Part 10

7.4K 401 9
                                    

Aku terbangun dengan gusar, menatap alarm berbunyi Dan segera mematikannya. Lalu terbangun berdiri di depan kaca.

Tampak seseorang tak asing lagi dengan kaos putih dengan jaket merah ditambah jeans yang melekat di celananya yang terlihat pas.

Setelah mengamati sang lawan. Dia mengamati dirinya dengan pantulan kaca di depannya.

Setelan seragam bekas kemarin, rambut berantakan, mata siput, ditambah dengan rakyat iler yang masih membekas di tempatnya.

"Sampai kapan lo mau liatin kaca terus. Daripada liatin kaca mending liatin gue" dengan cengiran khasnya yang menunjuk tanpa dosanya.

"Lo ngapain kesini pagi pagi? Gak sekolah?" Dion hanya menggeleng dengan melihat mata siput masih bertengger disana. Dia hanya menunjuk kalender dengan dagunya memperlihatkan hari ini adalah hari libur.

"Oh.."

Melangkah gontai kearah kamar mandi dan menutupnya dengan keras. Dion hanya menggeleng sekali lagi.

* * *

"HAHAHAHA"

Suara membahana terdengar dari pintu kamar Kirana. Bergegas ke sumber suara. Tampak bocah ajaib yang tak lain adalah kakaknya dengan disebelahnya Dion yang sedang menguliti kacang tertawa tenggelam kedalam obrolan mereka.

Tersadar akan kehadiranku, kakakpun menoleh diiringi Dion yang menoleh kepadaku. Tanpa babibu aku langsung duduk dihadapan mereka mengambil roti yang sudah dioleskan bik ijah tadi.

Segera aku menyambar roti dan langsung memakannya. Hari ini aku memilih memakan kaos bergambar Mickey Mouse dengan celana legging merah. Dan tak lupa bandana polkadot menghias di kepalaku.

"Perawan itu gaboleh bangun siang" aku hanya menghela nafas mendengar celoteh kak Mesh bin ajaib.

"Setera gue lah, yang perawan gue. Napa lo yang sewot?" Tanya balik.

"Yee kalo orang besar ngomong gaboleh dibantah! Gak sopan namanya!" Nah, ini nih, kalo udah gini sampe dunia akhirat gabakalan selese kalo kaka tercinta udah belagu.

"Terserah elo deh,," jawab gue pasrah.

"Lagian ditungguin pacar kok masih molor, bukannya bangun pagi" seketika gue tersedak angin atau apa setelah mendegar beberapa patah kata terlontar bebas diudara.

P a c a r .

Pacar.

PACAR?

Gue PACAR Dion?!

Seketika gue menatap horor ke Dion dengan memasang kuda kuda apa maksut ini semua?

Yang ditatap hanya menyunggingkan senyuman kecilnya dan mengedipkan matanya kearahku seraya melanjutkan menguliti kacangnya lagi.

"Lagian, bajunya samaan juga warna merah, janjian ya? Mau kemana? Hangout kemana sih kok pagi pagi?" Tanya kak Mesh beruntun gak tau malu.

"Kita mau ke rumah sakit bareng sebenarnya tap--"

"Papa gausah angkat angkat kenapa, malu sama anak anak.. Ih"

"Biarin, kan mama masih sakit"

"Yang sakit tangan kok digendong,,"

"Emang mintanya gimana ma?"

"Weleh weleh,, udah bonyotan juga mesra mesraan. Gamalu apa yang masih jomblo akut. Eitss,, kecuali.." kak Mesh menegur acara drama kw korea di depan pintu dan tak lupa ejekan kepada adik imutnya ini.

Wait.

Kenapa dia nunjuk gue?.

"Apalo?! Nunjuk nunjuk gue?!" Pelotot yang kuarahkan ke kak Mesh.

Ketua OsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang