Sang pentolan sekolah itu memimpin teman-temannya maju di garis depan, dengan segala tenaga dan alat seadanya, mereka terus menyerang tanpa henti sampai lawan kalah.
Siapa yang menyangka bakal ada serangan mendadak dari sekolah lain yang mencari gara-gara. Hari ini dan detik ini juga, sang pentolan sekolah beserta komplotannya akan menuntaskan masalah secepatnya. Damar menginstruksi pasukan batu untuk terus melempari musuh sampai mereka mundur, si panglima tempur atau tawuran, yakni Digo, menginstruksi teman-temannya yang berada di bagian depan untuk mengcover dirinya agar bisa menembus benteng lawan dan melumpuhkan panglima musuh, dengan begitu, sekolahnya bisa menuntaskan tawuran ini.
Keadaan jalan menjadi semrawut akibat tawuran antar pelajar yang tak tau sebabnya. Yang mereka tahu hanyalah segerombolan siswa kurang kerjaan yang malah menambah citra buruk diri mereka.
---
Hari ini, guru BK memanggil seluruh siswa yang ikut terjun dalam aksi tawuran kemarin, tak ketinggalan 3D yakni Daffa, Damar, dan Digo. Mereka semua di bagi menjadi tiga kelompok, kelompok kelas ringan yang hanya melempari batu diurus guru BK, kelompok kedua yang menyerang hingga agak brutal diurus wali kelas masing-masing, dan untuk cowok pentolan sekolah serta panglimanya diurus oleh kepala sekolah.
"Sudah saya peringatkan untuk kalian bertiga, kalian sudah menjadi senior tingkat akhir yang harusnya memberi contoh positif bagi junior-junior kalian. Bukan malah mimpin tawuran kayak gini. Memalukan!" bentak Pak Agus pada ketiganya, Damar dan Daffa hanya menunduk diam tanpa berkutik, sedangkan Digo, sang pentolan sekolah asik memakan kacang bawang yang tersaji dalam toples di ruang tamu kepala sekolah selagi mendengarkan omelan kepala sekolah.
"Kan kita diserang pak, mereka yang cari gara-gara duluan sama kita, ya saya mau menjaga anggota keluarga saya disini dari serangan mereka." ucap Digo sambil memasukkan biji-biji kacang tersebut satu persatu kedalam mulutnya.
"Menjaga dari mananya? Kamu malah bikin anak orang tambah bonyok, pulang luka-luka!" bantah Pak Agus yang sudah kebal dengan sifat salah satu anak didiknya tersebut.
"Ambil sisi positifnya aja pak, mereka itu iri sama sekolah kita bisa gini-gini, kenapa sekolah mereka ga bisa kayak kita."
"Betul itu pak!" sahut Damar dan Daffa berbarengan.
Astaghfirullahaladzim. Pak Agus mengelus dadanya lalu mengusap mukanya secara kasar dan menyuruh mereka bertiga keluar, dan memberi mereka amplop cokelat kecuali Digo, cowok itu mendapat hak spesialnya.
Junior-junior mereka yang ikut dalam tawuran hanya mendapat SP dari guru BK dan Wali kelasnya, yang terpadah hanyalah scorsing tiga hari.
"Yaelah lu berdua bocah alim, ngapa gw ajak tawuran gini!?" celetuk Digo pada kedua temannya yang menatap amplop cokelatnya masing-masing.
"Gak apa-apa kali bro, woles aja. Gw di smp juga pernah dapet ginian, malah kasusnya ngerokok di jam kosong pula." balas Damar, membolak-balikkan amplopnya.
"Santai ae!" timpal Daffa.
Hari ini, hari yang panjang bagi mereka, hari penuh omelan dari kepala sekolah akibat kejadian kemarin siang.
__________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy And Girl
Teen FictionApa jadinya jika dua orang itu dipertesatukan? By : Djs BBAG©2016