Aroma ini mengingatkanku pada musim panas awal Agustus 2 tahun lalu, saat mentari belum meninggi dan bunyi kendaraan samar-samar menyapa telinga.
Waktu itu juga, malaikat tanpa sayap lalu.
Aku terpaku sekaligus terpana.
Ingin kusapa, sayang aku tak tahu namanya.
Setelah aku tahu ia, rasanya ingin kupanggil namun aku takut ia menulikan telinga.
Aku ingin tersenyum padanya, namun aku takut ia akan membutakan mata.
Ingin kuajak bicara, namun aku khawatir dia pura-pura bisu.
Maka oleh itu, aku bermain di balik layar hitam. Hanya suara yang terdengar, itu pun tak dihiraukannya.
Malaikat tanpa sayap, letih rasanya aku mendambamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Melodi
Teen FictionKelinci dan Aku. Akan jadi apa kita nanti? Kapan melodi ini berhenti? Haruskah aku menunggu sampai aku tak jatuh cinta diam-diam lagi?