"Permisi senior, aku menyukaimu"
Aku gak tahu siapa dia, tapi cuma dengan melihatnya aku langsung bisa menyukainya. Mungkin ini adalah cinta pandangan pertama.
"Eh! Kay! Ngomong sama siapa ih? Setelah sakit kamu jadi suka ngehayal ya?"
"Hah? Apa?"
"Tadi kamu ngomong sendiri, Kay! Aku jadi serem sendiri."
"Oh maaf, Twen. Aku malah gak sadar kalau aku ngelamun tadi."
Aku gak pernah kaya gini lagi sebelumnya.
Terakhir kali aku begini itu saat aku masih di sekolah menengah pertama. Setelah itu, aku gak pernah suka lagi sama cowo. Tapi ngomong-ngomong, siapa ya dia? Aku belum pernah lihat di kampus sebelumnya? Atau dia murid baru?.
"Twen, aku mau tanya sesuatu boleh kan?"
"Tanya apa, Kay?"
Eh! Wait! Tapi kalo aku tanya tentang cowo ke Twen nanti dia malah mikir yang aneh-aneh tentang aku. Nanti dikira aku naksir sama cowo itu. Tapi susah juga jelasin tentang cowo itu. Masa aku tunjuk orangnya, nanti malah ketahuan jelas orangnya itu yang mana. Aduh! serba salah.
"Kebakaran Kay!"
"Hah? Dimana? Ayo lari, Twen!"
"Tuh kan ngelamun lagi."
"Ah! Aku gak jadi tanya deh."
"Ih kamu aneh deh, Kay. Eh, Kay! Aku tinggal bentar ya, itu ada anak mading aku mau ngomong soal tema bulan ini, jangan kemana-mana ya!"
"Oke."
Meja itu sekarang udah kosong, kemana dia? Entah kenapa aku ingin menghampiri meja itu, meja laki-laki itu. Daripada nunggu Twen cuma duduk doang. Tapi, sebentar?
"Dompet? Dompet senior itu? Ah! Iya bener banget! Dompet senior itu ketinggalan"
Mataku langsung melotot dan memutar ke segala penjuru dan klik! Dia lagi jalan mau ke arah kantor dosen!
"Hey! Tunggu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bisakah kamu melihatku?
RomanceBisakah kamu melihatku yang selalu memperhatikanmu?