(5)

55 1 0
                                    

"Kenapa ibu menangis ?" Tanya anak kecil yang keluar dari kamarnya dan melihat ibu nya menangis di ruang tamu

"Kenapa kamu bangun sayang , ini masih malam" jawab ibu padaku dengan senyum diwajahnya yang sayu

"Ayah" kata ku sambil memeluk ibu

"Tidur lah" jawab ibu sambil memeluk ku

"Tidakkah ibu ingin menceritakan sesuatu tentang laki laki itu ? " jawab ku sedikit kesal karena ibu mengalihkan pembicaraan

"Kamu masih terlalu kecil untuk mengerti sayang" , ibu masih tak menjawab pertanyaan ku dia masih mengalihkan nya dan dia juga mulai mengalihkan pandangan nya dari ku

"Baik aku akan cari tau sendiri siapa ayahku! " , jawab ku sambil melepas pelukan lalu lari ke kamar

Apakah ini yang didapat oleh anak yang ingin mengetahui tentang ayahnya , nah bagus ibu masih bungkam tentang laki laki itu ! Apa dia tidak tau bagai mana rasanya hidup tanpa mengenal laki laki yang seharusnya menjadi cinta pertama anak perempuannya , cih menyebalkan .

Aku terus memendam amarah pada ibu , aku tau seharusnya aku tidak seperti ini pada ibuku , tapi amarah menutupi hatiku .

------------------------------------------------

"Apa aku harus memberitahunya?" , ucap elena sambil menempelkan handphone di telinganya

"Kamu akan menghancurkan masa depannya " kawab seorang laki laki di hand phone milik elena

"Lalu ? Aku sekarang telah menghancurkan hatinya ! " , jawab elena geram

"Setidaknya bukan masa depannya , dengar elena cukup jaga dia dan rawat dia apa itu sulit ? " , kata seorang dibalik hand phone elena .

"Dia sudah seperti anakku , dan ini akan semakin sulit , aku mencintainnya ", jawab elena dengan air matanya

"Kau adalah agen wanita terbaik yang aku miliki , dan kau luluh hanya karena anak itu ! Bagaimana bisa !? " , jawab laki laki itu dengan nada menyentak

"Aku akan urus bagian ku dan kau urus bagaian mu , dia anakku sekarang ! " , jawab elena sambil menutup panggilannya

Elena menangis terisak isak dan tak tahu apa yang akan dia lakukan selanjut nya abak yang ia besarkan sekarang sudah semakin dewasa .

Elena pergi berjalan memghampiri kamar saphira , lalu mengetoknya

"Sayang ? Ibu tahu kamu belum tertidur , maafkan ibu nak , ayah mu adalah orang baik " , ucap elena pada saphira .

Tak ada jawaban dari balik pintu , mungkin dia tertidur pikir elena dalam hati , ia pun pergi meninggalkan kamar anaknya itu , atau mungkin bukan anaknya,,

Elena jaga anak itu hingga aku akan mengambilnya kembali ,
Kata kata itu terus berputar di kepala elena , karena apa daya jika dia sudah menyayangi anak itu sepenuh hati ?

"Apa apaan ini , aku tak bisa memberikannya pada laki laki itu ! " , ucap elena sambil duduk di ruang tamu

Tring tring

Bunyi hand phone elena

"Sudah ku bilang aku akan urus urusan ku dan kamu mengurus urusan mu ! " ucap elena

" hey lihat siapa yang tidak bisa melepaskan anak kesayangannya " , ucap laki laki di balik hand phone milik nya , suaranya mendesis seperti ular dan terbanyang wajah menyeringainya saat mengatakan hal itu

"Siapa kau ? ", ucap elena pada laki laki itu

"Aku yang akan menjadi pengasuh shapira setelah kau elena ", suaranya semakin menyeramkan dan membuat badan elena membeku sesaat dan tak menjawab kata kata laki laki itu

"Elen... elena jangan dengarkan dia!! , ja.. jaga saphira jangan biarkan sap... ", sebelum katanya terucap sudah terdengar senapan yang menembak sesuatu di balik hand phone itu

"Elena aku akan menggambilnya , kau tidak mau bernasib sama kan dengan teman mu yang satu ini ? Kau akan MATI jika tak menurutiku !" Kata laki laki itu sambil sedikit tertawa

"Sial siapa kau , aku tak akan ragu mati untuk nya ! ", jawab elena sambil memukul meja di ruang tamu

"Oh baik lah aku akan memulai permainannya" , jawab laki laki itu , tak lama terdengar suara mobil menabrak rumah di seberang rumah elena

Ia pun segera keluar dan memeriksanya , dan ia terkejut melihat tulisan di dinding rumah tentangganya yang di buat oleh darah

Elena kembalikan hartaku

Tulisan itu ada di samping mayat laki laki yang di duga menabrakan mobil nya ke rumah itu lalu bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri .

------------------------------------------------

"Ibu kenapa kita pindah rumah ?", ucap saphira pada ibunya yang sedang mengemasi barang

"Tidak sayang , ibu hanya punya firasat buruk saja " ucap ibunya pada saphira

"Apa karena rumah tentangga ki..", ucapan saphira terpotong oleh ibunya

"Bukan, sudah kita harus pergi" , ucap ibu saphira sambil menggendong saphira dan membawa koper nya

Kejadian itu terjadi saat saphira masih sekolah di kelas 3 sd , dan ia pun pindah rumah di tempat ia tinggal sekarang yang tak jauh rumahnya dari kinan .
Sebenarnya saphira sudah melupakan kejadian itu , tapi elena masih terhantui pikirannya oleh kejadian itu.

M: yosh ,, berapa tahun aku menggantung cerita ini tuhan , maafkan hamba mu ini *lari pinggir kali tenteng sendal mau loncat *

Maaf ya reader aku pantas menerima ini *loncat ke kali*

Bluk bluk

Maaf ya kayanya genre ceritanya mau ubah ke action nih tapi tenang aja ada romance nya juga ko , lagian aku sedikit kesulitan kalo masalah romance nih , gimana action ga apa apa kan *kedip kedip* lagian ceritanya tetep sesuai judul koo oke ? Oke ? *kedip lagi *

Dont forget to comment and stay with me *becau you all i need(nyanyi ala wizh khalifa)*
Eh maksudnya stay to waiting yaa :'3

A lot of sorry

Sya

Angin Dan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang