Hi-Dreams

38 1 0
                                    

Awalnya Jira tak akan histeris, kalau saja mimpinya semalam adalah mimpi orang awam yang biasa-biasa saja. Membayangkan jika mimpi buruk itu menjadi kenyataan adalah hal terburuk yang akan terjadi di sela kehidupan monotonnya. Ia bergegas pergi ke toilet untuk membasuh wajahnya yang kusut dan penuh rasa cemas.

"Kalau mimpi itu benar terjadi.... Aku harus bagaimana?"

-Hi-Dreams-

Jira berlari menuju halte. Di dalam bis, ia mulai kembali mengamati hal-hal yang terjadi belakangan ini. Kalau harus dibandingkan dengan agen-agen FBI yang pintar melacak sesuatu, Jira tak bisa dikatakan payah untuk tak bisa disandingkan dengan para mata-mata.

Seminggu ini, Yoongi tidak memberi tanda hati pada setiap foto yang diunggah gadis itu. Ya, mungkin beberapa diberi tanda hati. Namun, kenyataan kalau foto-fotonya ada yang dilewat secara cuma-cuma merupakan tanda dari ancaman yang mungkin akan datang.

Ia kemudian mencari-cari informasi melewati notification from following. Dan, boo! Yoongi terlihat memberi hati pada beberapa akun yang notabene bukan akun milik Park Jira. Yang pertama, ia memberi hati di foto-foto gitaris, lalu pemain bola, lalu penyanyi kesukaannya, dan yang terakhir, foto seorang gadis.

Ah, dasar lelaki! Senang sekali, sih, memberi tanda hati di foto gadis yang, ehm, seksi seperti itu! Jira bukan tipe-tipe gadis yang suka berpakaian minim dan punya foto bak model-model kelas kakap. Yang ia punya hanya foto konyol dirinya yang diberi efek cermin sehingga terlihat seperti alien. Berbeda dengan gadis yang fotonya diberi tanda hati oleh Yoongi, berpakaian minim, berpose ala model, berkata-kata seperti anak gaul, dan tentunya memiliki cukup banyak likers. Ugh, Jira muak!

Tapi di dalam hatinya, ia masih berharap kalau mimpi buruknya itu tak jadi kenyataan.

"Kang Yura!" Jira berlari mendekati gadis berambut sebahu yang tengah mendekap buku tebal.

"Aku semalam bermimpi aneh...."

"Hey!" Tiba-tiba datang Kate, dengan segala bentuk rancu dalam gayanya yang acak-acakan. Jira tak ingin lama-lama berbasa-basi hanya untuk menyapa Kate, kalau kalian mau tahu.

"Semalam aku mimpi Yoongi punya pacar!"

"Jira--" Kate ingin berujar, namun dengan sigap Jira memotongnya.

"Dalam mimpiku, pacarnya itu adik kelas! Dan mereka tengah berpacaran di dekat taman kampus ini! Aku melihat mereka seakan-akan semuanya nyata!" Jira bercerita berapi-api. Menceritakan mimpi buruknya pada Yura memang hobinya, sampai Yura tak mengerti mengapa hanya mimpi buruk saja yang diceritakan gadis itu.

"Hmm... Begitu, ya." Sayangnya, Yura kurang tertarik.

"Jira, sebaiknya kamu dengarkan aku sekarang." Kate sedikit menaikkan intonasinya.

"Jangan melirik ke belakang, karena semua itu akan membuatmu sakit hati."

Tapi... Manusia mana, sih, yang mau menuruti perintah macam itu? Jira memutar tubuhnya, lalu mendapati Yoongi tersenyum ke arahnya.

Mungkin ia akan bahagia, jika tangan Yoongi kosong dan bukan tengah menggandeng gadis lain yang notabene benar-benar adik kelasnya.

"Sudah kubilang jangan, kau tak mau dengarkan aku, sih! Yoongi itu sudah punya pacar, dan sialnya dia benar-benar adik kelas!" Jira terlihat kalap mendengar pernyataan Kate.

Gadis itu merutuk dalam hati, kenapa dari sekian banyak mimpi, harus mimpi semalam yang jadi kenyataan?

Fin.

HiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang