Prolog

88 13 4
                                    

Plakk!!

Tamparan yang cukup keras itu langsung mengenai pipi mulusnya. Gadis yang semula duduk di bangku kantin kampus itu langsung saja berdiri ketika menyadari pipinya ditampar seseorang. Ia melemparkan tatapan tajamnya pada gadis yang baru saja datang dan memberinya tamparan keras.

"VELIKA!! LO APA-APAAN SIH. TIBA-TIBA NAMPAR GUE!!" Teriaknya kesal. Bagaimana tak kesal. Acara santainya harus dirusak oleh temannya bernama Velika itu dengan datang tiba-tiba dan memberinya tamparan gratis.

"Lo yang apa-apaan!! Tega banget lo nusuk gue dari belakang. Gue ga nyangka lo seburuk ini jadi teman, Frey!!"

Gadis itu mengerutkan keningnya. Ia semakin bingung. Velika tiba-tiba saja datang memberikan ia tamparan gratis dan mengatakan menusuknya dari belakang. Demi Tuhan, gadis bernama Freya itu tak mengerti.

"Lo ngomong apa sih, Vel? Sumpah ga jelas banget deh." Freya memelankan nada suaranya ketika menyadari bahwa ia dan Velika menjadi pusat perhatian di kantin ini.

Freya sebenarnya gadis yang sudah terbiasa menjadi pusat perhatian. Tetapi saat ini situasinya berbeda. Kali ini ia menjadi pusat perhatian karena beradu mulut dengan temannya sendiri. Oh tentu saja ini cukup merusak reputasinya di kampus ini.

"Ga usah pura-pura bego lo! Lo fikir gue ga tau, hah? Selama ini lo selingkuh kan sama Fairell? Lo pacaran sama Fairell padahal lo tau gue pacaran sama Fairell. Dasar PHO! Lo ngerusak hubungan gue sama Fairell!!" Sungutnya.

Mendengar nama Fairell membuat Freya memutar otaknya. Ia yakin ini pasti rencana Fairell. Pandangan Freya beralih, menatap seorang pria yang berdiri beberapa meter dari tempatnya saat ini. Velika tentu saja tak mengetahui keberadaan Fairell karena saat ini ia berdiri membelakangi Fairell.

Tatapan memohon Fairell langsung membuat Freya menghembuskan nafas berat. Ia harus rela membiarkan namanya dicap sebagai PHO oleh salah satu temanya. Dan ini semua gara-gara Fairell Ganesha Reynand.

Freya kembali menatap Velika, ada kesedihan di dalam mata temannya itu. Velika sepertinya sudah jatuh cinta pada Fairell. Tatapan itu membuat Freya tak tega untuk menyakiti Velika. Tapi ini tak bisa dibiarkan. Velika tidak boleh jatuh cinta lebih dalam lagi pada Fairell!!

"Oke. Gue minta maaf. Sumpah gue benar-benar minta maaf sama lo. Tapi asal lo tau, Fairell yang maksa gue untuk menerima dia jadi selingkuhan gue. Gue udah berusaha nolak, dan lo tau sendiri Fairell termasuk pria pemaksa yang semua keinginannya harus terpenuhi. Gu--"

"CUKUP!!" Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Velika segera memotong ucapan Freya. "Gue ga mau denger apapun dari lo lagi. Lo sama Fairell benar-benar ga punya hati!!" Ucapnya dengan penuh kesakitan di setiap nada ucapannya. Freya menyadari itu. Freya mengutuk lelaki bernama Fairell itu dalam hatinya. Sumpah demi apapun, Fairell membuat kesalahan dalam permainan ini.

Velika berbalik meninggalkan Freya yang terdiam. Ia mempercepat langkahnya bahkan tak menoleh pada Fairell ketika ia melewatinya. Velika benar-benar membenci Fairell. Pria itu belum genap sebulan menjadi kekasihnya, namun ia harus menerima kenyataan sepahit ini. Pria itu berselingkuh dengan temannya sendiri, teman lesnya dulu.

Tak taukah dia bahwa selama ini dialah yang menjadi selingkuhan disini?

Sementara itu Fairell menatap Velika yang melewatinya dengan heran. Fairell tak pernah menyangka akan seperti ini akhirnya. Sepertinya Velika sudah terlanjur jatuh ke dalam pesona Fairell.

Setelah Velika tak terlihat lagi, Fairell melangkahkan kakinya mendekati Freya.

BUKK!

Fairell jatuh terduduk di saat pukulan itu mengenai pipinya. Freya meninjunya dengan cukup keras hingga membuat kedua kaki Fairell tak sanggup menahan beban tubuh Fairell.

"Lo kenapa sih, Frey?" Tanyanya dengan kesal pada Freya. Ia masih berada di posisinya. Memegang pipinya yang baru saja kena tinju Freya. Fairell bahkan tak berniat untuk berdiri. Ia yakin Freya pasti akan memukulnya lagi jika ia berdiri. Maka Fairell memilih bertahan di posisinya saat ini.

Freya menundukkan kepalanya, menatap pria itu dengan tatapan paling ganas yang dimilikinya. Demi Tuhan, Freya ingin membunuh lelaki ini. Oh tidak. Jangan. Freya tak siap jomblo jika ia harus membunuh Fairell Ganesha Reynand.

"Lo ngomong apa sama Velika, hah? Kenapa Velika tiba-tiba aja datang marah-marah ke gue? Lo mau ngerusak permainan kita, iya?"

"Ga gitu, Fey." Ucapnya sembari bangkit dari posisinya. Ia mengganti posisinya dari duduk di lantai, menjadi duduk di bangku kantin. Freya mengikuti Fairell dengan duduk di bangku, berhadapan dengan Fairell.

"Seminggu lagi tahun baru. Gue kan ga mungkin jalan sama Veli di malam tahun baru ini. Makanya gue cari cara buat putusin dia. Ya udah gue bilang aja ke Veli kalo gue sama lo selingkuh. Padahal dia yang jadi selingkuhan gue. Emang dasar cewek gampang banget dikibulin. Dia percaya aja sama gue."

"Heh, seharusnya lo ngomong dulu ke gue. Kalo kayak gini kan kesannya gue jahat banget sama dia. Gue jadi malu tau ga. Udah kena gampar, di bilang PHO lagi. ngeselin banget deh tuh orang." Rasa kesal Freya terhadap Fairell kini berpindah pada Velika.

Fairell tertawa kecil melihat kekesalan Freya pada Velika. Ditambah lagi Freya saat ini mengucap sumpah serapah pada Velika.

"Lo sama Adit gimana? Lo udah putusin Adit kan?" Tanya Fairell disaat tawanya mereda. Gadis bernama lengkap Elfreya Cairine Darlene menggelengkan kepalanya. "Oke, gue yang akan ngomong sama Adit. Pokoknya seminggu ini, Feya sama Fay berstatus pacaran." Ucap Fairell dengan tegas.

---

Cukup sekian.
Mohon Vote dan kata-kata dalam kolom komentar yah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UndecidedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang