi dirinya dari guyuran air yang semakin deras. Tak peduli lagi barang yang paling dicintainya basah, ponselnya basah, bahkan tubuhnya tak kalah basah tersiram air dari langit. Apapun yang terjadi, ia harus mengejar lelaki itu, melihat wajahnya dengan jelas untuk memastikan bahwa orang itu memang benar orang yang dirindukan Sujeong.
Menerjang hujan dengan membawa gitar di atas kepala, sesuatu yang bodoh, bukan? Namun saat ini bukan itu yang ada di otak Ryu Sujeong. Apapun akan dilakukannya asalkan ia bisa bertemu dengan sosok lelaki yang keluar dari gedung kampus tadi dan yang juga menerjang hujan seperti dirinya.
"Kau di mana? Tolong jangan pergi..." ucap Sujeong terus menerus, sementara pacuan langkahnya mulai melambat kelelahan. Dingin terasa saat angin berhembus menerpa tubuhnya yang kuyub, tapi... laki-laki itu belum berhasil ia temukan.
Dalam guyuran air yang turun gadis itu terus berlari, melangkahkan kaki menentang hujan, menolehkan kepala ke segala arah, mempertajam indera, berharap banyak pada hasil atas keputusan yang dilakukannya.
"Kau di manaaaa?" seru Sujeong di tengah-tengah hujan.
Kini tak hanya air dari langit saja yang jatuh, namun air dari matanya pun turut mengalir deras. Nihil, lelaki itu sudah pergi. Setelah 2 tahun lamanya Ryu Sujeong menahan kerinduan yang seolah siap membunuhnya, ia tetap belum bisa meraih takdir pertemuan itu lagi.
"Bila tadi itu hanya khayalan yang sengaja kuciptakan karena terlalu larut dalam kerinduan akan sosoknya, maka biarkan sekali ini saja aku terus berkhayal agar aku bisa kembali melihat wajahnya lagi," lirih gadis itu.
Kelelahan. Siapa yang tak lelah berlari tak tentu arah? Dengan frustasi gadis itu menjatuhkan gitar yang sedari tadi melindungi tubuhnya dari air hujan, meskipun jelas itu tak berpengaruh apapun. Kakinya sudah kelu untuk berdiri, badannya yang mungil tak sanggup lagi untuk tetap tegak. Ia berlutut di tengah jalan, di tengah hujan. Syukurlah hujan bisa menyembunyikan air matanya.
Lima detik ia menangis. Duduk bersimpuh di tanah yang basah.
Sepuluh detik masih menangis. Belum bisa beranjak dari tempat yang sama.
Lima belas detik tetap seperti itu, hingga ia tersadar sepertinya air hujan tak membasahi tubuhnya lagi. Hujam mereda? Belum. Lalu apa?
Sujeong yang baru saja hendak bangkit seketika kembali membeku. Bukan karena dingin yang menyelimuti tubuhnya, namun pada kenyataan yang baru didapatinya. Ini bukan khayalan, kan? tanyanya dalam hati.
Seorang laki-laki yang sama, dengan jaket baseball abu-abu, surai coklat, tatapan tajam, dan lekuk wajah yang indah. Tidak salah lagi, ia adalah sosok dari masa itu. Bukan merupakan khayalan maupun imajinasi yang diciptakan Sujeong, lelaki itu hadir begitu nyata. Berdiri di belakangnya dalam diam, membawa payung hitam untuk melindungi dirinya sendiri beserta gadis yang berlutut itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle of the Memory [TaeJeong Vers.]
FanfictionCast : Ryu Sujeong - Lovelyz Kim Taehyung - BTS Kim Seokjin - BTS Support Cast : Namjoon&Yoongi (BTS), Sowon (GFriend), Jaehyun (NCT U), Yugyeom (GOT7), Wonwoo (Seventeen). Summary : Ryu Sujeong, seorang gadis berusia...