Jarak (Sekat Tak Kasat Mata di Antara Kita)

Prolog

JARAK

(USIA HANYALAH ANGKA)

Mereka bilang tabu untuk seorang perempuan berusia 28 tahun dan belum menikah. Naisha Dahayu seorang perempuan berusia 28 tahun dan belum menikah, bukannya tak sadar dirinya menjadi bahan gunjingan tetangganya. Naisha sepenuhnya sadar, sepenuhnya mengerti mereka yang sibuk mencampuri hidupnya adalah orang-orang yang masih memegang teguh adat timur, di mana seorang perempuan seusia dirinya yang belum menikah dianggap perawan tua.

Naisha hanya bisa menghela napasnya. Perempuan itu tak ingin menikah dengan laki-laki yang baru sekilas dikenalnya atau menerima jodoh dari orang tuanya. Bagi Naisha pernikahan bukan seperti itu, lebih dari itu pernikahan adalah proses mencari pelengkap kekurangannya untuk mendapatkan yang sempurna. Naisha ingat, beberapa temannya yang menikah muda berakhir di meja perceraia. Dalam pernikahannya nanti perempuan itu hanya ingin merasakan satu kali memakai kebaya pengantin dan duduk di samping laki-laki yang mengijabkan kobul untuk dirinya.

Sampai suatu saat pertemuannya dengan Arsa Najandra menimbulkan sebuah dampak dalam hidupnya. Laki-laki yang tiga tahun lebih muda darinya itu adalah mahasiswa abadi di kampus tempatnya mengajar. Arsa yang tak pernah bisa berpikir dewasa dan selalu mencampuri urusannya tanpa disadari Naisha membuat kehidupan Naisha jungkir balik, terlebih ketika tiba-tiba Arsa menawarinya menikah di tengah tuntutannya sebegai seorang perempuan untuk segera menikah.

Arsa dan Naisha, dua kepribadian yang bertolak belakang, Arsa dan Naisha dua manusia yang terpisah jarak, antara usia dan keyakinan. Tapi tak ada yang tahu takdir, tak ada yang tahu pasti pada siapa manusia itu berakhir, ada kalanya yang tak mungkin menjadi kemungkinan yang dinyatakan, adakalanya yang mungkin menjadi kemustahilan yang dinistakan.