Enam

846 28 0
                                    

Enam

Ji-eun membuka pintu almari es-nya dan…kosong. Tak ada makanan di sana, yang ada hanya secarik memo di dalam. Ji-eun membuka sebelah matanya yang masih terpejam tadi sambil membaca isi memo tersebut dengan sedikit menguap.

To : Ji-eun

Ji-eun-ah, Aku ada urusan di kampusku, aku tidak masak apapun hari ini. Jadi kau masak saja sendiri, tapi jika kau bisa. Ah, tidak aku hanya bercanda! Jangan bermain dengan kompor! Beli makanan saja di luar. Aku tak ingin kau menghanguskan gedung ini saat aku kembali…

Ji-eun meletakkan memo tersebut sembarang di atas meja, “…apa maksudnya dengan menghanguskan?” Ji-eun merenggangkan otot-ototnya sambil menguap kembali, “Kenapa tidak membangunkanku?” Ji-eun melirik jam dinding sekilas, rupanya sudah pukul delapan pagi. Sambil mengikat rambutnya asal Ji-eun berjalan membuka pintu. Tiba-tiba muncul sosok wanita tak asing di muka pintu. Ji-eun langsung terlonjak ke belakang karena terkejut begitu mendapati tamu paginya.

Omo! Ahjumma!

Annyeonghaseyo Ji-eun-ah~ kau sudah bangun? Apa kau sudah sarapan? Oh, panggil aku eonni! Ahjumma terdengar sangat tua~”

Lee Seunbi istri dari Lee Dongmin, wanita itu berbicara dengan ramah seperti biasa, yang bagi Ji-eun terdengar amat memuakan. Wajah Ji-eun seketika terlihat suntuk dan kesal, karena paginya telah dirusak olah kehadiran wanita menyebalkan ini.

Eonni, ada apa kemari?”

“Hehe, aku hanya ingin menyambut pagi indahmu saja. Hari yang cerah bukan?”

Ji-eun membelalakkan matanya setengah terkejut. ‘Benarkah? Menyambut pagiku?’ Pikirnya tak percaya, ia merasa ada maksud lain dari kedatangan wanita ini. Sejak kapan dia pernah menyapanya kalau bukan untuk memintanya melakukan suatu hal yang merepotkan. Sangat mencurigakan.

“Oh di mana Jisun? Apa dia ada di dalam?”

Tanya Seunbi lalu menyembulkan kepalanya ke dalam apartment Ji-eun, dengan segera Ji-eun langsung menarik pundak Seunbi keluar. Wanita itu terlihat tidak senang menerima perlakuan yang diberikan Ji-eun barusan, tetapi Ji-eun hanya menanggapinya dengan senyuman datarnya seperti biasa.

Eonni sedang pergi, dia tidak ada di dalam. Kalau Seunbi eonni ingin bertemu dengannya mungkin nanti malam baru bisa. Oh, mianhamnida Seunbi eonni, aku harus segera pergi. Sampai jumpa!”

Dengan kecepatan kilat, Ji-eun mengunci pintunya dan bergegas beranjak dari tempatnya.

“YA! Tunggu dulu!” Seru Seunbi sambil menarik lengan Ji-eun, membuat tubuhnya tertarik kembali ke tempat semula.

“Kau tunggu sebentar dulu, ne? Aku akan segera kembali! Kau jangan ke mana-mana, ara?” Perintah Seunbi lalu segera menghilang di balik pintu apartment miliknya. Ji-eun hanya  mengangguk menurut, beberapa menit kemudian ia pun tersadar akan kebodohannya.

“Aisshh…apa yang aku lakuakan di sini? Menunggu parasit betina itu? Aigoo~ babo! Babo!

Sambil menggerutu pelan, Ji-eun berjalan cepat menuju tangga, saat kakinya hampir menuruni anak tangga, sebuah suara menyebalkan kembali memanggil namanya.

“Ji-eun-ah! Tunggu sebentar! Aku kan sudah bilang, kau tunggu di sini.”

Seunbi menarik lengan Ji-eun kembali menghadapnya. Ji-eun hanya bisa pasrah dan mendengus malas mendengarkan ceramah yang keluar dari mulut wanita di hadapannya. Ia membuang muka ke sembarang arah, saat itu pula matanya menangkap sosok Kim Kyosun yang baru saja keluar dari apartment-nyadengan penampilan modis seperti biasa. Ken saat itu sedang mengunci pintu sambil memandangi kedua tetangganya tidak tetarik.

Sakura In Seoul (Revisi)Where stories live. Discover now