anomali

2.5K 262 10
                                    

Gerimis baru saja mampir ketika Taehyung terjaga dari kereta mimpinya.

Ia mengulurkan tangan ke arah nakas samping tempat tidur, meraba barang yang tersentuh dengan ujung-ujung jemarinya, dan berhenti kala layar ponsel berhasil ia rasakan. Di luar sana, di balik jendela dengan gorden sengaja disibak, sesekali guntur menyahut; lambat laun. Pertanda rintik-rintik yang jatuh akan berubah menjadi besar. Taehyung melirik langit sejenak, lantas mendumel dalam hati ketika mendung menyapa. Namun, alih-alih mengucap protes secara lisan, ia meraih ponsel yang sebelumnya ia tunda untuk dilihat lalu berdecak kecil.

Sepuluh notifikasi kotak chat Line. Lima pesan belum dibuka. Dan delapan misscall yang terlupakan.

Tidak jauh dari itu, nama Oh Sehun memenuhi layar dengan manis.

"Menginap saja sekarang."

Taehyung berbalik pelan, sebelum tangan menarik selimut beludru untuk menutupi tubuh polosnya dengan penuh. Ponsel berada di genggaman lain, sampai ia mendapati sepasang netra gelap Jeon Jungkook memenuhi fokusnya. Kening mengernyit pelan, sudah berapa lama Jungkook menatapnya?

"Kapan kau bangun?" tanya Taehyung retoris.

Jungkook memejamkan mata sesaat. "Dua menit sebelum kau," sahutnya ringan, lalu kembali memusatkan atensi seluruhnya pada paras Taehyung. "Jadi, apa katanya?"

Seolah ia memiliki daya paham secara otomatis, Taehyung langsung mengecek ponsel. Jari telunjuk begitu telaten bergerak di atas layar, menekan ikon-ikon yang penting sembari membaca sederet abjad. Ia sengaja tidak sadar jika Jungkook tengah memerhatikannya seperti pemangsa.

"Dia akan pulang malam ini." Hening itu pecah ketika Taehyung melapor. "Menurutmu, berapa lama perjalanan dari London ke Seoul?"

"Entahlah," ujarnya datar, meski satu tangannya tidak bisa diam dan menyeret tubuh Taehyung agar berbaring dan masuk di antara kungkungan kedua lengannya. "Aku malas berpikir."

"Hei, kau berat tahu," keluh Taehyung sebal, berontak kecil walau tidak mempan. "Sehun memintaku menjemputnya saat pulang nanti,"

"Itu nanti," Jungkook tidak peduli. "Kekasihmu itu bisa menunggu, Tae."

"Jungkook."

"Hmm..." dagu menyentuh puncak kepala, Jungkook selalu suka aroma vanila yang memanjakan hidungnya. "Sebentar lagi, sungguh. Setidaknya kau menginap di tempatku sekarang."

"Astaga, kau ini kenapa, sih."

Mata ditutup sambil lalu. "Astaga, kenapa kau ini sulit sekali dilepaskan, sih,"

"Tsk."

.

Sebenarnya, hubungan mereka tak jauh dari tanda silang.

Jungkook selalu tahu bahwa ia tak bisa memiliki Kim Taehyung, bahkan dalam kesempatan sekecil apa pun itu. Ia tahu bahwa keegoisannya adalah mustahil. Namun, Jungkook seakan tidak pernah peduli.

Kim Taehyung sadar ia sudah terikat. Karena Oh Sehun mempercayakan perasaannya di sudut hati Taehyung dan seolah buta akan kenyataan. Taehyung melakukan hal yang sama terhadap Sehun, ia mencintai pemuda itu. Sepenuh hatinya.

Jungkook bilang, Taehyung itu gila.

Dan Taehyung mengatakan hal yang sama karena rela menyimpan hati untuknya.

.

Sehun pemuda yang berani, memiliki komitmen, dan sifat posesifnya yang tinggi. Tapi Taehyung tak pernah suka dengan yang namanya aturan. Untuk itu, ketika pertemuan mereka terjadi pada dua tahun silam di sebuah masa orientasi mahasiswa yang konyol (bagi Taehyung), pemuda AB itu tahu. Sangat tahu.

Anomali (KookV Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang