"PETEEEEEEE!"
"Steph?"
"Pete, coba lo liat hp lo sekarang juga. Ada notifikasi sms kan? Berapa kodenya? CEPETAN!"
Dengan kesadaran gue yang masih setengah, gue berusaha mencerna apa yang baru dikatakan Steph dan memberitahu kode yang dikirim dari salah satu bank kartu kreditku.
"Kamu memang yang terbaik. Love you! Sana balik tidur!"
Gue otomatis tersenyum kalau sudah mendengar kata sakti tersebut dari Steph, dan berusaha menutup mataku kembali. Gue lelah banget, semaleman jaga di rumah sakit karena ada pasien yang mau melahirkan normal tapi pembukaannya ada masalah.
Untung saja keduanya selamat, dan setiap kali gue menyaksikan adanya kelahiran nyawa baru di bumi ini, gue senang. Gue bahagia bisa menjadi bagian tersebut.
Baru saja gue mau kembali ke alam mimpi, dan melanjutkan mimpi dimana gue sedang meremas pantat seksinya Steph, gue teringat sesuatu.
Tadi dia bilang apa? sms dari bank?
Gue langsung melek dan buru-buru melihat Iphone gue. Ini bukan sekali-dua kali, tapi setiap kali gue dapat notifikasi dari bank, gue lebih jantungan daripada gue menangani pasien gue yang in labor.
Bayangin aja, sekali transaksi, Steph bisa membeli tas yang nominalnya mencapai 8 digit. Dan benar saja, begitu gue melihat pesan masuk, sudah ada transaksi dari kartu kredit gue yang jumlahnya...ya sudahlah.
Gue... bahkan sudah pasrah meratapi tabunganku. Gue menghela nafas, dan kembali tidur berharap di dalam mimpi gue bisa spank pantat favoritku itu.
Mudah-mudahan mimpi gue semua bisa jadi nyata. Seperti yang Lana bilang, dreams do come true tiap kali kumpul dan dia lagi ngebahas film disney terbaru.
Gue aminkan sajalah menurut prinsipnya dia. Ga ada ruginya juga.
Uang masih bisa dicari kan?
Sial. Gue ga bisa tidur. Sadis banget si Steph sekali beli tas ya ampun. Gue sekarang jadinya ga bisa tidur gara-gara galau tabungan gue.
STEPHANIE GRACE WINATA!
---
"Jadi gimana?"
"Gimana apanya?" tanya gue balik ke Stefan sambil memasukkan bola ke dalam ring.
"Lo dan Steph. Masih ga ada perubahan?"
Gue menghela nafas lelah dan membanting bola tersebut di lantai. "Bisa perubahan gimana? Ya gini-gini doang."
"Masih jadi atm berjalannya Steph?" ujar Dominic dengan geli.
Gue mendelik kesal ke arah mereka. Hari Minggu yang harusnya menjadi boys' quality time malah sibuk ngebahas gue dengan Steph.
Yeah you heard me right. Meskipun kami bertiga sudah tua dan mempunyai karier masing-masing, minimal sebulan sekali pasti kami kumpul bareng. Bukannya cemen, tapi semakin tua, semakin berkurang juga teman yang kita punya. Jadi ya, tanpa kami sadari ini sudah jadi kebiasaan sih.
Beruntung karena pacar, eh salah, maksud gue, cewek yang kami suka juga sahabatan baik, jadinya gampang kalau mau ketemuan. Tinggal ngumpul di satu mall, terus masing-masing jemput cewek kita balik terus quality time.
Tapi itu hanya terjadi kepada dua cunguk di depanku. Ralat, satu doang setelah Stefan diputusin Nana karena foto mesumnya dengan sepupunya.
Jarang banget Steph mau gue ajak gituan tanpa tabungan gue dikuras sama dia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Love (OneShot Collection)
RomanceBerisi kumpulan cerita pendek bertema romance yang ditulis penuh cinta oleh TheJenne :P Beberapa cerita pendek lainnya adalah spin-off dari Head Over Heels for You, Doctor (Completed), dan juga Ex with Benefits (Ongoing). Enjoy!