ENAM

2.9K 288 9
                                    




Setelah mendengar jawaban draco, hermione hanya bisa mematung, diam dan tak bergerak. Draco tak butuh penjelasan lebih lanjut, jadi ia segera masuk ke asrama dan tidak keluar kamar sampai pagi. Tidak sekalipun. Hal itu membuat hermione bingung. Pengakuan draco membuat hatinya hangat, seperti ada kupu-kupu yang beterbangan yang hendak keluar. Rasa sayang itu memang belum pasti artinya. Bisa sayang sebagai kakak-adik, atau sayang sebagai teman, atau sayang lebih dari itu semua. Hermione tidak berharap banyak darinya, hanya saja draco adalah lelaki pertama yang menyatakan perasaan secara langsung.

Hermione belum tau pasti bagaimana rasanya jatuh cinta, tapi menurut ginny, saat kau jatuh cinta wajahmu akan bersemu merah saat berada didekat seseorang yang spesial, merasa senang saat didekatnya, tidak ingin kehilangan dirinya dan merasakan getaran saat bersentuhan. Hermione merasakan itu semua saat dirinya bersama draco. apakah ia jatuh cinta?

Itulah pertanyaan yang selalu berputar dikepalanya semalaman. Matanya memang terpejam, tapi dirinya tidak benar-benar tertidur. Bagaimana bisa ia jatuh cinta? Pada draco pula. Kalau dipikir-pikir, draco memang tampan dan mempesona. Wajar jika banyak gadis Hogwarts yang sering mendekatinya, termasuk tori. Hermione tau bahwa tori sudah menyukai draco sejak tahun pertama sekolah. Banyak gossip yang beredar akan kedekatan mereka. Yah, walaupun draco tidak menganggap nya lebih dari seorang teman, tetap saja hermione merasa cemas. Cemas akan perasaannya. Bagaimana jika tori mencintai draco lebih dulu darinya? Bagaimana jika draco akan menjauh dari dirinya?

Semua pertanyaan itu terus dipikirkan hermione dan tak satupun ada jawabannya. Setelah berjam-jam terjaga, akhirnya hermione tertidur dengan kepala yang penuh dengan gagasan akan draco-astoria-dan juga dirinya.

***

"jam 2 siang di aula besar. Kau dan draco harus datang untuk membantu menghias ruangan pesta dansa. Jangan sampai telat, kami para prefek juga akan ada di sana untuk membantu". kata salah seorang prefek dari house ravenclaw.

Hermione menganggukan kepala dan berjanji tidak akan datang telat. Namun sulit untuknya memberitahukan draco akan pertemuan siang nanti. Suasananya pasti akan canggung. Ia berjalan sambil berpikir bagaimana cara menyampaikan hal ini tanpa melihat wajah lelaki itu. Hermione berpikir dan berpikir hingga ia sadar, tidak ada cara lain. Ia memang harus bertemu dan meyampaikan nya secara langung. Akhirnya ia menghampiri draco yang sedang berdiri dan mengobrol dengan blaise di taman.

"menghias aula besar pukul 2 siang. Jangan sampai terlambat atau aku akan disalahkan para prefek." Kata hermione dengan cepat sambil melihat ke samping tanpa memperhatikan wajah draco.

Setelah itu hermione berbalik dan berjalan dengan cepat hendak menjauhi tatapan draco. ia benar-benar tidak mahir dalam hal menjauhi-orang-yang-menyatakan-perasaanya-padamu. Ia mempercepat langkahnya saat mendengar suara draco yang memanggil namanya dari belakang. Draco menyamai langkahnya hingga tepat berada disamping hermione.

"kau kenapa?" Tanya draco. bukannya menjawab, gadis itu malah semakin berlari menjauhinya. Tapi kaki draco lebih panjang dan langkahnya jauh lebih cepat dari hermione. Jadi dengan mudahnya ia menyamai hermione dan kembali bertanya.

"kau tidak tuli kan? Aku bertanya ada apa denganmu"

"tidak ada apa-apa, sekarang berhenti mengikutiku dan pergilah" jawab hermione sambil tetap berjalan dengan cepat.

Draco tidak bisa berbuat apa apa lagi. Ia membiarkan hermione berjalan menjauhinya yang sedang berdiri diam. kenapa sih gadis itu?Tanya draco dalam hatinya.

