FlashbackBrrmm Brrmm
Suara truk dari sebelah rumah Serra terdengar hingga telinga gadis kecil ini. Ia melihat truk tersebut dari jendela kamarnya, dan mendapati seorang ayah, ibu dan anak laki-laki keluar dari truk itu. Dan mulai memasuki rumah kosong yang ada disebelah rumah Serra.
Di malam harinya, 'Ting Tong' suara bel rumah Serra berbunyi. Dan segera membuka pintu rumahnya.
"Selamat Malam." Sapa tamunya dengan ramah.
"Selamat malam." Jawab Serra. "Cari siapa ya?" Tanyanya sopan.
"Kami orang baru yang menempati rumah sebelah." Jawab wanita separuh baya tersebut.
'Orang baru? Ooh yang tadi pindahan dengan truk.' Batin Serra.
"Ada siapa Serr?" Tanya Ayah Serra dari kejauhan, dan mulai mendekat pada pintu rumah mereka. "Ooh Pak Rama!"
"Hei Pak Romly!" Sapa tamunya tersebut yang paling tua dengan ceria.
"Silahkan masuk." Pak Romly a.k.a ayah Serra mempersilahkan para tamunya masuk dengan diiringi salam-salaman hangat.
Mereka menempati sofa di ruang tamu Pak Romly. Dan mulai berbincang-bincang dengan akrab seolah sudah kenal lama. Tapi, memang benar kenyataannya.
"Lama tak berjumpa Ram."
"Iya, Udah lama enggak ketemu. Udah berapa tahun ya?"
"Hahah sampai udah tua gini. Dan juga udah punya anak."
Mereka tertawa lepas dengan dasar rasa rindu mereka yang jarang bertemu.
"Ngomong-ngomong betah ya di Inggris?" Tanya Pak Romly. "Sampai gak pernah kunjung kesini." Tambahnya.
"Hahaha ya betah lah, sampai ketemu pendamping hidup Rama." Tawa Pak Rama dengan melirik pendamping hidupnya a.k.a Bu Eliza
Hening sebentar, hanya terlihat aksi lirik-lirikan mata oleh sepasang suami-istri yang bertamu di rumah Pak Romly.
"Bisa aja temen ane ini." Seantero ruang tamu menjadi dipenuhi oleh tawa seorang bapak bapak dan ibu. *eh?
Dan 2 orang anak laki laki dan perempuan hanya bisa diam melihat tingkah orang tua mereka masing-masing.
"Eh bapak bapak, masih ada anak kecil disini." Ucap Bu Eliza dengan melihat kedua orang anak yang sedang bingung.
Para bapak bapak ini pun menghentikan season tertawanya dan melihat anak-anak mereka. Dan hanya tersenyum cengar cengir tanpa memiliki salah apapun.
"Oh Ram, ini anak aku. Namanya Serra Kraisya." Ucap Pak Romly
"Hallo Om.. Tante.. Saya Serra Kraisya. Bisa dipanggil Serra." Ramah Serra dengan memperkenalkan namanya.
"Cantiknya anak kamu Pak Ram." Puji Bu Eliza pada Serra. "Kamu umur berapa Serra?" Tanyanya.
"Umur 7 tahun tante." Jawab Serra.
"Oh beda satu tahun dengan anakku. Dia masih umur 6 tahun." Bu Eliza melirik anaknya yang sedang duduk termenung, entah memikirkan apa. "Nak, kenalkan dirimu." Pinta Bu Eliza.
Orang yang dimintai pun tak kunjung merespon, dan tetap pada kegiatan awalnya. Merenung.
"Maaf aku lupa. Anakku masih belum bisa berbahasa Indonesia. Jadi dia seperti itu." Jelas Bu Eliza. "Luke, introduce yourself."
Pintanya.Merasa dipanggil dan menyuruh memperkenalkan dirinya, anak laki-laki ini berdiri, "Hello.. My name is Luke Abraham."
"Hello Luke.." Sapa Serra pada Luke.
Luke menoleh pada Serra, dan menjawab, "Hello.." Balasnya dengan senyuman.
"Semoga kalian bisa berteman baik."
♣♧♣
Esoknya, tepat hari minggu, Pak Rama dan Bu Eliza menitipkan anaknya pada keluarga Pak Romly, sahabat karib Pak Rama dulu.
"Kak, tolong ajari Luke bahasa Indonesia ya? Kamu kan udah pintar bahasa inggris kan?"
"Oke Pa, anak papa ini bisa diandalkan." Hormat Serra pada ayahnya.
"Okay, Luke, I'm gonna teach you how to speak in Indonesia." (Oke Luke, Sekarang aku akan mengajarimu berbicara bahasa Indonesia)
Serra sekarang akan memulai amanat dari sang ayah untuk mengajari anak laki-laki ini berbahasa Indonesia. Dan sekarang, Serra merasa senang menjadi guru-guru seperti yang ada disekolahnya. Dan jangan heran, ia sangat pintar berbahasa inggris karena dari kecil sudah dilatih untuk berbicara bahasa inggris.
"You can speak english?" (Kau bisa berbahasa Inggris?) Tanya Luke penasaran.
"Yes, I can. Why not?" (Ya, aku bisa. Kenapa tidak?) Jawab Serra bangga dan juga merasa tersindir sedikit sih.
"What it's your name? I'm forget." (Siapa namamu? Aku lupa) Tanya Luke.
"My name is Serra Kraisya. SERRA." (Namaku Serra Kraisya. SERRA) Jawabnya dengan penuh penekanan di akhir kata. "You understand?" (Kau mengerti?)
"Yes, Serra." (Ya, Serra) Jawabnya. "Now, what I'm gon na learn?" (Sekarang, apa yang akan aku pelajari?)
Serra kemudian mengambil papan tulis kecil miliknya serta spidol, dan mulai menuliskan sesuatu disana.
"Now Luke, read this.." (Sekarang Luke, baca ini..) suruh Serra dengan menunjukkan kata-kata yang telah dituliskannya di papan tulis kecil itu.
Mata Luke mulai membaca kata demi kata dalam papan tersebut. Dahinya mulai berkerut, "Hmm naammaakiiiuuu aaadaiiillaah Luke." (Namaku adalah Luke) ucapnya.
Sang guru jadi-jadian a.k.a Serra pun hanya bertepuk jidat dengan tangannya.
"Haduhh gini aja enggak bisa baca. Apalagi kalimat panjang." Keluh Serra
"What're you talking about?" (Apa yang sedang kau bicarakan?) Tanya Luke penasaran dengan omongan yang Serra bicarakan.
"Kamu.... HARUS BANYAK BELAJAR!!"
Luke hanya mengerutkan dahinya pertanda bingung dengan ucapan guru palsunya itu. *eh?
Dan hari-hari dimana Serra yang menjadi guru Luke terus berjalan dengan rasa geram Serra, rasa tidak faham Luke, dan rasa lucu pembelajaran.
Flashback end
Bersambung
Spada!!
Haloo^^ kembali dengan author yang biasa-biasa aja ~_~Gimana chapter ini? Nyambung kan yah? Semoga aja :)
Di chapter ini aku buat masa lalu tentang Serra Kraisya dan Luke Abraham.
Dan kalian sudah tau kan jawaban dari 'Siapa Luke itu?'
Tunggu chapter selanjutnya^^
Jangan bosen yahAnd then,
Happy Mubarak Ied >< bagi umat muslim :)
Minal aidzin walfaidzin yah, kalo author punya salah *pasti* author minta maaf yah :))Lafyuu ♥♥
Nvr
KAMU SEDANG MEMBACA
His Not 'NERD'
Genç Kurgu"Akulah Bintang..." "Dan akulah Bulan..." "Aku datang sebagai Matahari..." →Beryl Reymond← Serra Kraisya. Nama yang selalu ada dihati gue. Gue suka sama dia. Tapi, mungkinkah dia suka sama gue? Dengan sifat dan penampilan gue yang bisa dibilang Nerd...