"Hhoooaammmm" suara Tomi yang berada ditempat tidurnya, "hadeuhh bau apa ini?" Ucap Tomi sambil menghembuskan nafasnya ke dinding kamarnya. "Innalillahii!!" seketika ia langsung berlari menuju kamar mandinya.
Pagi yang cerah menemani Tomi untuk bergegas berangkat ke sekolah bersama sang Ayah.
"Papah?" Panggil Tomi kepada Ayahnya. "Tomi kok degdegan ya pahh hehee" lanjut Tomi. Ayahnya hanya tersenyum dan berkata "tenang ajaa Tomi gausah takut kan ada Papah hehee". Detak jantung Tomi semakin kencang melihat pintu gerbang Sekolah sudah terlihat dari ujung jalan.Mereka berdua akhirnya tiba disekolah, Tomi yang didampingi sang Ayah berusaha percaya diri untuk memasuki ruang kelasnya. Tidak sampai lima menit Tomi yang ditemani sang Ayah dipanggil untuk maju kedepan oleh Walikelasnya.
"Selamat Tomi kamu naik kelas!" Ucap Bu Tita selaku Walikelas Tomi. "Ini Pak nilai rapor Tomi selama dua semester ini" lanjut Bu Tita sambil menyerahkan Rapor Tomi ke Ayahnya. Tentu sudah bukan hal baru bagi Tomi ucapan naik kelasnya itu dari sang Walikelas. Yang Tomi harapkan sebenarnya adalah nilai dan rangking dikelasnya.
Setelah melihat nilai rapor dengan seksama, Bu Tita memberikan daftar rangking kepada sang Ayah. Sang Ayah tersenyum ketika melihat rangking Tomi berada diurutan 22 dari 30 murid dikelasnya. Bagi Tomi itu pencapaian yang lumayan bagus mengingat tahun lalu ia hanya berada diurutan 24 dari 32 murid dikelasnya. "Lumayan Bu naik dua peringkat dari tahun lalu" ujar sang Ayah kepada walikelas sang anak. Bu Tita hanya membalas dengan senyuman manisnya.
Sambil merangkul Tomi, Ayahnya berkata "Nah gini dong Tom ada peningkatan, yaa walaupun cuma naik 2 peringkat tapi papah bangga sama kamu". Tomi yang tidak menyangka Ayahnya berkata seperti itu merasa senang dan lega karena ia tidak mendapat nasihat yang menyesakkan dadanya seperti yang ia rasakan tahun lalu. Ayah dan Anak itu kemudian pulang kerumah dengan senyuman gembira.
"Jalananya macet banget pah" keluh Tomi, "yaa wajarlah Tom namanya juga weekend pasti macet" jawab sang Ayah. Namun Tiba-tiba saja perasaan Tomi tidak enak, Tomi teringat cerita sahabatnya tahun lalu Azwar yang dimarahi Ayahnya setelah mengambil rapor ketika sampai dirumah, namun Azwar tetap dapat ucapan "Selamat" dari sang kakak yaitu musuh bebuyutan Azwar dirumahnya.
Tomi hanya diam membisu setelah mengingat cerita sahabatnya itu...
KAMU SEDANG MEMBACA
Selamat Pagi ):(
RandomTomi pemuda penuh kharisma yang selalu siap menghadapi cobaan disetiap harinya, tapi apakah cobaan itu membuat Tomi putus asa? "Entahlah" ujar Tomi yang daritadi memainkan ponselnya dikamarku. Siapkah anda membaca cerita perjalanan panjang pemuda ya...