Author's
Dua hari berlalu, dan pada hari ini tepat hari ulang tahun Evelyn. Nathan sudah mempersiapkan semuanya disalah satu ruang kosong rumah mereka. Mulai dari balon, kue, hiasan-hiasan lucu, dan hadiah utamanya sudah tersedia.
Kemarin, Evelyn meminta izin pada Nathan untuk pergi ke rumah orangtuanya selama Nathan kerja. Katanya, agar tidak kesepian. Jadi, sebelum Nathan pulang ke rumahnya, ia menjemput Evelyn terlebih dahulu. Semenjak Evelyn berhenti mengerjakan separuh pekerjaan di perusahaan, Evelyn sering main ke rumah orang tuanya selama Nathan bekerja. Ibu sangat senang dengan hal itu, karena mereka jadi sama-sama tidak kesepian.
Ketika Evelyn sudah di rumah orangtuanya, Nathan tidak jadi kerja dan langsung mendekorasi ruangan kosong di rumah mereka untuk ulang tahun Evelyn. Semuanya sesuai dengan warna favorit Evelyn, putih dan merah muda.
Orang tua Nathan, orang tua Evelyn, Faren, Leo, Fei, serta Ernest sudah berkumpul di ruangan tersebut.
"Nathan lama amat ya..." gumam Ernest lalu mencomot satu kue kecil yang sudah disiapkan.
Ibu Nathan langsung mencubit kecil lengan Ernest dengan gemas. "Sabar ih! Jangan comot-comot!" tegur ibu. Ernest dengan cepat menelan kue berukuran kecil itu. Ernest pura-pura tak mendengar teguran dari tantenya itu. Pandangannya pun beralih pada Fei yang hari ini terlihat cantik.
Diam-diam, Ernest dan Leo sama-sama menatap Fei yang sedang berbicara dengan orang tua Evelyn. Ibu Nathan yang tahu akan tatapan memuja dari Ernest menuju Fei kembali mencubitnya. Pasalnya, keponakannya itu akan segera bertunangan beberapa hari lagi dan pada hari ini ia mendapati Ernest masih bergenit ria.
"Aduh! Apaan sih tan?" ringis Ernest sambil mengusap lengannya.
Ibu Nathan menatap tajam keponakannya, "Jaga tuh, mata kamu!" ucapnya pelan.
Ernest mengerucutkan bibir, "Iya-iya..." jawabnya pasrah kemudian memainkan ponselnya.
Pandangan Leo masih berkutat pada Fei. Menurut Leo, gadis itu terlihat sangat cantik dan ia menyesal baru menyadarinya sekarang. Dulu, Fei memang pernah mendekatinya dan pada saat itu posisinya juga sedang menyukai Evelyn. Makanya dulu ia pernah memaki-maki Fei karena terus mengejarnya. Setelah itu, Fei sepertinya sudah kapok mendekati Leo hingga dirinya tidak pernah lagi mendapati Fei menyapanya. Jika berpapasan di kampus pun, Fei hanya diam dan melewatinya seperti tidak mengenal siapa Leo.
Faren?
Saat ini ia sedang sibuk dengan ponsel serta pacar barunya yang sebelumnya ia kenal sebagai senior di kampusnya.
"Ayo-ayo, semuanya siap-siap! Nathan sama Evelyn lagi jalan mau ke ruang ini!" seru ayah Evelyn.
Semua pun langsung bersiap-siap pada posisi mereka yang sebelumnya sudah diatur oleh Nathan.
--
Evelyn's
Hari ini aku benar-benar berjanji pada diriku sendiri untuk marah pada suami ku. Ia benar-benar jahat karena sejak tengah malam tadi hingga sekarang, jam 8 malam, belum juga memberiku ucapan selamat ulang tahun. Bahkan, pak Nathan cenderung mengacuhkan ku dan terus fokus pada pekerjaannya.
Kalau sejak dulu aku sudah tahu bahwa ia akan seperti ini, aku pasti akan menolaknya mentah-mentah dan menyuruhnya untuk menikah dengan surat-surat pentingnya itu. Huh, menyebalkan!.
Saat ini hanya baby yang paling mengerti aku. Hari ini ia selalu menendang-nendang perutku dengan keras ketika aku merasa kesal. Kurasa, baby sedang menyuruhku untuk lebih tabah menghadapi papa-nya yang begitu mengesalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cute Student that I Love
Romance"Dia telah menjadi perhatian ku semenjak memasuki awal semester, bahkan ia telah menjadi alasan ku untuk tetap menjadi dosen hingga aku menomor dua kan pekerjaan ku sebagai Direktur Utama. Dia adalah gadis cantik yang cerdas dan tentu saja, lucu."...