#1 (Perfect, Mirai)

18 3 2
                                    

Kelas pagi, benar bernuansa sangat damai. Seluruhnya, berangkat sangat pagi. Ah, tidak! Mungkin terlampau pagi. Karena sesuatu yang tidak ingin mereka lewatkan, adalah ucapan selamat pagi dari sang primadona sekolah, Furukawa Mirai.

"Ohayou gozaimasu, minna-san"

Dan sang suara yang mereka nanti sudah berkicau. Furukawa Mirai, baru saja memasuki kelas.

"Ohayou gozaimasu, Mirai-chan!!!" serentak satu kelas menjawab dengan senada.

"Eh? Apa aku terlambat?" tanya nya, melihat seisi kelas yang sudah sangat penuh. Hanya ia yang datang paling terakhir.

"Tentu saja tidak. Kami lah yang datang lebih awal" jelas salah satu teman kelasnya, Yuuki Jira

"sou sou! Mana mungkin Mirai-chan terlambat" lagi, teman perempuannya Kuruzawa Anko menegaskan lagi

Mirai tersenyum, kemudian berjalan ke arah tempat duduknya.

"Ah, shimatta aku lupa membawa tugas ku"

"Dousjite, mirai-chan?" Tanya Anko, teman sekelasnya yang duduk dibelakang tempat duduknya.

"Seperti nya aku melupakan tugasku" jelas mirai dengan wajah sedihnya

"Kau bisa meminjam punyaku. Masih ada waktu 15 menit sebelum masuk" Anko menawarkan buku nya agar Mirai bisa mencontek isi nya,

Namun gadis itu tersenyum, tidak berniat sedikitpun untuk meminjam contekan tersebut

"Arigatou ne, Anko-chan. Aku akan mengerjakannya sendiri. Lagi pula, tidak sulit kok"

Senyumnya memikat hati seisi kelas, hingga timbul berbagai macam bisikan bisikan yang ramai di kelas, seperti

"Mirai-chan benar benar cantik"

"Andai aku bisa berkencan dengannya"

"Jika aku laki laki sudah pasti aku akan membuatnya menjadi pacarku"

Ya, kurang lebih seperti itu. Tidak ada yang berani mengungkapkan perasaannya pada Mirai, mengingat she's so perfect !

-

"Furukawa-san, bisa ikut saya sebentar?"

Nanami-sensei memanggil Mirai yang sedang berada dikelas untuk membantu nya dalam beberapa hal

"Baik, sensei!"

Gadis itu lantas mengikuti kemana guru itu membawa nya. Tak lama, hanya beberapa menit dan mereka sudah sampai. Tumpukan proposal Karya Ilmiah yang belum sempurna berada di meja. Sangat berantakan

"Maaf, Furukawa-san. Seperti nya aku butuh beberapa bantuan disini"

Tanpa dijelaskan, gadis itu sudah paham benar apa yang harus ia lakukan. kemudian segera ia mengambil tumpukan proposal itu dan menyelesaikannya dalam waktu kurang dari satu jam.

"Bagaimana dengan ini, sensei?"

Nanami-san melihat hasil kerja muridnya itu selama kurang dari satu jam dan, ia sedikit bergidik ngeri sekaligus senang.

"Wah! Ini benar benar luar biasa! Bagaimana mungkin kau menyelesaikannya?"

"E-eh? Sebenarnya, aku pernah melakukan praktik ini sebelumnya" jelas nya pada Nanami-san

"Bukankah alatnya sangat sulit? Dan bahan bahan nya juga"

"Bagiku tidak sesulit itu, sensei"

"Terimakasih, ya ! Furukawa-san"

"Sama sama, sensei"

-

Istirahat makan siang baru saja tiba, Mirai mengambil kotak makannya dari dalam tas, kemudian membuka nya.

"Wah! Bekal makan siang mu benar benar lucu, Mirai-chan" ungkap salah satu temannya, yang melihat potongan sosis, nasi, dan telur dadar yang di buat se begitu menariknya hingga membuat siapa saja tidak akan tega untuk memakannya

"T-tidak. Ini hanya bekal makan siang ku, sudahlah jangan memuji nya" jawab gadis itu dengan sedikit rasa malu

"Mirai-chan!!" seseorang dari kelas lain tiba tiba saja memanggilnya

Mirai segera menyudahi acara makan siangnya, dan menghampiri gadis diujung pintu itu.

"Ada apa, Hira-chan?" tanya nya

"E-to, seseorang ingin bertemu denganmu" Jawabnya, membuat Mirai memiringkan kepala nya sedikit bingung

Meskipum begitu, Mirai mengikuti kemana Hira membawanya. Dan ternyata, yang ia temui adalah seorang lelaki yang sama sekali tidak ia kenal berdiri di atap gedung sekolah. Menunggunya, dengan membawa sebuau bucket bunga dan sekotak coklat

Mirai pun menghampiri nya, mencoba mencari tau apa tujuan lelaki itu mengganggu acara makan siangnya

"F-furukawa-san, E-to... " lelaki itu mulai bicara

"Siapa namamu?" Mirai balik bertanya

"Eh? ano, Terakawa Yoichi desu !"

"Oh. Kenapa kau memanggilku kesini Terakawa-san? " Tanya nya tanpa basa basi

"A-ano..."

"Hmm??"

"J-jadilah pacarku!"

Lelaki itu menodongkan sebucket bunga untuk Mirai. Dengan posisi menunduk, dan wajah yang semerah buah tomat.

Mirai sedikit terkejut, bahwasa nya lelaki yg sama sekali tidak ia kenal berani menyatakan perasaannya.

"Gomennasai . aku butuh seorang lelaki yang serius bahkan berani mati untukku"

"Aku berani mati untukmu"

"Apa kau yakin, dengan deskripsi mati untukku yang tepat?"

"Maksudnya?"

"Pikirkan dulu, dan jangan terlalu terburu buru. Temui aku jika kau sudah tau maksudku"

"Kau menolakku?"

"Aku bahkan belum memberimu jawaban"

Mirai memberikan sebuah senyum pada Terakawa yang sedang berdiri terpaku di depannya.

"Aku pergi dulu. Senang bertemu denganmu, Terakawa-san" ucapnya

Gadis itu lantas pergi meninggalkan Terakawa.

"Tunggu!"

Langkah kaki nya terhenti, setelah Terakawa mengucapkan sepatah kata

"Aku akan menemuimu, secepatnya"

"Baiklah. Sampai saat itu akan menunggumu. Jaa na "

Dan gadis itu kini benar benar sudah pergi dari atap.

-

Sementara Terakawa sama sekali tidak fokus, karena memikirkan sesuatu yang janggal seperti 'mati untukku?'

Bukankah itu yg seharusnya memang dilakukan jika seseorang benar benar mencintai gadisnya?

"oi! Apa yang kau fikirkan jika gadis yang kau cintai memberimu syarat seperti 'orang yang mau mati untukku?' " tanya nya pada seseorang yg sedang duduk dibelakang Terakawa

"Apa maksudmu? Tentu saja aku akan menjawab 'aku berani mati untukmu' atau sejenisnya"

"Nah! Benar bukan?"

"Lalu?"

"Ia meminta deskripsi yang sangat jelas tentang arti berani mati untuknya"

"Ha?! Ayolah! Itu hanya bualan. Tidak ada orang yg mau mati untuk orang lain"

"Tapi aku mau"

"TERAKAWA!"

Mungkin temannya merasa kalau Terakawa benar benar bodoh. Hanya karena cinta, ia harus rela mati

"mati untuknya? berarti memberikan hidupku padanya? Bukan kah begitu?"

Lalu? Apa lelaki itu akan mengetahui deskripsi nya secara detail?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Another, MiraiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang