#1 Hyungwon Ver

14 1 0
                                    

a fiction by ayshry

[MonstaX's] Chae Hyungwon, [OC's] Chae Hyunmi

AU!, Romance, Family, Sad/Ficlet Series/G

Disclaimer : Cast belong to God and the plot is Mine!

"Takdir yang konyol ya? Haha."

***

Namanya Hyunmi; Chae Hyunmi, gadis cantik yang akhir-akhir ini telah mengalihkan perhatianku. Gadis bersurai panjang kecoklatan yang gemar menebar senyuman manis.

Kata orang, gadis itu memiliki banyak kesamaan denganku mulai dari marga serta rupa kami yang terlihat mirip. Katanya lagi, gadis yang notabenenya adalah adik tingkatku itu sudah sejak lama menyimpan rasa kepadaku. Hmm, entah lah. Mungkin hanya sekedar bualan atau bisa pula sebuah kebenaran.

"Sungguh! Dia sangat-sangat mirip denganmu, Hyungwon-ah! Kata orang-orang kalau ada laki-laki dan perempuan yang mirip berarti jodoh lho, jangan-jangan Hyunmi itu jodoh yang telah lama kau nanti-nanti, haha."

Bualan dari karibku itu masih membekas di pikiranku; bualan yang selalu bisa membuat sudut bibirku tertarik membentuk senyuman. Malu sekaligus penuh harap; berharap jika bualan konyol tersebut itu tak meleset barang sejengkal pun.

Tetapi sepertinya semua tinggal angan-angan ketika hari itu tiba, hari di mana ibuku duduk berdampingan dengan seorang gadis yang sangat familiar. Dia; Chae Hyunmi.

Kala itu aku baru pulang dari kegiatan kampusku ketika mendapati ia tengah berdiam di samping ibuku yang menangis sesegukan. Aku terperangah; menilik pemandangan ganjil itu dengan berbagai pertanyaan yang berputar-putar di otakku.

Senyum aneh menghiasi wajah renta ayah, kemudian bibirnya bergerak memaksakan untaian kalimat keluar dari sana meski kelihatan sulit sekali untuk segera diungkapkan.

"Hyungwon-ah ... maafkan kami karena tidak memberitahukan hal ini kepadamu sejak awal."

Aku memilih untuk diam; menunduk dan sesekali mencuri pandang ke arah sang gadis yang tak kalah terkejut melihat kedatanganku.

"Chae Hyungwon, sebenarnya kau memiliki seorang adik."

"Ayah sedang bercanda? Tentu saja aku memiliki adik, Yah, Ahra, Chae Ahra adalah adikku. Lantas apalagi yang hendak—"

"Adik kembar."

Bibirku terbuka namun tak dapat mengeluarkan suara. Kata-kataku seakan tersendat di kerongkongan akibat dua kalimat asing yang baru saja menghampiri indera pendengaranku.

Aku tak salah dengar, 'kan?

"Dia yang berada dihadapanmu ini adalah adikmu, saudara kembarmu, Chae Hyunmi. Saat kalian berdua lahir, keadaan ekonomi keluarga sangat buruk, jadi aku dan ibumu memutuskan untuk menitipkan Hyunmi kepada kerabat jauh kami dan—"

"Dan Ayah mau bilang kalau sekarang akan membawa kembali kembaranku? Hyunmi? Begitu?" Tawa canggung tiba-tiba lolos dari bibirku. Ada apa ini? Kenapa semuanya terdengar seperti sebuah candaan yang bahkan tak terdengar lucu sama sekali?

"Hyungwon-ah, maafkan Ibu. Saat itu kami benar-benar—"

"ASTAGA, INI KONYOL SEKALI!" aku terpekik, lebih tepatnya sengaja memekik.

"Maafkan kami." Bahkan lirihan ibu tak terdengar seindah biasanya; saat ini malah membuatku semakin sesak.

Lantas kutatap gadis yang katanya kembaranku itu untuk beberapa saat. Ada raut wajah penuh keterkejutan yang tak bisa ia sembunyikan. Aku meringis, membayangkan betapa konyolnya kenyataan yang tengah kami hadapi ini.

Jadi sebelum aku semakin menggila, segera kuayunkan tungkaiku keluar rumah; memilih untuk enyah dari situasi tak masuk akal ini. Mungkin berada di udara terbuka bisa membuat pikiranku sedikit tenang; mungkin.

***

Hyungwon terlihat frustasi. Pemuda itu berdiam di bawah pohon besar dengan mata yang menerawang jauh. Bahkan tepukan pelan di pundaknya dari seorang gadis yang entah sejak kapan mengikutinya tak bisa membuat pemuda itu menghentikan lamunannya.

"Kak Hyungwon," si pemilik tangan mengeluarkan suaranya; memanggil lirih nama si pemuda berharap mendapatkan respon darinya. "Aku tahu bagaimana perasaanmu saat ini, tapi kau tak seharusnya—"

"Bagaimana denganmu? Bagaimana dengan perasaanmu, Chae Hyunmi? Apa kau tak merasa marah karena kebohongan ini? Apa kau tak merasa kesal? Apa kau tak merasa muak atau setidaknya membenci situasi ini? Apa kau—"

"Aku muak, sungguh! Aku marah, amat marah tapi tak ada artinya jika harus mengeluarkan emosi di saat seperti ini toh tak ada yang bisa kita ubah. Takdir berkata lain tapi kita masih tetap bisa bersama, Kak, sebagai sebuah keluarga."

"Lantas bagaimana denganku? Dengan perasaanku kepadamu dan juga perasaanmu kepadaku, apa semuanya hanya bualan belaka?"

Hyunmi terdiam.

"Kenapa? Ada yang salah dari perkataanku? Atau semua yang kudengar selama ini memang hanyalah gosip murahan? Kau yang katanya menyimpan rasa padaku dan aku yang nyatanya telah jatuh hati padamu."

Hyunmi mendesah, ia memejamkan matanya barang sejenak lantas berbalik namun tetap diam di tempat.

"Ya, semua yang kau dengar itu hanya gosip murahan. Aku ... aku tak pernah menyimpan perasaan apa pun terhadapmu dan aku—"

"Tatap aku, Chae Hyunmi! Tatap aku dan katakan semuanya kembali!"

Kepala sang gadis tertunduk. Untuk beberapa saat keduanya dilanda keheningan hingga manik Hyungwon menangkap gerakan kecil di pundak sang gadis.

Si pemuda tahu jika gadis yang membelakanginya itu tengah menangis, lantas dengan keberanian yang entah datang dari mana dipeluknya tubuh mungil sang gadis dari belakang lantas ia berbisik, "Aku mencintaimu, Chae Hyunmi dan aku tahu kau pun begitu."

Tangis si gadis semakin menjadi. Isakan demi isakan tak tertahankan lolos dari bibirnya.

"Tapi ... tapi tak ada yang bisa kita lakukan lagi, Kak. Kenyataan memang kejam dan aku ... aku tak tahu harus bagaimana," terisak, sang gadis akhirnya membuka suara.

Hyunwon membalik tubuh si gadis agar menghadapnya; menatap maniknya yang tengah dipenuhi cairan fluida bening lantas menyeka bulir-bulir yang jatuh di pipi sang gadis.

"Jujur, aku juga mencintaimu, Kak. Sangat. Tapi ... tapi kita tak bisa seperti ini, kita tak bisa memaksakan diri untuk tetap saling mencintai hingga memiliki. Kita ... kita seharusnya bisa mengalihkan perasaan ini menjadi perasaan antarsaudara, bukan—"

"Aku tahu Hyunmi-ya, aku paham apa maksudmu," potong Hyungwon. "Jadi kumohon berhentilah menangis. Aku tak suka melihatmu seperti ini, sungguh."

Hyungwon merengkuh tubuh Hyunmi dan membuat tangis si gadis kembali pecah. Diam-diam, setetes cairan bening pun lolos dari kelopak mata sang pemuda yang saat ini sedang kalut.

"Ayo kita coba. Sebelum semuanya semakin jauh, aku dan perasaanku terhadapmu," bisik Hyungwon lirih. "Tapi satu pintaku padamu, jangan pernah menjauh. Saat ini kita adalah keluarga, dan sebaik-baiknya keluarga adalah mereka yang selalu bersama baik suka maupun duka."

Masih berada di pelukan sang pemuda, Hyunmi mengangguk lemah. Mengiyakan sesuatu yang sejatinya ingin ia bantah namun lantaran tak ada jalan lain, jadi ia harus berpura-pura tegar.

Setidaknya kedua insan itu masih bisa bersama meskipun bukan sebagai sepasang kekasih melainkan sebagai keluarga. Keluarga yang takkan pernah terpisah hingga mau menjemput.

"Takdir yang konyol ya? Haha."

"Jadi apa sebaiknya kita mulai mencoba bertingkah layaknya saudara, Chae Hyunmi?"

-Fin.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 22, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Let's Not Fall in LoveWhere stories live. Discover now