November & Kamu.

33 4 1
                                    



November & Kamu.



Hai,

Aku tahu ini masih bulan Mei, belum bulan November. Bahkan bulan di urutan ke-sebelas itu masih jauh. Tapi, izinkan aku untuk mengingat kembali peristiwa-peristiwa apa saja atau momen-momen apa saja yang pernah kita –ralat –aku dan kamu lewati.


November dan Kamu.

Dua kata yang belakangan ini terus memenuhi rongga otakku. Entah mengapa, padahal bulan November itu sudah terjadi dua tahun yang lalu, bahkan aku juga sempat melupakannya. Namun, aku tidak mengerti magnet jenis apa yang mampu menarik kembali November dan Kamu masuk ke dalam pikiranku belakangan ini.


November dan Kamu.

Dua tahun yang lalu. Bulan ini adalah bulan favoriteku. Bulan dimana aku pernah dengan bodohnya berpikir bahwa kamulah satu-satunya, dan akulah satu-satunya perempuan yang ada dihatimu. Namun, sekarang aku menyesal pernah beranggapan seperti itu. Bulan November dua tahun yang lalu, aku dengan mudahnya begitu terlena oleh perlakuan manismu, kata-katamu yang begitu meyakinkan, juga tatapanmu yang terlihat sangat meneduhkan.


November dan Kamu.

Baiklah, aku ingin sedikit mengupas luka lama dan menengoknya kembali. Yah, walaupun rasanya akan sedikit perih. Bulan November dua tahun yang lalu, kira-kira di bulan ini lah Ujian Akhir Semester di adakan. Aku masih ingat saat ujian praktek pelajaran produktif, ketika aku dan teman-temanku sedang berlatih lagi mempelajari Adobe After Effect yang akan di ujikan hari itu. Aku dan teman-temanku berada di musholla. Bertepatan dengan itu, Kamu dan teman-temanmu datang, menggunakan pakaian olahraga dan wajahmu yang terlihat penuh dengan keringat. Aku memperhatikanmu. Kamu terlihat lelah sekali dan duduk di dalam musholla. Berjarak tidak begitu jauh dari tempatku dan teman-temanku duduk. Dan biar ku tebak, kamu pasti usai melaksanakan praktek olahraga.

Lalu, salah seorang temanmu memanggilmu, kamu menoleh, kemudian temanmu berbisik di teingamu. Aku tidak mengerti apa yang temanmu bisikkan padamu. Tapi yang aku sadar, setelah temanmu berbisik, kamu langsung menoleh kearakhku. Tepat di tempat aku duduk. Aku yang ketahuan sedang memperhatikanmu sontak langsung menunduk. Malu. Kemudian, kamu menghampiriku. Duduk di hadapanku. Kamu bertanya, aku menjawab. Tapi tanpa melihat matamu. Aku takut salah tingkah ketika harus bertatapan denganmu.

Kemudian kamu mengajakku keluar, ke kantin, kamu bilang kamu ingin di temani beli Susu Ultra. Akhirnya kamu menggenggam tanganku, berjalan beriringan ke kantin. Tak lama, aku dipanggil oleh temanku karena ujian praktek akan di mulai. Kamu masih menggenggam tanganku, seolah tidak ingin aku tinggalkan. Aku tertawa dan kamu cemberut, lucu sekali. Setelah itu kamu mengusap puncak kepalaku dan memberiku semangat. Seketika rasa hangat itu menjalar dalam tubuhku. Kata-kata semangat yang kamu bisikkan begitu menyengat hatiku. Dan aku hanya bisa tersenyum.


November dan Kamu.

Lagi, di bulan November, kamu dengan gampangnya bisa menarik semua kegelisahanku. Dan aku dengan mudahnya percaya oleh rayuanmu. Pagi itu, aku sedang benar-benar jenuh olehmu, aku lelah, aku capek dan aku ingin suatu kejelasan. Berawal dari aku yang iseng bertanya "Sebenenya kita ini apa sih?" dan kamu, tidak menjawabnya. Lalu tiba-tiba kamu pulang sekolah, datang ke rumahku. Tanpa memberi tahu aku dahulu. Sejujurnya aku malas bertemu denganmu, tapi karena Ibuku kekeh menyuruhku untuk menemuimu. Maka, aku menghampirimu yang sedang duduk di luar. Aku langsung duduk di sampingmu tanpa menegurmu, kamu menoleh padaku dan mengernyit bingung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

November & KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang