EPILOG

8.7K 557 44
                                    

Toronto, Kanada.

3 Tahun Kemudian.

Seorang wanita paruh baya tampak kesulitan mengangkat dua ember yang berisi susu yang baru saja di perah karyawannya dari peternakan melewati jalan setapak halus dengan rerumputan yang tumbuh di kiri kanannya. Rambut merahnya yang terikat longgar tampak berayun saat berjalan. Matanya agak menyipit karena beberapa helai anak rambut menutupi wajahnya yang meski sudah tidak lagi muda, tapi gurat kecantikan masih terlihat jelas disana.

"Biar aku saja yang membawa Ibu''. Seorang pria tampak mengambil alih dua ember di tangan wanita itu. Si wanita tersenyum lembut dan membiarkan pria itu yang mengambil alih tugasnya.

"Terima kasih, Sasuke''. Kata wanita itu, pada pria berambut hitam dan berkulit putih yang kini berjalan beriringan di sampingnya.

"Naruto belum bangun ya? Dasar anak itu. Sifat pemalasnya tidak juga hilang''. Gerutu si wanita.

"Naruto pasti masih lelah, semalam dia pulang larut. Pekerjaannya banyak''. Bela Sasuke.

"Kau tidak perlu membelanya. Pekerjaannya kan hanya duduk sambil menggambar, apa susahnya''. Dengus wanita berambut merah bernama Kushina itu.

"Tentu saja bukan cuma itu Ibu, Naruto juga harus meninjau langsung proses pembangunan taman hiburan itu, memastikan kalau tidak akan ada kesalahan''.

"Apa nanti akan sebagus Disneyland?''. Mata Kushina tampak berbinar membayangkan hasil karya putranya.

"Tentu saja. Anak Ibu kan hebat''. Sahut Sasuke sambil mengulas senyum di bibirnya.

"Kau yang hebat, bisa merubah si bodoh pemalas itu hingga mau berpikir ke depan, tidak hanya mementingkan kesenangannya saja''. Kushina menepuk pelan bahu Sasuke. "Kau berikan susu itu pada Jugo, lalu bangunkan Naruto. Ibu harus ke kota, membeli beberapa peralatan baru untuk peternakan dan perkebunan. Shion sepertinya sudah memasak. Kau makan dulu dengan Naruto. Ingat makan yang banyak.''. Pesan Kushina dengan nada tegas, yang malah membuat Sasuke tersenyum hangat.

Sasuke menghela napas kemudian melanjutkan tugasnya. Sudah dua tahun dia tinggal di rumah orang tua Naruto di daerah pinggiran Toronto, Kanada. Setahun pertama saat pergi dari rumah, keduanya masih berada di Jepang. Naruto yang saat itu baru mulai merintis karirnya bersama beberapa temannya semasa kuliah. Membangun perusahaan yang bergerak di bidang arsitektur sesuai dengan jurusan yang dipelajarinya semasa kuliah.

Butuh kerja keras memang, tapi Naruto senang melakukannya. Untuk Sasuke, itu yang selalu menjadi penyemangatnya. Setahun berlalu, dan beberapa proyek sudah berhasil di kerjakan oleh Naruto dan teman - temannya. Bukan proyek besar memang, tapi itu langkah awal yang baik. Sampai Naruto memutuskan untuk pindah ke Kanada dan mulai mengembangkan karirnya di sana.

Setelah dua tahun hanya mendapat kepercayaan untuk menangani proyek kecil, akhirnya beberapa bulan lalu dia mendapat proyek besar berupa pembangunan taman hiburan di di pusat kota Toronto. Sasuke ingat bagaimana bahagianya Naruto saat itu.

Setelah menyerahkan dua ember susu pada Jugo, Sasuke kembali ke rumah kecil satu lantai tempat tinggal mereka sekarang. Rumah kecil namun terawat dengan baik itu adalah rumah peninggalan orang tua Kushina. Begitu pula peternakan dan perkebunan yang ada. Semuanya sekarang dikelola oleh ibu Naruto. Semenjak ayah Naruto meninggal, Kushina memang lebih memilih untuk tinggal di tempat orang tuanya.

Sasuke melangkah memasuki kamar yang sudah dua tahun ini di tempati oleh Naruto. Sebenarnya memang kamar Naruto sebelum pindah ke Jepang. Di atas ranjang terlihat Naruto masih bergelung di balik selimut yang acak - acakan. Dengkuran pelan terdengar di telinga Sasuke.

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang