.
.
.-Min Yoongi POV-
Lelah.
Kurasa itu kata yang tepat untuk menggambarkan perasaanku padamu. Selama ini aku mencoba melakukan yang terbaik agar hubunganku dengannya tetap terjalin. Tapi ternyata berbuntut kesia-siaan.
Aku berdiri di depan cermin lemariku sambil mengancingkan kemeja lengan panjang yang kupakai. Berkali-kali kuhela nafasku panjang. Pada akhirnya aku memutuskan untuk menerima keputusan orangtuaku untuk bertunangan dengan gadis yang sama sekali tidak aku cintai.
"Kau sudah siap?" tanya ibuku, menyembulkan kepalanya dari sebalik pintu.
Aku melemparkan senyuman palsu padanya. "Sebentar lagi, Ibu. Masuklah," ujarku sembari memakai jam tangan di pergelangan tangan kiriku.
Dia masuk ke kamarku dan berjalan mendekatiku. Dia membantuku membenarkan letak kerah kemejaku.
"Ibu senang akhirnya kau memilih menurut pada keputusan ayahmu. Bagaimanapun dia orang yang keras kepala sama sepertimu. Tapi Ibu bangga kau memiliki kedewasaan lebih daripada dia."
Aku hanya diam menatapnya. Walaupun berusia paruh baya tapi masih terukir kecantikan masa mudanya di wajahnya.
"Sudah pukul 7 malam. Ayo turun. Keluarga Yoon sudah menunggu di bawah," ujarnya.
Aku mengangguk kemudian mengikuti langkah kakinya menuju ruang makan di bawah. Terlihat keluarga Yoon sudah duduk manis di kursi ruang makan. Ibuku duduk di kursi yang berseberangan dengan ayah setelah membungkuk pada mereka. Aku juga membungkuk pada mereka kemudian duduk di samping Bomi, calon tunanganku, dan berhadapan dengan Nyonya Yoon.
Kami makan sambil mengobrol. Tidak, maksudku mereka. Aku hanya diam mendengarkan. Tumben sekali mereka mengobrol tentang keluarga, hiburan, atau olahraga. Ini tidak biasa karena biasanya mereka hanya akan mengobrol tentang bisnis dan pekerjaan. Dan kadang aku hanya tersenyum palsu saat mereka tertawa karena ada hal yang menurut mereka lucu.
"Hyena, bisa tolong kau tambahkan minum kami?" Ibuku menghentikan langkah Hyena yang tidak sengaja lewat ruang makan.
Aku melihat dia sempat melirik kepadaku tapi kemudian membungkuk pada ibuku dan pergi melengang ke dapur.
"Dia terlihat masih muda ya?" komen Nyonya Yoon sesaat setelah Hyena berlalu.
Ibuku tertawa. "Dia memang masih muda. Seumuran dengan Yoongi dan Bomi kalau tidak salah. Dia menggantikan ibunya kerja di sini."
Nyonya Yoon mengangguk-angguk. "Ah, begitu."
"Tapi dia sangat rajin dan pintar. Aku sangat menyayanginya. Masakannya juga enak. Kimchi ini dia yang buat loh," puji ibuku.
Bibirku tersungging sedikit. Kenapa aku begitu senang saat mendengar ibuku memujinya?
"Benarkah? Woah, kimchi ini benar-benar enak. Perpaduan pedas dan asamnya sangat tepat," jawab Nyonya Yoon kembali mencicipi kimchi buatan Hyena.
Seandainya gadis yang di sampingku ini Hyena dan bukan Bomi. Apa ibuku masih akan memujinya jika tahu hubungan gelapku dengannya?
Kurasa tidak.
Hyena datang menghampiri kami dengan seteko air putih di tangannya. Dia perlahan menuangkan air tersebut ke setiap gelas yang kosong dengan wajah menunduk.
Astaga, aku baru sadar kalau hidungnya memerah dan kedua matanya sedikit bengkak!
Kau tersiksa oleh perpisahan kita, Hyena? Tapi bukankah semua ini kau yang menginginkannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
RETROUVAILLES [COMPLETE]
FanfictionIf there are hellos then there's bound to be goodbyes?