PARALYZE
Berhenti membohongi diri sendiri. Kau pengecut.
.
Aku tak mengerti. Bagaimana seseorang menyembunyikan begitu banyak rasa sakit?
Bagaimana mereka berkata ya dan sebenarnya adalah tidak? Aku ingin bertanya, apakah benar kau hanya berbohong? Hanya untuk membuktikan bahwa kau baik saja, mungkin?
Aku tertawa. Miris dan menyedihkan.
Dasar, manusia bertopeng dua. Hei, kau pikir aku siapa hingga tak mengetahui isi hatimu. Kau kecewa, bukan? Kecewa karena sesuatu menghilang dari hidupmu? Jujurlah.
.
Aku tersenyum miring. Terlalu banyak kata yang diungkap Jeon Jungkook di hadapanku. Terlalu banyak kalimat yang membuatku tertohok dan aku mengalihkan pandanganku.
"Lihatlah aku."
Seperti itulah ketika ia benar-benar membuatku terpojok. Memaksaku untuk mengakui bahwa apa yang ia katakan benar.
Aku menoleh dan menatap langsung manik hitam siluet dihadapanku. Ia mengangkat tangan kirinya, sedang aku menaikan tangan kananku. Berusaha menyentuhku, namun tak akan pernah sampai kurasa.
"Kau pengecut!"
Dan dengan begitu, cermin dihadapanku pecah. Hancur berkeping-keping. Dan aku merasakan, sesuatu dalam jiwaku, rusak.
Aku telah berbohong.
-PARALYZE-
"Yo, Jungkook!" Taehyung, teman sekelas. Pangeran sekolah, tajir. Aku tidak begitu peduli statusnya sebagai Presiden Siswa, yang aku tahu dia adalah jelmaan makhluk asing bernama alien.
"Yo, Hyung." Aku menaruh tas pada meja kosong milikku, menyandarkan kepala dan mulai tidur.
Sialan si bangsat Taehyung ini, baru saja menyentuh alam mimpi indah bersama bidadari surga, ia melemparku buku setebal al kitab tepat di kepalaku. Anjing memang, tapi aku menganggapnya sedang masuk tahap sok pahlawan.
Lihat saja, sebentar lagi ceramah garing mengenai tidur pagi dan mengabaikan guru adalah tindakan tidak benar. Aku berpura-pura mengambil nafas panjang dan mendengarkan ocehannya yang nyatanya hanya seperti angin lewat saja.
"Hey Jungkook!" suara Taehyung lancang memanggilku. Aku menoleh untuk melihat apa yang ia maksud. Taehyung menggidikan dagunya kearah pintu dan membuka mulutnya membentuk kata J-i-m-i-n.
"What the fuck!" bisikku pada Taehyung dengan wajah apa-kau-bercanda.
"Aku bercanda! Kenapa serius sekali," ujarnya sambil mendatangi mejaku. Aku sudah memasang wajah apa-kau-siap-mati sambil mengacungkan jari tengah tepat di hidungnya.
"Fuck you!"
"Ei, jaga sikapmu!"
.
Sial. Gegara aku membangkang kalimat jangan tidur milik Taehyung, aku disuruh mengembalikan dua puluh delapan buku dengan tebal selimut musim dingin milik Ratu Inggris. Dua kali ruang kelas di selatan menuju perpustakaan di bagian utara benar-benar membuatku dongkol.
Ketua kelas dan Presiden Siswa memang licik. Ck.
Aku keluar dari perpustakaan dengan tergesa, pasalnya disekolah ini sering ada pencurian. Jangan-jangan ponsel pintar dengan memori penuh simpanan dari situs terlarang ikut terambil pencuri?!
Aku mempercepat langkahku sebelum aku melihat bayangan seseorang yang begitu kukenal berjalan berlawan arah denganku.
Aku memandang hal selain manik coklat beningnya, berpura-pura tak menyadarinya.
"Jungkook?" aku tersentak. Tanganku ditarik jari kurus Jimin beberapa saat sebelum aku menyadari dan melepaskannya. Aku menoleh kesamping dimana ia menatapku.
"Ada apa." jawabku dingin, berusaha tak membuat kontak mata dengannya.
"A-aku ingin bicara."
"Kau sudah bicara, Hyung."balasku cepat. Aku menunggunya membuka mulut. Hal apa lagi yang akan dibuat alasan olehnya. "Aku tak punya banyak waktu, maaf."
Dengan begitu aku meninggalkannya.
.
Jungkook hanya tak mengetahui bahwa setitik air mata jatuh dari manik Jimin. Lalu sejuta tetes yang tak akan disadari oleh Jungkook.
To be continue.
a/n:
weiz gua nulis lagi͡° ͜ʖ ͡°
memory belom lanjut nih otak ane stuk -_-
mau nyalurin ide dm gua ye butuh inspirasi buat ngelanjut walopun peminatnya semakin dikit : )
KAMU SEDANG MEMBACA
PARALYZED
FanfictionCast: Jeon Jungkook Park Jimin Berhenti membohongi diri sendiri. Kau pengecut.