***

"viona, bisa tolong geser pohon natalnya ke samping kanan? Ya, lebih ke kanan. Tidak tidak, nah benar begitu."

Hermione sibuk menata ruangan aula besar yang akan disulapnya menjadi ruangan dansa bernuansa natal. Ia begitu bersemangat saat disuruh menata hiasan. Tipikal perempuan, sangat suka berberes dan mengatur.

"hey Michael, pasang lampu gantung nya memanjang di seluruh tembok. Dan kau errica, bantu aku menghias meja dan lantai dansanya."

Yah, kira-kira seperti itu lah yang hermione katakan selama beberapa jam kedepan. Draco juga tak kalah sibuk. Ia membantu Dylan dan Michael mengatur arus listrik yang akan digunakan di pohon natal, lampu gantung, dan juga lampu lampu sprinkle yang memutari aula. Draco juga sesekali membantu prefek perempuan yang kesusahan membawa barang berat.

'Oh, tuhan. Meja ini sangat berat. Aku benar-benar tidak bisa menggesernya. Bagaimana ini? Yaampun memalukan sekali jika aku meminta bantuan orang lain, mereka pasti menertawakanku.'

Kata hermione dalam hati, sambil berusaha menggeser sebuah meja bundar yang rencananya akan di letakan di area makan malam.

Hermione terus mendorong meja dengan tangannya, hingga akhirnya meja tergeser dengan cepat dan sempurna. Keajaiban apa ini! Ia tersenyum dan menampilkan giginya, namun senyum itu tidak bertahan lama sampai ia tahu bahwa draco membantu mendorong meja disampingnya.' Bagaimana bisa aku tidak sadar? Bodoh hermione, bodoh!'

Draco yang tengah membantu mendorong meja dengan kedua tanngannya menoleh kearah hermione.

"kalau kau merasa kesulitan, mintalah bantuan orang lain. Sok kuat sekali." Draco berkata dengan wajah tidak peduli, tapi ia tetap membantu. 'cih, pura-pura tidak peduli tapi tetap membantu.' Seru hermione di dalam benaknya,

"dan kau terlihat sangat bodoh saat berusaha kuat mendorong meja. Sungguh, wajahmu membuatku ingin tertawa terbahak-bahak."

Draco mengatakannya sambil tertawa didepan hermione. Meja sudah berada pada tempatnya. Kini giliran hermione mencibir tidak jelas dan berbalik, berusaha mengerjakan tugas lain tanpa memperdulikan ejekan draco. tapi lagi-lagi, lelaki itu tidak berhenti mengganggunya.

"hei, kau tau? Wajahmu seperti mengatakan . 'ah sulit sekali. Meja ini sangat berat. Oh, tolong aku draco yang tampan' . Aku tau kau hanya gengsi meminta bantuanku, ya kan?, ayo mengaku." Draco menirukan suara hermione dengan nada kecil dan melengking.

"dengar ya pirang jelek. Kau salah tentang aku. Aku memang kesulitan mendorong meja tapi aku tidak memohon bantuanmu. Kau juga tidak tampan. Berhenti menggangguku bodoh." Kata hermione yang mulai kesal.

Hermione berjalan meninggalkan draco dengan wajah cemberut. Lelaki itu baru saja menganggap dirinya pura-pura kesulitan. Padahal ia memang kesulitan. Hari ini adalah hari yang melelahkan bagi gadis itu. Ia bolak balik mengatur tata ruangan, mendorong-dorong meja, menaiki tangga lipat, memasang lampu dan juga membersihkan kekacauan ruangan pesta yang belum jadi 100%. Ia bekerja hingga pukul 8 bahkan dirinya lupa akan makan malam. Ia terlalu lelah, badannya pegal dan benar-benar mengantuk. Jadi, ia melewatkan jam makan dan langsung kembali ke asrama tanpa menunggu draco yang masih mengobrol dengan beberapa prefek.

Saat sampai dikamar ia langsung membuka jubah dan blus nya dan memakai piyama putih bermotif bunga. Setelah membersihkan diri, gadis itu merebahkan tubuh lelah nya di tempat tidur. Hermione menaikan selimut hingga ke bahu dan memejamkan mata. Ia terlelap 5 menit kemudian dan tidur dengan sangat nyenyak. Hermione benar-benar capek hingga ia lupa bahwa dirinya masih wajib ber-patroli malam.

***

Stay (dramione)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang