Kisah 2 Om.Pong

41 3 1
                                    


' Hey, Pikir dong. Aku kan sudah besar gak perlu lagi dirayakan. Cukuplah saat kecil saja Om.Pong. (Biasa ku panggil Om untuk pengawal pribadiku). Batalkan saja. Oke?'

' Tidak bisa. Ini sudah menjadi acara turun temurun Pangeran. Sungguh tak kusangka Anda akan berpikiran seperti itu. Jika acara ini dibatalkan. Pasti sang Raja akan merasa malu, Karena surat untuk para tamu dan undangan telah disebarkan. Malam ini juga acara akan Berlangsung.'

' Loh. Kok Aku gak dikasih tahu. Senak-enaknya saja main sebar undangan. Yang ulang tahunkan Aku.'

' Lagi pula ini kan acara turun-temurun yang sudah Anda ketahui. Anda harus pilih jalankan atau hukuman.?'

' Oke oke. Om.Pong. Aku akan jalankan.'

Aku sering berfikir bahwa Om.Pong tidak menyukaiku. Entah mengapa Aku juga tidak tahu. Mungkin karena Aku memanggilnya Om.Pong. Tapi, Sesungguhnya Dia memang ompong. Hahaha. Pernah sekali Aku memergokinya sedang periksa gigi di klinik. Dulu umurku masih 7 tahun. Aku juga sedang periksa gigi di temani pelayanku yang sambil belanja di pasar. Aku duduk sebentar di ruang tunggu. Saat itu Aku berpapasan muka dengan Om.Pong. Dia hanya melihatku dengan tatapan sinis. Tapi, Aku balas dengan senyuman yang ceria.

Saat dia masuk ke ruangan. Aku menyelinap masuk secara diam-diam dan melihat apa yang dilakukannya di klinik. Saat dokter mencabut gigi palsunya. Aku sangat terkejut bahwa dia benar-benar tak ada gigi alias ompong. Rupanya selama ini dia memakai gigi palsu untuk menutupi ompongnya.

' Dok. Akhir-akhir ini gigiku sangat sakit karena memakai gigi palsu ini'

' Oh. Ini gigi palsumu yang sudah jelek. Lihat gigi palsu ini sudah rusak.' Sambil menunjukkan padanya.

' Ah. Masa iya Dok. Ini kan masih bagus.' Dia tidak percaya.

' lihat ini. Gigi palsu mu sudah keropos.'

' Tapi Dok, Gigi yang ini tidak' Masih tidak percaya.

' Ya udah kalau menurutmu tidak apa-apa.' Dengan nada kesal.

' Tapi, Dok. Gigi yang ini sudah keropos.'

' Kan sudah saya bilang. Heemm.' Wajah dokter memerah. Setelah itu aku keluar ruangan sambil merangkak pelan-pelan. Untung saja Aku tidak ketahuan.

Akhirnya. Om.Pong keluar dari ruangannya sambil memakai gigi palsu yang baru. Dia terus saja mengoyangkan giginya supaya kuat menempel. Ketika Dia mengoyangkan gigi palsunya. Aku melihat dan berkata.

' Ciieee. Gigi baru ya...?' sambil tersenyum manis semanis madu.

' Ehm.ehm... gak kok Oom batuk aja. Kamu kenapa ke dokter gigi. Mau cabut gigi kamu yang bolong ya?. Sakit loh kalau di cabut.' Layaknya penyihir yang menakuti anak kecil.

' Aku sedang periksa gigi. Weeekkkk.' sambil menjulurkan lidahku.

' Aku tahu semuanya tadi di dalam ruangan tentang gigi palsumu.' Ujarku.

' Aapppaaaa?' dengan suara keras sampai terdengar diseluruh lorong klinik.

' Hei Om.pong kenapa Kau berteriak.' Dengan nada remeh.

' Awas saja ya kalau Kau membocorkan rahasiaku.'

' Tapi, dengan syarat Aku bisa memanggilmu Om.Pong oke...?'

' Oke. Kau juga harus jaga rahasiaku oke ?.'

' Oke. Ompong. Ayo jabat tangan. Seperti perjanjian resmi kerajaan.' Ucapku.

' Kau masih kecil Loney.' Sambil memegang kepalaku. Lalu dia meninggalkanku dengan pelayan.

Itulah ceritanya kenapa dia bersikap keras kepadaku. Tapi, Aku rasa dia sangat sayang padaku. Seperti Ayahku HARMAN MANHOW. Ayahku sangat gagah berani layaknya raja-raja yang lain. Dia sangat Kuat, Bijaksana, Adil dan lain-lain. Tapi, ada satu kekurangan dari Ayahku. Dia kurus.

Tunggu kisah selanjutnya.

Jangan lupa vote, komentar dan ikuti.

Salam persaudaraan.

Seventeen Years OldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang