Warning!!! Typo bertebaran.
Happy reading.. ^^°•°•°Venus pov°•°•°
"Dansa yuk!"
Aku menolehkan kepalaku ke arah Mars dan menaikkan alisku. "Dansa?"
"Disini? Hawa sedingin ini lo mau dansa?" ucapku melihat sekeliling.
Mars langsung melepas jasnya dan memakaikannya padaku. "Masih dingin?" tanyanya. Aku sedikit tersentak saat ia membisikkannya tepat disamping telingaku. Ia kembali berdiri tegak dan mengeluarkan kemeja dari celana panjangnya. "Biar kita sama-sama ngerasain dingin. Fair 'kan?" ucapnya sambil tersenyum
"Lo ga perlu gitu juga, Mars," ucapku mengingatkan.
"Sekarang?" tanyaku lagi. Mars mengangguk mengiyakan dan mengulurkan tangannya ke arahku. Aku sedikit ragu menerima uluran tangannya.
Aku menundukkan kepalaku. "T-tapi gue.."
"Kenapa?" tanyanya lembut. Ia mengangkat daguku. Membuat kontak mata diantara kita.
"Aku gabisa dansa," ucapku pelan. Mars langsung tersenyum dan menggembungkan pipinya. Bukan, bukan tersenyum. Ia berusaha menahan tawanya. Aku mengerucutkan bibirku saat mendengar tawanya meledak. "Ketawa aja terusss.. Ketawaa.. Ketawain aja terus," ucapku nyinyir.
"Hahahaaa... Ehm, oke. Kalo kamu belum bisa dansa, bukan berarti kita gabisa dansa sekarang. Sini aku ajarin." ia menarik tanganku dan menempatkannya pada bahunya. Sedangkan tangannya melingkar sempurna di pinggangku.
"Kanan, kiri, depan, belakang, kanan, kiri, depan, belakang. Nah, iya gitu," ucapnya saat aku menggerakkan kakiku sesuai perintahnya. "Ready?" tanyanya.
"Musiknya gaada, Mars," ucapku melihat sekitar. Aku mengedikkan bahuku. "Mungkin yang tadi main udah selesai."
Mars menarik nafasnya dalam, ia perlahan memejamkan matanya. Seperti meresapi hembusan angin. Mars membuka matanya tiba-tiba dan menarik tanganku. "Musiknya udah ada, ayo dansa. Musiknya juga enak buat dansa," ucapnya tersenyum kepadaku.
Aku menaikkan alisku bingung. Memberinya tatapan ini-hening-mana-musiknya?
Mars hanya tersenyum melihatku dan mulai berdansa. Aku hanya mengikutinya. Meskipun tidak tahu apa yang ia dengarkan, tapi gerakannya seperti memiliki irama.
Tidak sampai lima detik, pertanyaanku terjawab. Bukan oleh Mars, tapi suara instrumen musik yang sayup-sayup dan semakin lama semakin terdengar. Sekarang aku mengerti irama gerakan tubuhnya.
Ck, Mars memiliki kemampuan mendengar yang luar biasa. Jangan-jangan ia keturunan batman?
Heart beats fast
Colors and promises
How to be brave
How can I love when I'm afraid to fall
But watching you stand alone
All of my doubt suddenly goes away somehowOne step closer
I have died everyday waiting for you
Darling don't be afraid I have loved you
For a thousand years
I'll love you for a thousand moreAku memejamkan mataku, menikmati alunan musik yang mengiringi dansaku dan Mars. Semua sudah ku dapatkan sekarang. Paris, lagu kesukaanku, dan berdansa dengn Mars. Apalagi yang lebih ku inginkan selain ini?
Time stands still
Beauty in all she is
I will be brave
I will not let anything take away
What's standing in front of me
Every breath
Every hour has come to this
KAMU SEDANG MEMBACA
Mars And Venus
Teen FictionFriendzone? Terdengar sangat biasa. Namun ini bukan kisah cinta antara sepasang sahabat dan berakhir bahagia saat mereka mengungkapkan perasaan mereka. Bahkan ini bukanlah kisah cinta. Ini adalah kisah persahabatan Mars yang dingin dan Venus yang cu...