Sudah 15 missed-call yang tertera di layar ponselku.
Aku sudah malas berhubungan dengan lelaki seperti dia, yang kerjaannya berpura-pura sibuk sementara aku dilupakan. Awalnya tak masalah, tapi lama kelamaan sepertinya ia mulai terbiasa tanpa adanya kabarku.
Hingga suatu hari ia mendengar kabar aku akan pergi. Sebenarnya tidak penting, hanya pergi berlibur sebentar ke tempat yang jauh dari dia.
Sudah 20 missed-call sekarang.
Baiklah, aku menyerah.
"Halo?" suaranya memanggilku membuka percakapan.
Apa-apaan ia? Tidak ada rasa bersalah sedikitpun dalam suaranya.
"Ada apa?"
"Kamu mau kemana? Kok gak ngabarin aku?" tanyanya diujung ponsel.
Aku diam untuk beberapa saat, mencerna baik-baik kalimat yang ia lontarkan. Aku harus menjaga mood ku bagus selama seharian ini, agar perjalanan lama yang aku akan lakukan terasa singkat, "haruskah?" jawabku menahan emosi.
"Haruslah, aku kan pacar kamu,"
"Denger ya, kalo gitu mulai sekarang kita putus, p-u-t-u-s. Okey? Jangan ganggu aku lagi," ucapku tetap menahan suara agar terdengar mantap.
Aku langsung mematikan ponselku, menaruhnya kembali kedalam tas.
Pesawat Naga Indonesia tujuan Seoul, Korea Selatan 10.30am, berstatus delay. Kepada penumpang silahkan datang ke bagian Customer Service. Terimakasih.
Astaga, bencana macam apalagi ini?!
KAMU SEDANG MEMBACA
I Married My Bias.
Teen FictionApa yang kamu lakukan kalau ketemu bias? Minta selfie? Follback sosmed? Atau, nembak dia?! Mereka bertemu secara tidak sengaja di airport; lalu disinilah cerita dimulai. Saat fansnya mengetahui bahwa ia memiliki suatu rahasia yang fans lain belum k...