Story 16: Call of Duty its begin!

13 1 0
                                    

"Hei, Welcome to Competition Call of Duty 4 2016." Sapa seorang lelaki paruh baya itu.

Pak Roni tampak berbincang bincang dengan lelaki yang menyapa tadi itu. Sepertinya mereka memang sudah dekat betul.

Zora memerhatikan seluruh pemandangan yang ada disekitarnya. Banyak sekali peserta peserta yang sibuk dengan Ipad or Ponselnya. Belum masuk ke dalam, sudah dapat dijelaskan disini bahwa yang berjenis kelamin wanita hanya Zora saja. Belum tahu didalamnya nanti apakah ada seorang wanita lagi yang memgikuti kompetisi bergengsi ini.
Dia melepas selempangan tasnya, lalu mengambil Earphone berwarna putih terang dan terdapat tanda tangan dari sang idola, yaitu Monica Carolina atau Nixia. Gamers profesional wanita di indonesia.

Ia mulai memutar lagu kesukaannya dengan volume yang cukup besar.

Bruk!

"Eh sorry."

Seorang lelaki tiba tiba datang dari arah berlawanan dan tak sengaja menubruk tubuh Zora. Seperti mem body pasnya. Lelaki itu berlari karena dikejar seseorang juga yang kemungkinan besar adalah temannya.

Mark yang berada dibelakang Zora langsung berlari mendekat kearahnya.

"Lo ga apa?" Tanya Mark menaruh tangan kirinya di pundak Zora.

"No, im fine." Jawabnya.

Tak lama, rombongannya sampai didepan pintu masuk ruang untuk berkompetisi. Banyak sekali peserta yang mengikuti kompetisi ini ternyata. Lebih banyak dua kali lipat dari yang berada di luar tadi.

Saat Zora dan yang lain memasukinya, hampir semua pasang mata tertuju kepada perempuan yang satu ini. Tetapi, dirinya tidak merasa terganggu karena mereka yang berada di ruangan itu menatap kearah Zora. Ia malah memasang sikap cuek abis.

"Eh, lo liat cewe ber earphone putih itu." Ucap lelaki yang berada di depan pintu sambil menunjukan matanya kearah Zora. Teman disebelahnya langsung menoleh kearah Zora juga. Apakah seaneh ini jikalau seorang wanita mengikuti lomba yang mayoritas lelaki semua?. (Menurut gue si biasa aja :v iyala gamers ^_^)

"Keren ya. Itu cewe berarti yang nyukain banyak tuh." Ucap teman disebelahnya.

"Perhatian untuk para peserta kompetisi bergengsi ini. Bermain Call of Duty 4 akan dilaksanakan sekarang. Diharapkan semua peserta menyiapkan skill masing masing dan menunggu giliran. Tunjukan skill kalian nanti. Karena kami membutuhkan 10 pemenang dari seluruh peserta yang ada. Pemenang pertama mendapatkan uang senilai 50 juta rupiah plus keyboard  nirkabel Razer dan pemenang seterusnya. Lihat saja nanti. So, now show your skill! Thanks!", ucap sang panitia suara yang menggelegar dari speaker diseluruh ruangan ini.

Ungkapan itu mendapat sambutan tepuk tangan yang sangat meriah dari seluruh peserta dan suara siulan dari beberapa peserta serta sorakan juga tak luput menghebohkan kompetisi ini.

"Zor, apa lo gugup? Deg degan?." Tanya Mark.

"Ga. Gue gaboleh gugup dalam hal apapun. Terkadang gugup bisa bikin adrenalin kita menurun." Jawab Zora menatap lelaki yang tingginya lebih 10 centimeter dari Zora.
"Semangat ya entar. Semoga elo yang juara." Ucapnya menepuk pundak Zora.

"Oke thanks, lo juga."

Tak lama dari itu, salah satu panitia menghampiri rombongan dari sekolah Zora. Panitia itu berbincang sebentar dengan Pak Roni. Kemudian Pak Roni mempersilahkan murid muridnya masuk kedalam ruang yang isinya banyak komputer serta alat kelengkapannya. Layaknya warnet.

"Ayo semuanya. Udah siap 'kan? Semoga kalian masuk kedalam pemenang '10' itu." Ucap Pak Roni.

Zora masuk kedalam ruangan itu dengan santai, diikuti beberapa peserta dari sekolahnya. Lagi dan lagi, ia menjadi pusat perhatian dari seluruh orang yang berada diruangan itu, termasuk panitia.

Zidane'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang