Chapter 02

62 8 1
                                    


Next chaptnya langsung 2 yah, gue ga tahan.

Sebelum dibaca jangan lupa berdoa ;) lol

Jezzie POV

"Apa kau masih memikirkan perempuan tadi, Je?" Aku terkejut karena suara Luke karena daritadi aku melamunkan perempuan itu.

"Tentu Luke, aku masih tidak menyangka, baru sehari aku masuk aku sudah memiliki musuh di sekolah." Luke merangkulkan tangannya di pundakku.

"Kau tenang saja Je, masih ada aku dan teman yang lainnya."

Senyumku kembali merekah saat dia mengatakan itu. Hatiku merasa nyaman, aku merasa aman di dekatnya. Oh Tuhan, perasaan macam apa ini.

"Ehm, daritadi kita disini kayak manusia transparan ya Cal," kata seorang perempuan yang duduk di depanku.

Perempuan itu menyenggolkan tangannya ke teman disebelahnya yang dipanggil 'Cal'. Ah ya aku melupakan mereka berdua.

"Ma..maaf, aku melupakan kalian berdua,"kataku terkejut.

"Tidak masalah Je, perkenalkan aku Elle Zegga Malik dan yang disebelahku adalah kakakku Calum Klerk Malik," katanya.

Aku hanya menganggukan kepalaku seperti memberi tanda bahwa aku mengerti. Tiba-tiba bel berbunyi, pertanda masuk.

"Bel! Baiklah ayo ke kelas" ajak Ell seraya menggandeng tanganku. "Ya, Ell," kataku.

Pelajaran hari ini selesai. Sayangnya, Dad tidak bisa menjemputku, karena masih ada kerjaan di kantor. Dan aku harus pulang sendiri. Aku belum tentu mengenal London, tetapi paling tidak hari ini suasana London bisa bersahabat denganku.

"Hai, Je apa kau ingin pulang? Bareng denganku saja, kumohon! Aku tak mau pulang bersama Calum," pinta Elle yang datang secara tiba-tiba.

"Maaf nona Ell, dia sudah pulang bersamaku, mungkin ini bukan keberuntunganmu nona". Aku mengenal suara itu, suara yang sudah memotong pembicaraanku dengan Ell.

"Luke? Aku tidak pulang bersamamu, kita tidak ada perjanjian apapun."

Sebelum dia menjawab, dia sudah menarik tanganku pergi. Sungguh menyebalkan.

"Ayo naik, kau tak apa kan jika naik motor, aku ingin kita menikmati suasana London hari ini nona Je, dan jangan menolak permintaanku," tanyanya.

"Tidak masalah Luke, aku sangat berterimakasih denganmu, tapi jika ingin mengajakku pulang lagi jangan gunakan motor seperti ini, aku takut kau hanya mencari kesempatan, ini sungguh memperlihatkan kedua pahaku, Luke." kataku panjang lebar.

Luke hanya menjawab dengan senyum smirknya.

Kita – aku dan Luke – menikmati suasana London di sore hari yang benar-benar sangat berbeda. Kita berkeliling menghabiskan waktu lama hanya untuk kesenangan yang tak pernah kudapatkan selama ini.

"Luke jangan kencang kencang kumohon,"pintaku.

"Pegangan saja,"katanya, lagi lagi dia tersenyum cabul.

Aku menutup mataku sambil memeluknya. Aku merasakan angin yang berhembus di setiap inci tubuhku. Aku sangat nyaman dengannya. Tidak dapat dipungkiri. Ini begitu nyaman untukku. Tolong hentikan waktu ini sebentar saja ya Tuhan, aku tak pernah merasakan hal seperti ini seumur hidupku.

"Kita sampai," Luke sungguh mengangetkanku.

Ternyata kita sudah sampai di depan rumahku.

"Baiklah, aku masuk, apa kau mau mampir sebentar?"

Luke menggelengkan kepalanya, jawabannya adalah tidak. Mengapa? Entah aku tak mengerti.

"Yasudah, terimakasih atas tumpangannya Lucas,"kataku sambil tertawa.

"Urwell Je, dan jangan memanggilku seperti itu. Itu menjijikan haha," dia tertawa yang membuat jantungku kembali berdegup tak teratur.

Akhirnya aku masuk ke dalam, tak kudapati siapapun di dalam rumah. Ah, aku lupa kedua orang tuaku pulang malam. Aku bosan seperti ini.

Kubaringkan tubuhku di kasur, melihat atap atap yang penuh dengan coretan masa kecilku di sebuah kertas yang aku kumpulkan lalu aku tempelkan. Coretan-coretan apapun. Lukisan apapun aku dapat. Aku suka mengoleksi mereka. Di kamarku penuh dengan coretan dan lukisan tangan kecilku dulu. Semua masih sama. Aku yang selalu sendiri. Jarang berkumpul dengan Dad dan Mom karena mereka terlalu sibuk bekerja. Dan akhirnya aku menjadi bosan sendiri. Aku memutuskan untuk tidur sekarang.

"Luke,tolong aku! Siapa perempuan ini, mengapa dia mendorongku sangat kencang, ini sakit,"kataku.

"Luke? Kau memanggilnya? Dia tak akan datang bodoh, haha." Gadis itu siapa ya Tuhan, aku sangat takut. Tiba-tiba gadis itu mengantamkan kepalaku sangat keras ke tembok. Aku ingin menjerit tapi semuanya terlanjur gelap.

"Aaaaaa!!" jeritku saat bangun tidur.

Semua itu untung saja hanya mimpi. Tapi aku tetap ketakutan. Ada yang memasuki kamarku, dan ternyata itu.. Dad! Aku memeluknya, sangat erat. Aku hanya takut. Katakan saja aku terlalu lebay. Tapi aku benar-benar takut.

"Apa yang terjadi sayang? Kau kenapa berteriak?"kata Dad.

Dad mendengar? Apa teriakanku sangat kencang?

"Tak apa Dad, hanya mimpi,"kataku sambil tersenyum.

"Baiklah, ayo turun, kita makan."

"Oh ya, sebelum turun, sebaiknya kau mandi yang bersih dulu ya sayang." Aku menganggukkan kepalaku.

Aku tidak sadar kalau ini sudah malam. Berapa jam aku tidur? Mungkin hanya sebentar dan aku terlalu lelah.

Setelah mandi aku bergegas turun ke bawah. Disana ada Mom dan Dad yang sudah duduk membicarakan sesuatu. Tetapi saat mereka sadar akan kedatanganku, mereka sama-sama membungkam. Aku bingung tak mengerti, apa yang sedang dibicarakan mereka? Dan kali ini Mom membuka suaranya terlebih dahulu.

"Hai 'sayang' "kata Mom. Aku sempat terkejut.

Mom memanggilku sayang? Tidak seperti biasa. Aku tau ada yang mengganjal dibalik ini. Aku hanya tersenyum menanggapi Mom, sedangkan Dad malah melirik Mom dengan tatapan senang tapi aku tak tau, tak bisa dijelaskan. Sungguh.

Setelah makan malam, aku menuju kamarku lagi. Aku hari ini bebas. Tak ada tugas sekolah apapun. Tetapi, rasanya aku sangat merindukan laki-laki itu. Luke. Laki-laki yang benar benar membuatku nyaman saat berada dekat dengannya. Dia yang membuat duniaku yang gelap menjadi terang seketika.

Apalagi aku mendapatkan 2 teman Calum dan Ell, mereka dari keluarga Malik. What! Malik?! Apa benar mereka anak Zayn J Malik? Zayn dan Gigi, ya mereka menikah. Oh Tuhan, pantas saja mereka berdua mirip sekali dengan Zayn tentunya juga Gigi. Aku sangat mengantuk. Aku memejamkan mataku dan akhirnya tertidur.

Pagi ini Mom dan Dad sudah pergi lebih pagi untuk bekerja. Terpaksa aku berangkat sendiri. Sampai di sekolah, aku dihadang dengan seorang perempuan. Aku sempat tersentak kaget saat melihat wajahnya. Perempuan itu mendorongku hingga aku terjatuh. Sakit. Pandanganku buram. Perempuan itu pergi sambil tertawa dengan sangat puas.

Gimana next chapt ini? Gue bener-bener yakin ini freak

Tapi gue bakal berusaha yang terbaik buat lo semua!

Jangan jadi silent readers yah L votes sama comments ;)

FLAWLESS [L.H]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang