Youngmin jealous? no!

237 11 2
                                    

Hingar-bingar kembang api saling bersahutan, tak membiarkan malam dikuasi oleh kesunyian. Merutuki ataupun mengumbar sumpah agar seluruh kembang api di muka bumi ini musnah, malah membuatku nampak begitu menyedihkan.

Mana mungkin. Semua orang pun kini berani bertaruh akan eksistenti para penjaja kembang api yang telah menjamur bak jentik-jentik nyamuk di musim penghujan. Membludak! Wah, omong-omong tentang hujan, akan lebih bagus lagi kalau sekarang turun hujan.

Cih, dasar jomblo iri. Bilang aja sirik.

Heh?! Enak saja, memangnya siapa yang iri. Terus kalau sekarang ini adalah malam tahun baru, memangnya kenapa? Apa harus aku bersikap layaknya seperti orang-orang mainstream di luar sana, yang pergi jalan, lihat kembang api sambil pacaran- ups, apa itu pacaran?

Bahwasanya akan lebih berguna untuk kehidupan, jika kita bisa menggunakan waktu yang kita miliki untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat. Misalnya adalah belajar. Iye, belajar sono! Jangan pacaran mulu!

Hmm...jomblo ngeles.

"knock knock knock Youngminnie sayang~ annyeong~ Youngminnie~"

Ditengah kesibukanku yang tengah menonton bo-eh maksudnya belajar. Terdengar alunan suara merdu yang memanggil namaku. Bersumber dari nada dering handphone mahal yang tengah berada di atas meja nakas. Iya, itu suara Emak saya.

From: Pikwangchu

Hyung, aku pulang sekitar 30 menit-an lagi. nanti bukain pintu ya, hyung.

Dari Jo Kwangmin. Saudara kembar 6 menitku. Yang sedari tadi siang selalu bercerita tentang rencana menonton kembang api dengan seorang pacar yang bernama kim so hyun.

Iya! Kim so hyun yang itu! Bagaimana bisa adikku yang seperti itu mendapatkan pacar yang seperti itu. Gadis yang terlalu sempurna untuk adikku yang nothing. Ah, apa aku terlihat seperti kakak yang jahat? Ya nggak lah, saya jujur apa adanya.

"hhh...gimana bisa ya, Kwangmin yang macem begitu kenal sama cewek cantik?"

dia itu memilki wajah yang sama denganku. Tapi kenapa saat ia mendapatkan jodoh, aku masih saja duduk nganggur- nggak lah, saya sibuk kok- di balik pintu apertemen. (FYI, hampir seluruh bagian dari apertemen ku sedang berada dalam keadaan yang tidak terlalu bersih, hanya di belakang pintu inilah yang agak mendingan).

Ting tong

Tak berapa lama aku mendengar bunyi bel pintu di tekan. Dan aku yakin itu pasti jo kwangmin. Yeah, kenapa dia cepet banget pulang dari acara kencannya? Apa dia ninggalin pacarnya gitu aja di pinggir jalan?

Ting Tong

"Hyung! Kau sudah tidur, eoh? Bukakan pintunya, aku sedang malas mencari-cari kunci."

Nah, ternyata memang benar anak itu yang datang. Aku lanjut meneruskan aksi pura-pura tidak dengar, dan makin mantap menyandarkan diri pada pintu, seakan menegaskan kalau aku tidak akan pernah mau membuka kan pintu tersebut untuk orang yang telah melangkahiku dalam urusan asmara. Hey, aku jadi merasa seperti tokoh antagonis!

"Ayolah hyuuuung! Kau benar-benar sudah tidur?"

Duk Duk Duk Duk!

Wah wah, Sepertinya adik yang wajahnya tidak lebih tampan daripada hyung nya ini sudah mulai anarkis. Dia mulai berani menendang-nendang pintu apartemenKU, yang dibeli dengan uangKU. Sebenarnya aku bisa saja langsung membukakan pintu, dan mengijinkannya masuk setelah memberikan beberapa pukulan dikepalanya dengan menggunakan bakiak. Tapi tentu saja aku tidak akan melakukan itu! Aku bukan kakak yang sejahat itu! Makanya, akan lebih baik kalau pintu ini tetap tertutup agar bisa menjadi penghalang supaya aku tidak melakukan tindak kekerasan.

Kurasakan sudah tidak ada lagi getaran-getaran akibat tendangan Kwangmin pada pintu yang berada di balik punggung ku. Mungkin dia mulai lelah, dan memutuskan untuk menggelar koran dan kemudian tidur tepat di depan pintu. Tapi sepertinya aku salah, karena tidak lama kemudian aku mendengar bunyi kunci yang dimasukkan pada lubang kunci. Wew, ini tidak boleh terjadi!

