~BWIA -3-

55 5 0
                                    

Author POV

Eunhye melangkahkan kakinya pelan menuju pintu keluar rumah.

'Aish, kenapa harus jatuh ke bawah,sih? Bagaimana kalau rusak?'

Dengan perasaan antara takut, khawatir dan kesal, Eunhye membuka pintu.

Dia mengamati ke dalam rumah memastikan oppa nya tidak ada.

"Ah! Tadi terjatuh dimana,ya? Kalau tidak cepat kutemukan, akan semakin bahaya"omelnya sembari menyibak semak yang ada di pekarangan rumahnya.

Jadi, tadi dia sedang berdiri di balkon kamarnya dengan sebuah mutiara berukuran agak besar yang terdapat lubang kunci kecil di atasnya. Lalu, tanpa sengaja dia menjatuhkannya. Dan beginilah jadinya, dia harus sangat berhati-hatu keluar rumah mencari mutiara itu. Sebab dia takut benda itu rusak atau bisa jadi pecah.

"Mencari ini?"

Suara seseorang menyentakkan Eunhye. Dengan takut-takut dia memejamkan mata dan berbalik.

"Mian, oppa..."lirih Eunhye menunduk menghadapkan badannya ke arah orang di depannya dengan mata yang masih dipejamkannya.

"Mwo? Coba ulangi! Oppa? Aku tidak salah dengar kan?"orang itu menunjukkan nada terkejut.

Seketika Eunhye mendongak.

'Eh?! Bukan oppa?'

"Oh! Kau!"seru Eunhye terkejut sekaligus lega karena itu bukanlah oppanya melainkan Taehyung.

"Ya, ini aku. Jadi, kau panggil aku apa tadi?"tanya Taehyung dengan tampang jahil.

"A-a-aiiishh... Sudahlah. Kemarikan!" seru Eunhye berusaha merebut mutiara yang masih utuh itu.

"Eits, tapi... Berjanjilah dulu,"ucap Taehyung mengangkat mutiara itu tinggi-tinggi.

"Mwo?  Berjanji apa? Sudahlah jangan membingungkanku"balas Eunhye kesal.

"Berjanjilah. Untuk tidak ceroboh lagi. Jaga pemberianku ini baik-baik,"

Eunhye terdiam saat Taehyung membisikkan kata-kata itu tepat di telinganya dengan lirih dan penuh ketegasan.

Eunhye mengangguk pelan. Lalu, ia merasakan tangannya di angkat dan mutiara itu diletakkan ke telapaknya.

"Ingat. Berjanjilah."

"Ya,aku berjanji"

***

Eunhye POV

"Lagi-lagi kau keluar semalam ini."

Suara berat nan tegas itu menghentikan langkah kecilku di tangga. Aku menelan ludahku susah payah.

"Oppa..."lirihku sembari berbalik dan menemukan oppa ku sedang bersandar di tembok bawah dekat tangga dengan tatapan tajam.

"Kemarilah,"pinta nya yang menuju ke dapur. Aku menuruni tangga dengan menunduk.

Sampai di dapur Junjae oppa duduk di kursi meja makan. Dan memberiku isyarat untuk duduk di sebelahnya.

"Eunhye. Untuk. Apa. Kau. Keluar?"

Pertanyaan Junjae oppa yang dipertekan setiap katanya membuatku takut menjawab.

"A-aku. M-menjatuhkan barangku. Jadi aku mengambilnya."jawabku takut-takut memandang oppa.

"Benar begitu? Bukan untuk bertemu namja sebelah rumah?"tanyanya sarkastik. "Aku.. Memang bertemu dengannya. Tapi, dia membantuku mencari benda itu."terangku pada oppa. "Jadi, kau lebih memilih meminta bantuannya daripada aku?"tunjuknya pada dirinya sendiri dengan tatapan tajam.

"B-bukan begitu oppa. Aku juga tidak tahu. Dia tiba-tiba saja ada di belakangku dan menemukan benda itu"ucapku lagi dengan cepat. Junjae oppa mengerucutkan bibirnya tiba-tiba. Membuatku terkejut dan seketika menahan tawaku.

"Ada apa? Kau terlihat menahan tawamu?"

"Oh? Aniyo, oppa."

Lagi-lagi oppa memgerucutkan bibirnya kesal. Hihi,lucu nya oppaku.

Hah, lagi-lagi berdiam diri. Aku juga tidak ingin dalam suasana ini. Tapi, karena aku keluar rumah jadi seperti ini. Peraruran oppa padaku saat malam sangat ketat. Batas waktu keluar rumah (walaupun itu hanya di depan rumah) adalah pukul 9 malam. Jika aku melebihi batas waktu itu kejadian ini lah yang terjadi.

Bahkan dulu aku pernah pulang pukul setengah 12, karena tidak ingat waktu bermain di rumah Ahbin yang lumayan jauh dari daerah rumahku. Oppa memarahiku sampai aku menangis. Dan juga saat itu ponselku kehabisan daya. Begitu diaktifkan sudah ada 50 misscall dan 120 pesan! Itu semua dari Junjae oppa.

Tapi,setelah itu Junjae oppa ke kamarku dan meminta maaf padaku karena sudah memarahiku. Aku pun juga meminta maaf.

Ah, aku jadi flashback kejadian itu.

"Eunhye! Kau ini tidak melihatku,ya?"hentakan suara itu mengejutkanku. Ah,aku terlihat melamun,ya?

"A-Oh. Aku melihatmu oppa. Kau di depanku,"jawabku sambil tersenyum lebar seperti yang sering dilakukan Hoseok oppa.

"Tapi kau tidak merespon raut wajahku tadi. Padahal aku sudah memasang wajah cemberut yang lucu"

Mwo? Oppaku menjadi terlalu percaya diri begini?

"Oppa, kenapa begitu. Aku melihat oppa sedaritadi. Tapi, aku takut kalau tatapan oppa tajam seperti itu,"terangku jujur pada oppa.

Oppa menghela napas, "Baiklah. Eunhye, jangan seperti itu lagi. Kau tahu aku ini sangat menyayangimu. Semenjak Eomma dan Appa tiada, hanya kau yang aku miliki. Adik tersayangku"

Aku mengangguk dan menunduk dalam. Seketika oppa memelukku erat.

Oppa,aku mengerti kekhawatiran nya. Dia sangat takut kejadian wanita seumuranku yang berada di komplek ini diculik dan dibunuh oleh psikopat yang ternyata terobsesi membunuh para wanita.

Oppa, mian. Aku selalu membuatmu khawatir. Aku berjanji tidak akan ceroboh kembali seperti kata Taehyung.

***

Double update^^

Btw, ngetik ini ngebut. Batre kritis sangat:v #curhat

Pai pai :*

Voment please

[BTS FF]Be With Idiot Alien!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang