BAB III "Under Raid"

59 7 0
                                    

"Huft.. cuaca hari ini panas sekali!" Keluhku

Aku berjalan menyusuri kota untuk mengantar surat.

"Hey Lark! Bagaimana pekerjaanmu?" Tanya seorang warga yang merupakan temanku

"Lancar sekali Zen!" Jawabku padanya

Zen adalah teman lelaki pertamaku di desa ini. Dia orang yang sangat jujur, bahkan jika aku berbohong dia akan menendang kakiku, seperti dia tahu aku berbohong padanya. Aku bertemu dengannya di Blacksmith, tempat dijualnya persenjataan.

Setelah aku selesai bekerja, aku keluar dari desa untuk pulang kerumah yang baru kemarin kami sewa, jaraknya lumayan jauh.

"Aku pulang!" Kataku

"Selamat datang Lark!" Jawab Fuu dari belakang rumah

Tampaknya dia sedang menjemur pakaian.

"Waktu yang tepat." Kataku sambil mengipasi diriku karena kepanasan

Aku duduk santai sambil memejamkan mataku.

Lalu, terdengar suara langkah kaki.

"Hey!" Teriak Fuu sambil memukul kepalaku

"Aduuhh!" Keluhku

"Bukankah setelah pulang sudah kubilang untuk berlatih?!" Kata Fuu sambil memarahiku

"Baiklah-baiklah" Kataku setuju.

"Di hari yang panas seperti ini? Yang benar saja!" Keluhku dalam hati

Akupun berlatih mengayunkan pedang.

"Hari ini ditambah 500 kali." Kata Fuu

"Apa?! Bukankah 1000 kali sudah cukup?" Kataku kaget

"Bukankah kau ingin menjadi kuat?" Kata Fuu

"Tentu saja!" Kataku spontan

Akupun mengayunkan dan menebas-nebaskan pedangku pada sebuah boneka yang dibuat untuk berlatih.

"Hyat...Hyat...Hyat.." Kataku sambil mengayunkan pedang pada boneka.

Fuu hanya memperhatikanku dari dalam rumah sambil memakan beberapa snack. Ekornya yang bergerak-gerak dan matanya yang tajam melihatku membuatku gugup.

"Tetapi, aku tidak boleh menyerah!" Kataku dalam hati

"Hey!" Kata Fuu yang tiba-tiba di belakangku

"Siapa bilang kau boleh melamun?!" Kata Fuu sambil menendang dengan kuat.

"Apa!? Tendangannya kuat sekali!" Kataku sambil terpental

"Sekarang kau akan berlatih beladiri, majulah dan serang aku." Kata Fuu menantang

"Heh, kau tidak perlu mengatakan hal itu!" Kataku sambil berlari kencang pada Fuu

"Eh..?" Kataku tersandung

Fuu hanya terdiam dan sedikit kaget.

"Wha..wa.. dukk!" Suara ku terjatuh dan kepalaku terbentur pada kepala Fuu.

"Hey! Kau jalan tidak memakai mata ya!?" Kata Fuu sambil memegangi kepalanya dan menunduk.

"Ahh.. Maafkan aku Fuu!" Kataku sambil mengusap-usap kepala Fuu.

Fuu yang merasa kesakitan tiba-tiba wajahnya menjadi merah.

"Aku punya firasat buruk tentang ini!" Kataku dalam hati

"Tidak sopan!" Kata Fuu sambil meninju daguku keatas.

"Ughh..."Kataku
"Idah..li..dah... tergigit..." Kataku sambil menahan sakit.

Memo TsukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang