(1)

659 20 1
                                    

"Man Jadda Wa Jada . Siapa yang bersungguh-sungguh pasti dia akan berhasil"

Deg...deg...deg...
Nurrasyia berjalan menuju mading sekolahan nya sambil berzikir . Ia sangat gugup. Hari ini pengumuman kelulusan . Rasyia bukan anak yang cerdas , bukan juga anak yang memiliki nilai dibawah rata rata . Nilai rasyia selalu mencapai standar . Sebulan sebelum UN rasyia sudah mempersiapkan diri , rasyia sangat mengharapkan masuk Universitas Indonesia , maka dari itu rasyia berusaha belajar semaksimal mungkin.

Di depan mading sudah banyak siswa-siswi bergerombolan . rasyia sangat membenci hal yang berdesak desakan. Ia mundur lalu duduk di sebuah kursi sambil menatap ke arah siswa siswi yang masih berdorong dorongan agar bisa sampai kedepan mading .

Ketika rasyia melamun ada siswa laki laki yang bertubuh atletis , putih , dan tegap menepuk pundak rasyia . Rasyia mendongak kan wajahnya menatap tatapan lembut laki laki itu.

"Ehm.. h-hai" sapa Reza kikuk , ia baru bersekolah di SMA Harapan Bangsa 6 bulan yang lalu . Rasyia hanya tersenyum lalu menggelengkan kepala nya , setelah itu ia menunduk memainkan ponsel nya .

Reza merasa kesal karena dari tadi say hay nya tidak di gubris.Biasanya waktu 1 menit pun cukup bagi reza membuat para wanita tergila gila akan gombalan reza , jangankan digombalin di senyumin aja udah salah tingkah

Lupakan soal salting..

"Oh kamu udah nemu nama kamu ga di mading? " tanya reza
"Masih penuh" rasyia menunjuk mading dengan dagunya lalu tersenyum.reza duduk di sebelah rasyia , reflek rasyia bergeser sedikit agar ada jarak diantara mereka.

Disisi lain jantung rasyia berdetak lebih cepat dari biasanya , ia tidak tahu apa penyebabnya , ia hanya kagum melihat wajah tampan dan tubuh atletis reza.Reza sedari tadi bingung ingin berbicara apa karena ia sangat tidak tahu tentang rasyia . Karena rasyia orang yang tertutup dan anti sosial.

Rayia berlalu melihat kearah mading . Ia terkejut bukan main . Tertulis jelas nama nya masuk peringkat dua . Rasyia ingin segera pulang menyampaikan kabar bahagia kepada abi dan ummi nya bahwa rasyia juara umum 2 untuk pertama kalinya .

"Alhamdullillah usaha rasyia selama ini gak sia sia"batin rasyia. Lalu rasyia tersenyum
"eh kenapa senyum senyum?" Reza tersenyum jahil ke arah rasyia tapi rasyia tidak menggubris senyuman reza.

"Gak papa kok" rasyia tersenyum sekilas . "Eh syia , lu udah liat mading gua liat elu juara umum 2 nya" reza tersenyum puas . Rasyia memberhentikan langkah nya menatap wajah reza hanya berberapa detik lalu tersenyum kemudian ia menjawab " sudah " lalu rasyia melanjutkan perjalananya , reza mengikuti rasyia dari belakang

"Eh lu tau ga yang juara umum 1 nya siapa?" Reza tersenyum miring
"Tau kok kamu kan?" Rasyia tersenyum , lalu ia melanjutkan kalimatnya
"Selamat ya" reza tersenyum kikuk "iya syia , selamat kembali"

Rasyia berjalan menuju gerbang depan , dan dibelakangnya masih ada reza yang mengikutinya , ia merasa risih dengan sikap reza . Rasyia menunggu di depan gerbang , menunggu jemputan . Rasyia memang bisa mengendarai mobil tapi abang nya melarang .

"Lu naik bus?" Tanya reza , rasyia hanya menggeleng "dijemput" . "Sama gua aja gimana?gua bawa mobil" reza menawarkannya dengan antusias " terimakasih , tapi gue dijemput" rasyia terswnyum , reza sudah tau pasti jawaban rasyia tapi ia berusaha dan mencari alasan agar rasyia mau ikut bersama nya dan lebih dekat .

"Ini panas lo " ujar reza . Reza tahu persis sifat perempuan . Sangat takut terik matahari . "Biasa aja" jawab rasyia cuek. "Sekolah udah sepi loh gak takut" ujar reza masih belum menyerah " ini siang" ucap rasyia malas , ia sudah mulai muak dengan orang yang berada di sebelah nya . "Lo itu cantik , kalau ada apa apa gimana?" Ujar reza yang masih terus berusaha

Rasyia memutar kedua bola matanya. Ia tidak menggubris perkataan reza . Reza sangat kesal ia langsung berpaling berjalan ke arah mobilnya meninggalkan rasyia "cih belagu" umpat nya dalam hati .

