Biru

72 6 4
                                    

Warning: banyak typo bertebaran

SWEARING

ZAYN ~ LET ME BE YOUR MAN
CAMILA CABEO ~ HAVANA
SHAWN MENDES ~ RUNNING LOW

Pagi yang cerah mengawali hari ini. Melihat mentari kembali bersinar sangat terik dan mengirup udara sejuk membuat semangat Biru menambah untuk memulai aktivitas hari ini.

Pagi ini ia mendapat pesanan sebucket bunga mawar dari seorang wanita tua.

Biru, dia anak seorang pemilik Toko Bunga bernama The Flowers. Toko yang sejak lama sudah berdiri dan terkenal dengan keramahannya terhadap pegunjung.

Ayah dan ibunya membangun toko itu dengan susah payah hingga akhirnya toko itu sukses.

"Biru, antarkan pesanan ini ke perumahan sebelah ya. Pak Amin tidak masuk hari ini sayang." ucap ibu biru dengan suara lantanganya.

"Iya bu, nanti Biru antarkan"jawab biru dengan senyum yang selalu menghiasi wajahnya setiap hari yang membuat setiap orang kagum akan wajahnya.

Ya. Pak Amin, adalah salah satu orang kepercayaan orang tuanya yang biasa mengantarkan bunga di Tokonya. Namun, berhubung beliau berhalangan hadir, Birulah yang diminta untuk mengantarkan bucket bunga.

"Sekarang Biru. Bucket bunganya dibutuhkan sekarang." Perintah Ibu Biru dengan suara lembutnya.

"Baiklah ibuku sayang" jawab Biru sambil mengambil bucket bunganya dan tak lupa mencium pipi ibunya.

"Biru berangkat..."ucap Biru sembari mengayuh sepeda miliknya.

***

Karena Pak Amin tidak bisa mengantar pesanan hari ini jadi aku yang mengantarkan pesanan bunganya dengan sepedaku. Yahh aku tak bisa mengendarai motor. Beruntung perumahannya dekat.

Lagipula lebih sehat dengan sepeda di banding motor yang membuat ozon semakin lama semakin menipis. Roda-roda mengantarkanku ke sebuah rumah di kawasan elite. Jaraknya lumayan dari toko. Namun dengan sepeda, bisa sekaligus untuk aku berolahraga.

Oh poor of me, aku sangat benci jika berurusan dengan orang kaya ahhh. But it's ok Biru semangat. Karena tak semua orkay arogan. Batinnya menyemangati diri sendiri. Ya, terkadang dia memang malas jika bertemu orang kaya yang arogant. Bukan memukul rata setiap orang kaya, namun rata-rata kebanyakan dari mereka punya sifat sombong yang luar biasa yang terkadang mereka banggakan.

Aku menekan bel untuk memanggil penghuni rumah keluar dengan senyum di wajahku. Cukup lama aku menunggu, hingga tiba-tibu pintu gerbang dibuka oleh seseorang. Wow seorang pemuda tampan dengan kaos v necknya membuka pintu gerbang.

Ke mana perginya pembantu dan satpam yang biasanya ada di rumah orang-orang kaya? Aku memandanginya sejenak, melihat betapa besar kuasaNya menciptakan seseorang dengan pahatan wajah yang sempurna menurutku dengan mata birunya yang mengkilau. Tell me aku lebay. Tapi memang itu yang saat ini aku lihat.

Wow, aku berdecak kagum melihatnya dan tak terasa sudah beberapa menit aku memandanginya.
Rasanya aku terlihat kampungan karena terlalu terpesona ada orang yang tak ku kenal.

"Hmm excuse me, ada apa ya?" tanyanya dengan suara khas bariton yang membangunkanku dari imajinasi liar yang berhasil masuk dipikiranku.

"Eh, maaf tuan ada pesanan sebucket bunga mawar atas nama Ny. Loeisy." Ucapku dengan suara yang kurasa sedikit membingungkan.

"Oh... My mom. Ok thank's. By the way kenapa kamu mengerutkan wajahmu? Apa ada yang salah dengan wajahku?" tanyanya sambil memeriksa wajahnya dengan tangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ImaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang