Gue Diva. Diva yang mengalami metamorfosis , dari anak culun , menjadi famous. Gue anak SMA Pelita di Jakarta. Gue punya pacar , namanya Aldo. Aldo Nugraha. Anak basket dan jago main drum. Gue sih lebih suka cowok yang nggak terlalu pinter di pelajaran , tapi pinter di passion. Tapi ada masalah , yang pingin gue ceritakan ke kalian. Gue sih orangnya , ter-update , ter-heboh, ter-Cetar dan ter-sabar. Gue memang terkenal lumayan pinter. Setidaknya 5 besar pasti masuk. Gue punya temen ter-baik yang pernah ada , yaitu Anna, Cecil, Stephanie. Anna, si baik hati. Cecil, si bawel. Stephanie, si pintar.
" Cecil! Gue bisa bareng lo? " tanya gue sambil memohon-mohon.
" Buruan. Kalau Gue tinggal , lo ke kunci di dalem. " kata Cecil sambil mengerutkan dahi.
" Iya. Sabar dikit! " kata gue sambil membenahi bawaan gue yang udah kayak orang mau pindah rumah.Sesampainya dirumah gue yang bisa dibilang campura antara javanese dan Eropa , gue langsung say Goodbye aja sama si bawel Cecil. Sumpah gue bosen dengerin celotehan Cecil tentang cowok Korea yang bikin kuping gue pengeng rasanya. Terus, Cecil bahas gebetannya yang baru aja dia gebet kemarin. Sampai gue ketiduran dan dia jadi Duck Face banget. Tapi , itu cukup buat gue seneng banget. Karena, pada akhirnya , celotehanya yang membosankan itu , telah usai. Bisa kalian bayangin sih , Cecil itu kalau udah cerita panjang lebar , gak bakalan selesai 30 menit. Kalau udah 1 hari , dia baru puas. Yah, biasa lah calon Kepsek. Santai , cil !
Sampai di rumah gue baru ingat sesuatu , Goblok lo Div! Tas les lo ketinggalan! Shit! Bodoh lo! Itu kan penting banget. Kalau nggak ada itu , gue nggak mungkin bisa masuk 5 besar! Kata gue dalam hati. Gue kadang benci diri gue sendiri. Gue itu kalau dalam hal yang menyangkut masalah barang-barang, jangan pernah ditanya soal kecerobohan gue! Gue mah gitu orangnya! Gue memang kadang rada goblok. Dalam tanda petik , dalam masalah jaga barang bawaan gue sendiri. Untung barangnya yang ketinggalan, kalau hati gue yang ketinggalan , gimana? Siapa yang mau ngambil?
🔲🔳🔲🔳🔲🔳🔲🔳🔲
" Aldo, Nanti sore jalan-jalan yuk! " tanya gue lewat telpon
" Kayaknya nggak bisa , Div. Jalan-jalan aja sama temen mu! Sorry banget ya " kata Aldo dengan nada minta maaf.
" ya udah deh. Bye! " kata gue ganas
Tut. HP gue , gue matiin. Gue kesel sama Aldo. Aldo itu kayak pejabat aja. Serba sibuk. Nggak pernah punya waktu buat gue. Mendingan Gue nggak punya pacar , daripada gue nggak pernah diperhatiin. Nah, sekarang waktunya chat sama trio tengil itu.Diva : kampret dah si Aldo.
Cecil : eh, Div. Lo itu jalan tol apa? Nggak selesai-selesai deh berantem sama Aldo. Gue jadi bingung sendiri.
Anna : lo itu bisa santai dikit nggak sih , cil ? Kita aja nggak tau masalahnya apaan.
Diva : gue itu kan ngajak jalan si Aldo , terus dia bilang nggak bisa. Perasaan ya, setiap gue ngajak dia jalan , pasti dia nggak bisa dan malah nyuruh gue jalan sama kalian. Kesel deh. Gue putusin aja kali ya?
Cecil : SETUJU !
Anna : SETUJU !
Stephanie : SETUJU !
Cecil : lagian, lo punya si Jerry itu kan? Gebetan simpenan lo!