Ku letakkan laptop ku di lantai dengan penuh kasih sayang, kemudian menghalangi pintu yang selama ini telah ku jaga dengan sepenuh hati. Tidak boleh terbuka! Kwangmin tidak boleh masuk!

"Hyung! Kau sedang apa! Jangan menghalangi pintu!"

"Kau tidak boleh masuk! Tidur saja sana di luar!"

Kwangmin berusaha mendorong pintu sekuat tenaga agar bisa terbuka. Namun aku tidak akan menyerah begitu saja. Perjuanganku untuk mendeklarasikan perang terhadap kaum yang telah memiliki pasangan tidak boleh berhenti begitu saja. Para jomblo harus mengusir mereka semua dari muka bumi. Atau paling tidak, kalau aku masih jomblo, semua orang juga harus jomblo. Benar-benar pemikiran yang melewati batas akal sehat.

"Oy, Hyung! Kau ini kenapa sih? Jangan begini! Kau membuat ku kesal!"

"Kau yang lebih membuatku kesal!"

"Aku salah apa! Kau tidak kasihan denganku, hyung! Aku baru saja diputuskan oleh kim so hyun! Setidaknya biarkan aku tidur!"

Cling~

Seperti baru saja mendengar lonceng dari surgawi, jiwaku yang sudah tercemar dengan rasa iri dan dengki –nggak ding. Saya nggak iri. Sumpah- ini merasa begitu kegirangan tatkala mendengar berita duka yang datang dari adikku sendiri, yaitu kwangmin. Merasa putus! Kwangmin mengatakan kalau mereka baru saja putus!

"Serius? Dia memutuskanmu? Cih, berani sekali dia melakukan hal itu pada adikku yang tampan ini! Dimana dia sekarang? Akan aku berikan dia pelajaran!"

Kwangmin cuma menatapkan ku dengan muka datar. Aku tahu, dia pasti sudah bisa mengetehaui semua yang ada dalam pikiranku. Mulai dari sikap anehku yang menahannya di luar pintu. Sampai kata-kata penuh dustaku yang baru saja aku lontarkan. Aku hanya bisa tersenyum garing.

"Hehe...kau sudah makan?"

"Sudah. Aku sudah makan hati! Sikapmu itu benar-benar kekanak-kanakkan, hyung."

Kwangmin langsung masuk begitu saja ke dalam apertemen. Meninggalkanku yang masih berdiri di muka pintu. Ku tolehkan kepala ke kanan dan ke kiri, mencoba memastikan kalau tidak ada tetangga yang melihat adegan pertengkaran nista kami barusan. Aman. Tidak ada orang yang lewat, dan juga tidak ada yang mengintip dari balik pintu. Setelah memastikan hal tersebut, aku pun langsung menutup pintu rapat-rapat dan langsung menguncinya.

"Jadi... kalian benar-benar sudah putus?"

Kulihat Kwangmin mendudukkan dirinya di salah satu kursi meja makan. Dan meraih gelas minum yang ada di tengah-tengah meja, kemudian mengisinya dengan air putih. Dengan ekspresi seperti tengah menenggak minuman keras, ia meminumnya dengan perlahan dan begitu menikmati setiap tetes dari air tersebut. Ckck, dasar sok keren.

"awalnya memang dia yang meminta putus. Namun kemudian aku juga menyetujuinya."

"heh? Memangnya kenapa dia bisa minta putus? Kamu apain dia hah? Jangan bilang kamu selingkuh. Waah, parah nih."

Untuk beberapa saat, kulihat dia masih nampak terdiam. Sepertinya dia merasa benar-benar terpukul dengan kejadian yang baru saja dia alami. Ah elah, Cuman putus doang aja nyampe segitunya. Aku aja yang belum pernah jadian biasa-biasa wae. Stay cool. Tetep kalem.

"terus tadi gantian dia yang nembak aku. Akunya sih mikir-mikir dulu. Galau kan. Ampe ngitungin kancing, terima enggak terima enggak. Ya walaupun akhirnya aku tetep nerima. Terus So Hyun bilang, tanggal jadian kita yang sebelumnya itu jelek. makanya dia pengen ganti tanggal jadi 1 januari. Tapi aku tetep aja sedih."

"lah, kenapa?!"

Tanyaku dengan nada sinis, setelah mengetahui kalau ternyata Kwangmin tidak jadi jomblo.

"Dulu pas aku nembak dia, aku ngasih dia hadiah. Kok tadi pas dia nembak aku, dia nggak ngasih apa-apa?"

Krik krik

Kampreto experto. Ada gitu pasangan absurd kayak mereka berdua? Untuk pertama kalinya aku merasa bersyukur untuk menjadi seorang jomblo. Untung hambamu ini jomblo ya Allah. Mereka berdua itu absurd ya Allah. Hamba nggak mau menjadi seperti mereka. Hamba lebih senang menjadi seorang jomblo bermartabat. SEKIAN.

Youngmin jealous? no!  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang