Lie

4.8K 323 9
                                    

OHOHOHOHOHHO AUTHOR SUE KOMBEK EHEHE
MIAN READERS TERCINTA KARNA BIKIN KALIAN NUNGGU LAMA BUAT UPDATE AN NYA (pede bgt! Siapa juga yg nungguin-_-")
Btw, smua yg ada di part II adalah author pov ya. Soalnya ada yg req begitu.

Ok....ok ok 😅

Happy reading...😘


Author POV

" Da...darah " ucap Namjoon pelan.

Tiba-tiba Seokjin kembali mengerang kesakitan, sakit di perutnya kembali menyerangnya, bahkan berkali-kali lebih sakit dari sebelumnya.

" Aarrgghhh appo!! Hiks namjoon..." ucap Seokjin seraya memegangi perutnya.
" Astaga Jinnie, kau kenapa?!" Namjoon mulai kalang kabut.
" Hiks perut ku sakit "

Tidak menunggu keadaan menjadi semakin parah.
Namjoon langsung saja menggendong Seokjin keluar apartemen. Setelah berusaha keras menutup pintu apartemen Seokjin, ia berjalan cepat.
" Hiks appo..." Seokjin terus meringis kesakitan. Ia benar-benar sudah tidak kuat lagi menahannya. Tubuhnya sudah sangat lemas.

Namjoon terlihat sangat tegang.

" Sabar sayang. Aku akan membawa mu ke Rumah Sakit secepatnya. Tahan sebentar lagi, Jinnie. "

Namjoon segera memasukkan Seokjin ke dalam mobilnya. Setelah memasangkan sabuk pengaman pada Seokjin, ia langsung menancapkan gas mobilnya.
Di dalam mobil, Namjoon terus menerus menguatkan Seokjin sambil sesekali mengelus rambut namja manisnya itu.

Ada rasa sesak yang menyerang dada Namjoon tatkala melihat lelehan kristal bening yang meluncur mulus di pipi chubby Seokjin.

Seokjin kembali terbatuk dengan keras, ia hanya menutup mulutnya dengan sebelah telapak tangannya. Darah kembali mengisi rongga mulut Seokjin membuatnya mual bukan main.

UHUK UHUK UHUK

Darah mulai keluar dari ujung bibir plum Seokjin dan menghiasi kaus putih panjang yang ia gunakan membuat sedikit kesan menyeramkan bagi yang melihatnya.

" Astaga JINNIE!!! Bertahanlah sayang. "
Namjoon makin memantapkan gas mobilnya.

Mata Seokjin mulai berkunang-kunang.

'Tidak, aku harus bertahan.'

Batin Seokjin menjerit.

'Jinnie, kau harus bertahan sayang. Aku tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi pada mu. Aku tidak tahan mendengarnya baby. Ringisan mu terdengar begitu memilukan bagi ku.
Sebelumnya Jin tidak mengatakan apapun tentang perut nya. Dan darah itu, aahh aku tidak mau membayangkannya lagi.
Aku menatapnya khawatir. Aku memacu kecepatan mobil ku secepat mungkin. Melihatnya menitikkan air mata karena menahan sakit membuat ku tersiksa.'

Namjoon takut, ia sangat takut melihat Seokjinnya yag seperti ini.

Sesampainya di rumah sakit, Namjoon langsung mengeluarkan Seokjin dari mobilnya dan menggendong Seokjin ala brydal style. Seokjin hanya diam seraya memejamkan matanya, air mata masih menetes dari matanya menandakan sakitnya tidak mereda sama sekali. Namjoon merasakan tubuh Seokjinnya yang semakin melemah, pegangan Seokjin pada lehernya pun terlepas.

" Bertahan sayang. "
Suara Namjoon mulai bergetar.

Namjoon mempercepat langkahnya menuju UGD.

" PERAWAT!!! DOKTER!!! DOKTER!!! CEPAT!!! " Namjon berteriak kalang kabut. Persetan dengan harga dirinya. Yang terpenting adalah Seokjinnya selamat.

Tak lama kemudian para perawat dan seorang dokter datang dan membawa ranjang dorong untuk Seokjin. Mereka dengan cepat membawa Seokjin ke ruang rawat untuk diperiksa, tapi dengan sangat terpaksa Namjoon harus menunggu di ruang tunggu.

I'm So Worry Baby JinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang