Begitu aku melihat dia, sepertinya Roy melakukannya dengan baik. Itu membuat aku merasa puas karena aku sudah memberikan gadis itu pelajaran baru di sini. Aku sibuk menatapnya dan tertawa geli, namun aku tidak sadar Syisil menatapku curiga.
"kenapa kamu tertawa melihat Prilly? Kamu ngerjain dia?" tanya Syisil padaku.
" kamu gak perlu ikut campur urusan aku Syil, atau kamu mau kita putus sekarang?!"balasku dan beranjak dari bangku Kantin.
Aku berjalan memasuki kelas namun sesaat aku melihat gadis itu gelisah, ya gelisah menahan kesakitan itu, aku tau dia pasti sekarang kesakitan karena Misiku dengan Roy. Biar dia tau bagaimana kalau dia berani melawan seorang Aliando Majikusuma Nugraha. Aku akan membuat siapapun tau posisinya saat ini.
"Bro gimana berhasil? "tanya roy padaku.
"lo mah emank bisa di andalin Roy, gue bakalan kasih lo komisi karena udah bantu gue. Sekarang kita lebih baik masuk. Karena setelah ini jam pelajaran Bu sania. Guru killer namun sangat cantik.
Prilly P.O.V
Kenapa perutku mengulah seperti ini? Padahal di kantin aku tidak memakan sesuatu yang pedas? Apa aku alergi makanan sesuatu? Tapi tidak, kalau alergi pasti aku sudah merasa gatal di bagian tubuh, kenapa sebenarnya ini? Sepertinya aku harus ke ruang piket, aku izin aja buat pulang, dari pada aku akan menganggu konsentrasi teman~temanku di kelas
*
Setelah selesai permisi pada guru yang piket hari ini, aku segera membereskan buku dan segera beranjak dari kursi kelas yang akan ku tinggalkan hari ini. Aku berjalan dari halaman belakang, namun aku tidak sengaja mendengar.
"kerja lo bagus roy, gue liat dia mules~mules. Nih ada sedikit hadiah buat lo yang udah jalani misi balas dendam gue." ucap salah satu pria yang berada di ruangan kosong bagian belakang sekolah. Aku semakin mendekati ruangan itu namun aku tidak percaya kalau yang bicara itu adalah Kak Ali. Bagaimana mungkin? Apa kesalahanku? Apakah karena tadi pagi kak syisil minta kak Ali minta maaf padaku? Tapi kenapa dia membalas dendam padaku?.
*
Sesampainya aku dirumah, rumah begitu sepi yang ada hanya bi ima, Mama dan Papa sedang bekerja. Mama ku mempunyai toko bakery. Dari muda Mama memang suka membuat roti.Aku berada di kamar dan baru selesai minum obat yang di berikan oleh bi Ima. Sekarang perutku terasa lega, tapi kenapa Kak Ali begitu membenciku. Kenapa aku memiliki senior seperti dia? Aku harus mengirimkan surat untuk Chika dan juga Bella. Pasti mereka menunggu kabar dariku. Aku gak akan buang~buang waktu lagi. Aku akan cerita semuanya ke sahabatku itu.
Selesai menulis surat, bi Ima masuk dengan nampan berisi nasi dan lauk pauk sederhana.
" Non, yuk di makan dulu biar gak sakit lagi."ajak bi Ima
" bibi prilly gak SD Lagi loh, tapi bibi selalu manjain Prilly." balasku dengan berpura pura kesal.
"Non Prilly mau SD, ataupun Kuliah Nanti pasti bakalan terlihat kayak anak SD nya Non," ledek bi Ima.
"ih Bibi, sementang aku kecil, bibi selalu ngeledek ya. Oh ya bi, jangan bilang Mama ya kalau tadi Prilly sakit ataupun Pulang cepat dari sekolah, bibi harus Janji!! " ucapku tegas.
"ya Non, tapi yang penting Non Prilly harus makan dulu kalau enggak bibi aduin ke Nyonya". Balas bibi.
"ya di abisin, tapi kok masakan bibi gak enak ya?". Ucapku menjahili si Bibi
"masa sih Non gak enak, Sini bibi coba deh,"ucap bibi yang terkena jebakanku, benaranya aku gak habis makan sebanyak ini.hahahahaha
"bi yang ini juga gak enak, inu juga, nah bagian ini juga, tuh sikit lagi pasti terasa". Ucapku
"tunggu!! " Non ngerjain Bibi? "tanya bibi padaku. Aku tertawa keras, karena setelah ngabisi separuh makanannya bibi baru sadar. Hahahahaha
"gak kok bi, cuma berbagi aja sama bi Ima." balasku dan langsung melahap makanannya.
Ali P.O.V
" Ma.. Mana Dasi Ali?"teriakku.
" Ali bisa gak sih kamu gak teriak~teriak, buat telinga tante sakit aja". Jawab tante ku
"eh ada tante Jenny, ini tan Mama kemana ya?" tanyaku pada tante Jenny.
"Lagi di kamar tuh, ini kan dasi kamu Ali."ucap tante ku dengan menganggkat tinggi Dasiku.
" hmm.. Keponakan tante ganteng bungits, pasti ceweknya gak satu. Ayo jawab jujur!!" ucap tante
"tante nanya atau mau wawancara sih? " tanya ku pada tante Jenny.
"nanya sekalian kepoin kamu Li". Jawab tante.
"ya udah deh tan, Ali mau berangkat nih buru~buru soalnya". Ucapku.
"masih pagi Ali, emank kamu mau jumpai siapa pagi~pagi begini? pacar atau calon pacar? Tanya tante Jenny
"ada aja, Ali berangkat ya Tante, bilang sama mama Ali gak sempat sarapan, nanti sekolah saja"ucapku dan langsung berlari memasuki Mobil.
*
Author P.O.VJalanan yang begitu licin, karena semalam baru saja turun hujan. Sufah lama kota jakarta tidak mengalami hujan lebat seperti semalam. Ali yang sedang mengemudi selalu saja membuat ulah kali ini dia kembali menyiram seseorang dengan cipratan air di pinggir jalan. Kali ini Ali berhenti, ingin melihat si Korban mumpung juga blum terlambat karena hari ini dia terlalu pagi datang kesekolah. Tak lupa Ali mengambil 2 lembar uang berwarna biru dari dompetnya.
" eh sorry, lo gpp kan? Gue buru~buru ini ambil buat beli seragam baru."ucap Ali dan menyodorkan uang 50 ribu itu ke tangan seorang gadis dan lalu ingin beranjak.
"tunggu!!"ucap gadis itu, Ali menghentikan langkah dan berkata "Kenapa uangnya Ku.."Ali terkejut ternyata gadis itu adalah
"elo!! Ngapain lo disini? Hahahaha jadi lo yang kesiram, kasihan banget, muka lo cocok disiram dengan air peceran. Ada apa Lo manggil gue, uangnya kurang? Sebentar gue ambil lagi."ucap Ali mengambil beberapa lembar lagi dan memberikan uang itu kepada gadis itu.
"Kak Ali" lirih gadis itu.
"masih kurang uangnya? "ucap Ali
Namun gadis itu berjalan mendekati Ali PRAKKKKK sebuah tamparan mendarat di pipi kanan Ali. Ali begitu marah. "lo nampar gue, sini lo gue bakalan kasih lo pelajaran!! " Ali menarik tangan Prilly, dia memasukkan prilly kedalam Mobilnya, melajukan mobil dengan kencang tidak tau apa yang ingin di lakukannya. Kemarahannya sudah memuncak saat tangan mungil mendarat di pipinya begitu kuat.
Bagaimana kelanjutannya? Apa yang akan di lakukan Ali? Bagaimana nasib prilly? Apakah ali akan berbuat jahat kepada prilly? Apa nasib prilly akan menjadi lebih sulit dari sebelumnya,? Atau bahkan sebaliknya.
Yuk readers jangan lupa vote dan comment kalau mau baca kelanjutan cerita aku. Thanks u