Diva : iya ya! Gue gebet lagi aja. Pinter juga lo , Cil!Gue taruh iPhone gue di meja belajar. Pandangan gue tertuju pada sebuah foto. Foto itu adalah foto gue dan Jerry waktu kemah di Puncak. Gue inget banget , waktu itu dia masih jadi gebetan gue yang gue sayangi lebih dari sayang gue sama Aldo. Dia baik banget sama gue. Perhatian , bisa dibilang sayang , dan di mata gue , dia itu.. SPESIAL.
Gue selalu ngerasa nyaman di deket Jerry. Selalu ngerasa ada yang nge-lindungin dan nge-jaga gue. Itu nggak pernah gue dapat dari Aldo. Kalau gue di deket Aldo , nggak pernah ngerasa nyaman. Pasti ada rasa pingin di deket Jerry. Padahal , kalau di hitung-hitung , gue lebih banyak kenal sama Aldo. Ini memang menjadi keputusan gue buat mutusin Aldo. Gue mau , gue punya pacar yang baik, perhatian, dan punya banyak waktu luang. Menurut gue , Jerry itu lebih sederhana , sopan dan perhatian. Padahal kalau dilihat dari harta , menang Jerry. Kalau Aldo itu, sok kaya , sok populer , dan nggak punya sopan santun sama orang lain. Ini memang harus gue lakuin. Gue harus mutusin si Aldo , dan gue gebet si Jerry lagi. Gue harus lakuin itu sebelum semuanya terlambat. Gue lebih sayang Jerry daripada Aldo. Gue lebih milih Jerry daripada Aldo. Gue yakin dengan keputusan gue sendiri. Besok , gue harus mutusin Aldo. Harus!
🔲🔳🔲🔳🔲🔳🔲🔳🔲
" Aldo! " panggil gue dengan nada judes.
" Apa Chubby Bunny Diva? " tanya Aldo sok santai dan sok perhatian.
" Gue mau kita PUTUS!! " kata gue dengan Se-tegas tegasnya.
" Lah, kenapa? Aku salah apa? " tanya Aldo dengan wajah bingung
" Lo nggak pernah punya waktu buat gue. Lo lebih milih band lo itu , daripada gue. Dan , gue lebih milih Jerry. Jerry itu sederhana , sopan dan nggak sok kaya meskipun dia kaya. Tapi lo ? Lo itu , sok kaya , nggak punya sopan santun , dan nggak pernah bikin aku bahagia! Jelas? Gue pergi. " kata gue sambil setengah teriak judesGue tinggalin aja tuh , si Aldo anjir itu. Gue bisa ngerasa , kalau dia sebenarnya masih bingung sama omongan gue barusan,But , i don't care! . gue langsung menuju ke kelas gue untuk ketemu sama trio tengil. dan saat gue mau naik tangga, gue ngerasa di colek sama orang, dan gue berbalik ke belakang. Ternyata... JERRY yang nyolek gue. betapa berdebar-debarnya hati gue. Perasaan gue kalang kabut. Entah harus seneng , atau kaget. Yang jelas , gue bahagia ada Jerry disitu. Omaigat!
" Hai , Diva! pagi! " sapa Jerry dengan senyum tampannya
" Hai , Jerry! pagi juga. kamu mau ke kelas? " tanya gue dengan nada ramah
" wait! Tumben nih nggak pake lo gue ? dan gue perhatiin , lo salting gitu sih? " tanya Jerry sambil setengah heran liat tingkah gue yang salting daritadi.
" Ah , nggak. kenapa manggil aku? " tanya gue dengan senyum pencitraan yang selalu gue pake kalau ketemu cowok.
" Ntar sore , nongkrong di Coffee Cafe seperti biasa ya. kalau bisa sih. kalau nggak juga nggak apa-apa. " katanya dengan nada memohon.
" Ntar , gue telpon ya. Yaudah , gue ke atas dulu ya. bye! " kata gue sambil melambaikan tangan dengan malu-maluGue bisa bayangin, seberapa saltingnya gue didepan Jerry. dan itu sungguh .. Memalukan.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
In New Year
Teen FictionGue maunya kita selalu berdua. Gue berharap bisa bertahan sampai kapanpun. Gue maunya gitu. Tapi , lo nggak pernah lagi nganggep gue pacar lo. Dan, lo lebih milih Milly daripada gue. Okelah , gue bisa terima. Tapi, yang nggak bisa gue terima, lo mut...