Reza mengendarai mobil nya , rasyia berdiri depan mobil reza . Otak jahil rasyia mulai bekerja , reza mengklakson mobil nya . Membuat rasyia berpaling lalu memekik " REZA!?!" Rasyia setengah berteriak . Reza tersenyum puas . Tiba rasyia memegang dada nya , wajah nya menampilkan ekspresi kesakitan .

Secepat mungkin reza membopong rasyia ke kursi penumpang bagian belakang . Ia melajukan mobil nya dengan kecepatan penuh menuju rumah sakit terdekat. Sedangkan rasyia sedari tadi meringis kesakitan .

Sesampai dirumah sakit reza berteriak memanggil petugas rumas sakit . Rasyia pun di bawa kesuatu ruangan . Reza membawa tas rasyia . Ia menunggu di depan ruangan . Ia merutuki kesalahn dirinya sendiri . Ia mengusap wajah nya dengan kasar . Tiba tiba ada suara dering handphone dari tas rasyia . Awal nya reza takut membuka tas nya . Tapi takut kalau itu penting jadi reza mengangkat nya

"Assalamualaikum sayang , kamu dimana? Abang baru sampai bandara ini . Gak niat jemput abang?" Ujar orang diseberang sana . Reza menggigit bibir bawah nya gugup . Ia tidak tahu harus mengatakan apa

"Rasyia?" Ujar orang diseberang sana merasa perkataan nya tidak di gubris. " rasyia nya dirumah sakit . Gue teman nya " ujar reza gugup
"APA?! Rumah sakit mana?!" Orang disana memekik terkejut , reza menyebutkan alamat rumah sakit nya . Lalu telponnya terputus . Sebelum telponnya terputus samar samar reza mendengar orang itu mengucapkan "maafin abang gak bisa jaga rasyia" ujar nya .

Reza menyimpan handphone rasyia di saku baju nya . Ia mengambil handphone nya dari saku celana lalu menelpon seseorang .

"Gue raasa ini semua makin sulit" ujar reza gusar. "Serah lo lah kalau lo mau berhenti suka suka lo . Tapi inget perjanjian" ujar orang di seberang . Reza mematikan telponanya kesal . Ia benar benar terjebak saat ini .

Tiba tiba ada yang menarik kerah baju reza , mendorong nya kedinding dan ...

BRAK..

Seorang yang berperawakan tinggi , gagah , putih tinggi menggunakan jaz , ia sangat tampan .

"Apa apaan ini" ujar reza tidak terima , ia memengang ujung bibir nya yang berdarah . "Lo apakan adik gue" ujar nya menunjuk wajah reza , laki laki itu tampak khawatir dan sangat emosi . "Gue gatau " ujar reza melawan .

Seorang dokter cantik dan muda keluar dari ruangan rasyia , "ayu andinie" reza membaca name tag nya. " ivan?lo balik?" Ujar perempuan itu menatap laki laki tadi yang ternyata bernama ivan . "Jangan bahas ini dulu . Gimana keadan rasyia" ujar ivan dingin . Dokter tadi menarik nafasnya lalu menghembuskan nya dengan kasar .

"Dia baik baik aja , penyakit nya kambuh karena terkejut" ujar dokter itu . Sesegera mungkin ivan memasuki ruangan rasyia . Dokter itu menatap punggung ivan yang menjauh lalu berbalik menatap reza intens .

"Lo siapa? " ujar dokter itu sarkas . " temen nya" ujar reza datar . Dini hanya ber-oh-ria . Ia berjalan melewati reza . "Tunggu gue perlu bicara sama lo" ujar reza menahan lengan dini . Dini menepis tangan reza kasar . "Keruangan gue" ujar dini sarkas . Ia berjalan mendahului reza . Reza tersenyum miring lalu mengikuti dokter muda itu .

Sesampai diruangan dokter itu reza itu . "Intro" ujar reza santai . "Gue dokter" ujar dini sambil tersenyum remeh . Mereka sekarang sedang duduk berhadapan . Hanya dihalangi sebuah meja .

"Semua orang tahu itu " ujar reza dengan nada mencemooh "teru?" Ujar dini sambil mengangkat sebelah alis nya . Reza menatap dini dengan tatapan "jangan pura pura bego" . "Okey , gue dokter yang menangani penyakit rasyia" ujar dini mengalah . "Apa penyakit rasyia" ujar reza penasaran " kelainan jantung , jantung nya sangat lemah. Okey silahkan keluar gue banyak kerjaan" ujar dini mengakhiri . Reza mendengus kesal lalu keluar dari ruangan itu . Ia beranjak keparkiran . Meninggalkan rasyia . Ia berpikir " toh udah ada abang nya" . Reza pergi meninggalkan rumah sakit menuju rumah nya






Hay hehe gue unpublish cerita ini . bakal gue repost kok tapi alur cerita nya beda . Walaupun alur cerita nya beda tapi tokohnya tetep sama . Selamat membaca cerita yang baru ya wkkk

Get Stuck!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang