Kalo ga ada yang vote, gue ga mau nge post next chapt lagi deh
Oiya semangat UAS adek-adek gue, sukses ya ;)
Luke POV
Setelah sampai di kantin, aku tidak bersama Jee. Dia yang mencari tempat duduk untuk kita berdua. Saat aku sudah memesan makanan, aku melihat sekeliling untuk mencari Jee. Ternyata tempat yang ingin dia duduki sudah diduduki oleh geng populer itu. Saat aku ingin kesana, tiba-tiba jantungku merasakan sesuatu yang membuatnya sangat sakit. Aku melihat Jee dan Calum saling menatap lama. Itu membuatku teriris? Bilang aja aku alay. Tapi, itu datang sendiri. Apa aku mencintai Jee?
"Shit! Big no, kau tidak mencintainya Luke. Hanya perasaan, oke"umpatku pelan.
"Hai sayang." Aku merasakan ada yang memegang pundakku. Setelah aku menengok, aku mendapati ada cewek yang menjadi pemimpin geng pupoler itu.
"Hm? Jangan menyentuhku, dasar jalang" Perempuan itu cukup menarik, aku sadar akan hal itu. Semua lelaki di sekolah ini hampir tidak ada yang berhasil mendapatkannya. Tapi sayang, dia seperti jalang di depanku.
"Kau menyebutku jalang? Apa kau tak salah bicara? Harusnya kau menyebut jalang ke seseorang yang ada disana" dia menunjuk ke arah... Jee! Apa maksudnya? Justru Jee lebih baik. Seketika Jee langsung menduduk dan lari. Lebih tepatnya, lari menggandeng tangan Calum.
"Dasar jalang bodoh!" Aku lari mengejar Jee. Tapi aku tak menemukannya. Sial.
Calum POV
Saat Jee ditunjuk oleh ketua geng populer itu dan menyebutnya jalang, dia langsung menarikku. Aku tak tau kenapa tiba-tiba dia menarikku. Tapi aku sungguh kasihan dengannya.
"Jee.. menangislah kalau itu membuatmu lebih baik, ok?" Aku mengusap punggungnya pelan.
"Hiks.. aku.. aku sudah tidak ku.. hiks.. kuat Cal."
"Setahuku kau adalah gadis kuat. Kau pasti bisa melawan mereka. Mereka tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kau, Jezzie" aku mengusap kepalanya lembut.
Rambut hitam semu cokelatnya tergerai panjang kebawah. Aku sadar, Jezzie sangat sempurna bagiku. Baru saja dia menjadi murid baru di sekolah namun dia sudah dinobatkan menjadi murid cerdas di sekolah ini. Sangat mengagumkan untukku. Dia berhasil mengalahkanku. Tidak pernah kusangka sebelumnya.
"Ya, aku kuat saat aku bisa bena-benar untuk kuat. Tapi ada kalanya aku menjadi lemah Cal" Jezzie sudah berhenti menangis, dia mengusap air matanya yang daritadi jatuh terbuang sia-sia.
"Need a warm hug, hm?" Aku melebarkan tanganku. Aku benar-benar tidak tau kenapa aku bisa seperti ini. Aneh.
"Uh? Em, yes i need" Kami tertawa bersama saat berpelukan.
Jezzie POV
Setelah aku menangis dan mendengarkan masukan Calum untukku, aku sadar yang dikatakan olehnya ada benarnya juga. Aku mulai berhenti menangis menyeka air mataku yang sulit untuk berhenti. Aku benar-benar menghadapi masalah yang beruntun sekarang. Ini adalah hidupku. Aku harus bisa melawan arus yang membawaku terpelosok ke dalam lubang yang lebih dalam dari sebelumnya.
"Need a warm hug, eh?" Jantungku berhenti sesaat saat Calum mengatakan itu. Aku benar-benar tidak menyangka jika ia akan mengatakan itu. Tidak bisa dipungkiri aku memang membutuhkan pelukan yang bisa menenangkanku sekarang.
"Uh? Em, yes i need" Saat aku memeluknya. Ini berbeda dengan saat aku memeluk Luke. Entah mengapa aku lebih terasa nyaman dengan Calum. Tidak! Jangan, aku tidak boleh menyukainya. Hanya perasaanku saja.
Aku masih berpelukan untuk menenangkan semuanya. Berusaha menjadi normal karena detak jantungku tidak berhenti sedari tadi. Saat aku melihat sekeliling, aku melihat Luke yang sedang celingukan mencari sesuatu. Saat dia menoleh padaku, dia langsung tersenyum dan pergi dengan lesu, tidak seperti sebelumnya. Setelah aku sadar, aku melepaskan pelukanku dengan Calum.
"Enough?"
Aku mengangguk, "Terimakasih, Cal"
"Oh jadi kau punya simpanan? Benar-benar murahan" Suara itu mengejutkanku dan Calum. Saat kita sama-sama menoleh, ternyata itu.. SHIT!
Sementara itu deh ya gue publish
Percuma kan kalo publish panjang tapi ga ada yang vote
Kitati gue :(
Gue bakal update fast kalo banyak yang vote :p
KAMU SEDANG MEMBACA
FLAWLESS [L.H]
Random"My flaws will be closed by your flawless." - Je Tomlinson