Amiya Saki

84 4 1
                                    

          Waktu aku kelas 3 SD aku dibully semua temanku bahkan tidak ada satu pun yang berani menolongku. Itu bukan kesalahanku, aku melihat orang itu 'orang serba hitam itu' dia dan bukan aku yang membunuh orang tuaku... Ayah merupakan seorang guru SD di sekolahku dan Mama tidak bekerja.

          'orang serba hitam itu' mendorong ayahku jatuh dari tangga lantai 2 dan saat itu aku disana melihat ayah berguling-guling menuruni anak tangga. Aku tidak bisa bergerak 'orang serba hitam itu' memegangi tanganku menghalangiku. Temanku melihatku dan menuduhku mendorong ayahku.

     "Saki kau pembunuh, akan kulaporkan Ibu guru"

     "Tunggu, bukan aku. Orang hitam ini yang...(lho... menghilang, dimana orang itu)

     "Ternyata kau memang sudah membunuh Sensei" 

     "Tidak bukan aku.. tunggu.."
     =====================================================
          Sejak saat itu ayah dirawat di rumah sakit.
          Untuk hari ini sekolah diliburkan dan aku beli bunga untuk Ayah. Saat aku akan masuk ruangan dimana Ayah dirawat, 'orang serba hitam itu'  keluar dari situ dan menabrakku. "Tunggu" ujarku lalu berlari mengikuti 'orang serba hitam itu' dan aku menabrak seorang dokter. "Kau tidak apa-apa adik kecil?" ujar lembut dokter itu. Aku tersentak memikirkan dari mana 'orang serba hitam itu'  keluar, aa...Ayah!!? Aku kembali berlari, kali ini menuju ruangan ayah. Ti-tidak. Dokter sudah ada disana dan memegang setrika besar, dan menekan-nekan dada ayah. O_O . apa yang mereka lakukan?!. Tidak hentikan, suster memelukku dan berkata "Gadis kecil kau seharusnya tunggu diluar" "Tidakk..tidak..aku ingin bersama ayah.. apa yang kalian lakukan.. lepaskan aku.. setrika itu.." "itu bukan setrika, sekarang tunggu diluar ya" aku tetap meronta-ronta. Sampai akhirnya terdengar suara *ttuuttt* dokter menghampiriku dan berkata, "Jangan bersedih ya, anak manis"  ."Apa yang kalian lakukan pada ayahku?!"  sahutku"Ayahmu sudah meninggal" ujar dokter. "Apa?! Kenapa dia bisa meninggal?! Apa yang terjadi?!" kata mama yang baru saja tiba dan terkejut. Aku menaruh bunga matahari di dada Ayah dan memeluknya, rambutku basah karena mama yang terus menerus menangis...

          Disaat yang sama setelah pulang dari rumah sakit (malam), Mama telepon dan aku berdiri melihat gelapnya langit dari jendela. "Amiya kenapa tubuhmu penuh luka dan kakimu membengkak?! Apa yang terjadi" tanya Mama khawatir, aku tak bisa mengatakan kalau teman-teman memukul ku, karena pasti mama akan lebih khawatir. 

     "Tadi aku menabrak dokter dan jadi begini, ma"  jawabku

     "Cuma gitu? Kenapa bisa gini?!" tanya mama. Aku diam dan memeluk mama, tapi mama langsung mendorongku dan berteriak "PEMBUNUH!! Kau sudah membunuh suamiku, pergi kau dari hadapanku!!" Aku memeluk mama lagi dan mama mendorongku, kupikir ada sesuatu yang mengalir dari kepalaku. Mama menunduk dan aku melihat 'orang serba hitam itu'  dibelakang mama, ia menusuk mama tepat di jantung dengan pisau besar dan menarik pisaunya kembali. Aku mendekati Mama dan berusaha membangunkannya mungkin keajaiban akan terjadi, aku merebut pisau besar 'orang serba hitam itu' dan mengayunkan ke arah orang itu. 

          Anak umur 7 tahun yang membawa pisau besar dan berusaha membunuh orang, aku mungkin sudah gila. 'orang serba hitam itu' kabur lewat jendela. Dan lagi disaat yang sama bibi  (kakak Mama) datang dan melihatku membawa pisau dengan Mama yang tergeletak penuh darah dan kepalaku pun sepertinya ini juga darah. "Kau anak iblis!! Apa yang telah kau perbuat pada adikku?!" teriak Bibi, aku menjatuhkan pisau besar dan berkata "Bukan aku, Bibi". "Diam". Bibi mengambil rotan dan memukulkannya ke punggungku beberapa kali. Aku lari keluar rumah tapi pintunya terkunci. "Mau kemana anak sialan?! Aku akan memberimu pelajaran!" ujar bibi. Kemudian bibi mengambil pisau dan berlari ke arahku sambil berkata, "Pergilah ke neraka!"                  

           Aku keluar lewat pintu kecil yang biasa Hezi (hezi adalah anjing kami) gunakan untuk keluar masuk rumah. Bibi berhasil menangkap kaki kiri ku, ia menggores telapak kaki ku dengan pisau, lalu bibi tertawa. Mengerti pegangan tangan bibi melonggar, aku langsung melepasnya dan lari. Kulihat Hezi sudah mati di atas pagar yang terbuka, siapa yang membunuhnya. aku tetap berlari sekuat tenaga dan akhirnya sembunyi di dalam tong sampah karena bibi masih mengejarku.    

            Setelah kukira aman aku keluar, ternyata bibi ada tepat dibelakang ku. Membuatku berlari lagi, lari ku jadi sempoyongan dan bibi tertawa keras. Aku melihat cahaya didepan, lambaian tangan aku lakukan tapi mereka hanya lewat. Kulihat samar-samar ada seorang wanita berdiri di ujung, aku lari dan sembunyi dibelakangnya. "Minggir, dia anak iblis. Kau harus membunuhnya sebelum dia membunuhmu!" ujar bibi. Aku berjalan mundur dan seorang anak laki-laki seumuran denganku menarik tanganku dan bersembunyi "Disini aman, kok. Siapa nama kamu?" tanya anak laki-laki itu "A..ami.. Amiya" jawabku, lalu semuanya menjadi gelap...

          Aku tersadar tapi belum membuka~  ---mimpi--- , hanya mimpi. Kenapa mimpi itu muncul lagi. Untuk saat ini aku tidak boleh memikirkannya. Aku membuka mata dan............

PART 2 COMING SOON ^__^

My Brother Jolly Season 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang