dua

2K 37 0
                                    

Cerita ini sudah pernah saya publish di facebook!!!
****
Jarum jam dipergelangan tangan (namakamu) telah menujukkan pukul 17.30 sore, mentari pun telah berada di ufuk barat. Waktu yang sangat pas jika dijadikan waktu bersantai keluarga, namun tidak dengan (namakamu). Gadis itu berjalan mondar mandir di lorong sebuah labirin di kebun binatang.
.
Berkali-kali ia berdecak kesal karna diarea sini sudah tak ada orang.
"Semua ini gara-gara qobaal. Coba tadi dia gak bikin gue kezeeell , kan gue gak harus cari bunrik dan yahri (panggilan (namakamu) pada bunda Rike dan ayah Heri) sendirian. " dumel nya dengan wajah kesal.
.
'Tak!tak!tak!'
.
Sebuah suara langkah kaki seseorang bergema diarea itu, membuat (namakamu) menggidikkan bahu tidak peduli. Ia sama sekali tidak takut pada mahluk astral itu,
"Kalau tuh wewe gombel gue mau minta tolong cari jalan keluar ahh.." gumam (namakamu) sambil meloncat-loncat kecil kearah asal suara langkah tadi.
.
'Tek!tek!tek!'
Kembali suara itu terdengar, dan kembali pula (namakamu) mengikutinya. Hingga langkahnya terhenti saat dilihatnya sosok bayangan seorang laki-laki.
"Kok kayak Iqbaal ya?" pikir (namakamu).
Dengan hati-hati  ,ia melangkah mendekati bayangan itu.
"Lah lo beneran?"tanya (namakamu) ketika sampai dibelakang iqbaal. Tawanya tergelak begitu melihat tubuh iqbaal terlonjak kaget.
.
"Darimana?" tanya iqbaal sesudah mengembalikan ekspresi kagetnya ke ekspresi datar.
.
"Gue tersesat .. Kaki gue capek. Perut gue keroncongan laper. Kerongkongan gue kering nahan haus. Yuk pulang baal.." rengek
(namakamu) dengan mengoyang goyang badannya.
Persis kayak anak kecil yang kebelet pipis.
Mungkin kalau saja Iqbaal tidak segera menariknya, gadis itu akan merosot dengan gaya tidak anggun.
****
"Pelan-pelan aja, lo kayak orang gak pernah makan ayam kremes aja." tegur Iqbaal saat melihat (namakamu) menyendok cepat nasi di piringnya. Ia suda nambah tiga kali, dan sekaran tangannya tengah menyendokkan nasi kepiringnya. Mulutnya penuh dengan makanan.
.
"Suka-suka gue, daripada  belom pernah makan tapi pura-pura udah pernah makan. Basi tau ga, sok jaga imej segala.." ujar (namakamu) dengan nasi dimulutnya yang berhambur kemana-mana. Bahkan sampai ada yang kewajah Iqbaal, membuat laki-laki itu menggeram sebal.
.
Ayah heri dan bunda Rike tertawa geli melihat pasangan dihadapan mereka. Sejak kenal
(namakamu) , bunda Rike langsung merasa nyaman. Gadis itu selalu menunjukkan apa yang ada didalam dirinya. Tidak pernah dibuat-buat, ia akan marah jika ada yang melukainya, ia akan rendah hati jika ada yang baik padanya. (namakamu) tidak pernah sok manis didepan bunda Rike, tapi ia juga tidak urakan. Sikapnya itu friendly , ceria, hiperaktif dan dibarengi kesopanan serta menghormati orang yang lebih tua.
.
Jarang ada gadis yang seperti
(namakamu), makanya ia dengan semangat menjodohkan Iqbaal dengan (namakamu).
.
"Sudah-sudah, ayo makan lagi. Iqbaal udah lah, biarin bunda lebih suka (namakamu) yang kayak gitu kok. " lerai bunda Rike saat melihat (namakamu) berdiri dengan wajah cemberut karena Iqbaal mengatainya 'babi'.
" (namakamu) udah gak laper bunda. " ujar (namakamu) masih dengan wajah cemberut, ia mendekat kearah bunda Rike lalu mencium telapak tangan wanita cantik itu bergantian dengan ayah Heri.

.setelahnya (namakamu) berjalan mendekati Iqbaal, disorongkan tubuhnya dihadapan suaminya itu. Jika dilihat dari tempat duduk bunda Rike dan ayah Heri, posisi (namakamu) seperti sedang mengecup pipi iqbaal.
.
Nyatanya (namakamu) justru tengah mengancam suaminya,
"Abis ini lo masuk kandang babi!, dadah sayang.."
Setelahnya gadis itu berlari menaiki tangga  menuju kamarnya dan Iqbaal.
.
Iqbaal menatapnya tidak percaya, ia berdecih seraya mendumal sebal,"apa-apa'an ,.!"
.
"Iqbaal.." panggil bunda Rike pelan membuat iqbaal mengalihkan pandangan kearah wanita yang sudah melahirkannya itu.
"Ya bunda?"
.
"Jaga (namakamu), jangan kamu sakitin dia. Sayangin dia kayak kamu sayang sama bunda. Ingat itu." tuah bunda Rike .
.
"Iya bunda.." jawab iqbaal setengah malas. Ia tidak terlalu perduli dengan gadis itu , asal bundanya senang itu sudah cukup baginya.
.
"Ayah sama bunda lusa akan ke london, grandma kamu sakit keras. " ujar ayah Heri yang dibalas delikan Iqbaal.
"Kok gak bilang iqbaal. Biar Iqbaal aja yang kesana ayah.." tawar Iqbaal .
.
"Gak!gak! Kamu udah punya tanggung jawab pada (namakamu). Teh Ody yang bakal ngawasin kalau kamu nyakitin (namakamu)!" titah bunda Rike cepat dan tak terbantah membuat Iqbaal terpaksa mengangguk .
"Menyebalkan.!"
***
Iqbaal mengaga lebar saat membuka pintu kamarnya dan mendapati kamarnya sangat berantakan. Baju-baju berserakan sementara (namakamu) tengah tiduran santai diatas ranjang membaca majalah.
" (namakamu)!" tegur Iqbaal seraya merunduk dengan tangan sibuk memunguti pakaian-pakaian itu.
" (namakamu)!" panggilnya lagi.
.
"Hmmm..?"
.
"Lo apa-apa'an sih?"
.
"Maksud lo?" (namakamu) meletakan majalahnya dan menatap iqbaal malas.
.
"Kamar.ini?" tekan iqbaal mulai kesal ,lagi.
.
"Oohh.. Ini kan kandang .b.a.b.i. Kalo lo gak terima, napa dulu mau nikah ma babi?" tanya (namakamu) skarkatis. Wajahnya terlihat memerah menandakan ia sedang sangat marah. Ia menatap iqbaal yang menghentikan pungutannya, lalu suami nya itu berdiri tegak. Menatapnya seolah meminta maaf.
.
"Sory.." ujar iqbaal datar, lalu kembali melanjutkan memunguti pakaian-pakaian itu. Mengabaikan wajah (namakamu) yang semakin cemberut.
"Baal.."
(namakamu) merengek,
"Apa?" tanya iqbaal tanpa melihatnya.
.
"Baal lihat sini...." pinta (namakamu) dengan suara memohon.
Iqbaal pun dengan menghela napas kembali berdiri tegak, lalu menatap kearah (namakamu).  Ia membelalakkan mata saat gadis itu beranjak berdiri.
(namakamu) saat ini mengenakan piyama dengan potongan sangat pendek. Ia melangkah mendekati iqbaal seraya membuka satu-per satu kancing piyamanya.
.
Pluk!!
.
Piyama itu terjatuh kelantai, menyisakan (namakamu) yang berdiri dengan lingerie sexy dihadapan iqbaal. Membuat laki-laki itu meneguk ludah gugup.
.
Iqbaal melangkah mundur saat
(namakamu)  mendekatinya. Ia terus mundur dengan gugup hingga punggungnya menyentuh dinding. Sementara (namakamu) semakin mendekatinya dengan senyuman manis.
"Lo kan suami gue. Dan gue gak mau lo kabur dengan alasan gak suka sama gue. Ini satu-satunya cara biar lo gak bisa kabur. Bikin gue hamil!" ucap (namakamu) dengan senyum tipis.
.
"Gue gak bakal kabur, lo tenang aja!" teriak iqbaal dengan wajah pucat, kakinya bergemetar dengan jantung yang berdetak diatas rata-rata.
.
"Gue gak percaya!" seru (namakamu) semakin mendekat, ia menatap tajam suaminya itu.
Bibirnya melengkug membentuk senyuman lebar, menikmati momen-momen langka saat iqbaal ketakutan. Dari dulu ia tidak pernah melihat ekspresi iqbaal selain ekspresi datar dan dingin.
.
" (namakamu) gue bilang lo diam disitu! Stop disitu!" pekik iqbaal semakin ketakutan dan gugup.
'Apa- apa.an sih diaaa!' batinnya...

My Colds Husband(MCH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang