Catatan: Karena novel ini sangat panjang, jadi ada beberapa bab. Dan tiap bab ada beberapa adegan dengan latar berbeda dan tokoh berbeda. Untuk pergantian adegan, penulis menandai dengan PART dan selalu di mulai dengan part 1 di setiap awal bab.
Eeem.... Sebenernya aslinya setelah dibukukan nggak begini dan sangat rapi. Tapi berhubung disini cukup sulit mengedit serapi mungkin, jd penulis buat permudah dengan cara seperti ini. Semoga bisa di nikmati dan jg dipahami. Selamat membaca......
Part 1
Keila meninggalkan seragam olahraganya di loker. Sebagai gantinya, ia mengambil beberapa buku paket. Meninggalkan barang-barang penting di loker adalah ide terbaik karena ia sangatlah pelupa. Masalah cukup besar yang selama ini selalu dihadapinya tanpa ada jalan keluar.
"Kalau loker ini lima kali lebih besar, aku percaya kamu bakal mindahin semua barang di kamar ke loker," ledek Dita.
Keila tersenyum pada sahabat baiknya itu."Aku cuma nggak mau besok nggak bisa ikut olahraga karena lupa membawa baju olahraga."
"Key, kamu harus mencangkok otak biar ingatanmu membaik."
Keila terkikik. Ia memang tidak mudah marah, bahkan selalu tersenyum meski ada orang yang mencemoohnya dengan kalimat paling kasar sekalipun. Tidak mudah tersinggung dan selalu berpikir positif, begitulah Keila. Kalimat yang di lontarkan Dita tak ubahnya kicauan burung dipagi hari, cukup menyenangkan hingga dapat membuat ia tertawa dan tidak merasa kesal. Walau kalimat itu berarti meledek, tapi bagi Keila tak lebih dari sekadar perhatian.
"Pagi, Alicia!" Sapa Keila pada seorang murid perempuan yang lokernya berada di barisan ke sembilan. Tak cukup jauh dari loker Keila, hanya berhalat tiga loker.
Alicia menutup kembali lokernya, mengunci, dan membawa beberapa buku tanpa balas memandang Keila yang menyapanya. Ia berlalu pergi, seakan tidak mengenal teman sebangkunya itu.
Keila tersenyum menatap kepergian Alicia hingga gadis itu lenyap dari pandangannya.
"Dih, sombong banget, sih?! Memang dia pikir dia monster dari planet mana?!" Gerutu Dita kesal.
"Kenapa?" Tanya Keila.
Dita tersenyum sinis."Dia itu aneh. Kamu tahu dia nggak akan pernah menggubris kamu, terus kenapa masih disapa?!"
Keila tersenyum, bibirnya manyun."Uuumm, dia baik. Aku nggak pernah merasa nggak nyaman selama jadi teman sebangkunya. Alicia itu keren, semua orang juga tahu."
"Keren? Seperti membuat orang lain teraniaya dengan kalimat pedasnya?!"
Keila menutup lokernya. Mereka melangkah bersama meninggalkan loker.
"Dia nggak bermaksud begitu."
"Di mata kamu, semua orang memang punya sisi baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
AGUACERO
RomanceBukan hanya cinta dari seorang kekasih yang dapat menguatkan seseorang dan membuat hidup menjadi sempurna. Seorang sahabat yang sempurna jauh lebih berarti dibandingkan pria yang tidak bisa memberimu cinta yang sempurna, setulus yang sanggup kamu be...