- Story Of Leo-
***
Leo memandang sedih undangan pernikahan yang ada digenggamannya. Nama dari sang pengantin yang tertoreh di sana, yang membuatnya sedih. Seumur hidup, ini kali kedua ia merasa sedih karena ditinggal menikah oleh seseorang yang dicintainya.
Yang pertama, tentu saja sepupu tercintanya, Evelyn. Hal itu masih bisa ia terima karena Evelyn memang sepupunya, dan memang tidak seharusnya ia mencintai Evelyn sebagai seorang perempuan.
Dan kali ini...
Wang Fei.
Gadis itu memutuskan untuk menikah setelah mendapat lamaran dari sang producer muda yang telah berhubungan dengan Fei selama karirnya menjadi aktris film.
Sebelumnya, Leo sudah sempat pergi kencan beberapa kali dengan Fei. Hingga ketika Leo mengajaknya menikah, Fei menolaknya dengan alasan bahwa ia lebih mencintai produser muda itu dibanding dirinya. Kalau sudah seperti itu, Leo tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Ia hanya bisa menyesali perbuatannya karena dulu sempat menolak Fei mentah-mentah. Mungkinkah ini karma untuknya?.
"Leo, udah dong jangan sedih terus..." ucap Evelyn, berusaha memberikan semangat pada sepupunya. Evelyn merasa sedikit kerepotan karena Arkan sangat lincah dan berusaha untuk mengajak main uncle-nya itu.
"Main, main, main!" gumam Arkan sambil menepuk-nepuk bahu Leo, dan mengungkapkan ia ingin main dengan Leo.
"Arkan, uncle Leo belum mau main sama kamu... main sama mama ya?" ucap Evelyn pada anaknya. Arkan yang mengerti ucapan Evelyn malah cemberut dan langsung menangis kencang. Di umurnya yang sudah menginjak satu tahun lebih, Arkan sudah semakin lincah dan pintar. Ia bisa cepat mengerti apa yang diucapkan orang lain untuknya.
Leo yang mendengar tangisan Arkan merasa tak tega dan langsung mengambil alih Arkan ke dalam gendongannya. Seketika, Arkan langsung diam dan memeluk leher Leo dengan kuat. Nafasnya masih terdengar sesenggukkan.
"Anak ganteng gak boleh nangis..." ujar Leo pada Arkan sambil tersenyum.
"Terus, kamu masih mau dateng ke resepsinya Fei?" tanya Evelyn.
Leo menggeleng pelan, "Enggak deh... mau tidur aja ah di rumah. Tapi aku titip uang amplopnya sama kamu." jawab Leo sambil membawa Arkan ke lantai rumahnya yang dipenuhi oleh mainan-mainan.
"Yaudah deh... semangat Leo!" ucap Evelyn.
"Iya," responnya.
Evelyn duduk di sebelah Leo dan mencolek pundak sepupunya itu. Leo menoleh dan menatap Evelyn dengan bingung. Pasalnya, sepupunya itu sekarang sedang senyum-senyum penuh makna kepada dirinya.
"Perasaan aku nggak enak kalau liat kamu senyum-senyum gitu..." ucap Leo.
Evelyn langsung memasang tampang melasnya, "Aku titip Arkan sama kamu ya? sehari aja, please! Besok Arkan aku jemput..." mohonnya.
Leo menjentikkan jarinya, "Nah! Bener kan! Emangnya kamu mau kemana?" tanya Leo.
Evelyn tersenyum malu, "Mau pacaran sama kak Nathan... Dia kemarin baru pulang dari Amerika dan—"
"Stop! Udah deh... ini kamu ibu macam apa anaknya dititip-titip..." keluh Leo.
Evelyn langsung memasang tampang melasnya semelas-melasnya. "Please, Leo... yayaya? Tadinya aku mau titip sama orang tuanya kak Nathan, cuma mereka juga baru pulang dari Amerika. Trus, sama orang tua aku, nanti malam mereka mau berangkat ke Jogja." jelas Evelyn.
Leo berpikir sesaat, "Yaudah deh. Tapi, ada syaratnya!" ucap Leo.
Raut wajah Evelyn berubah senang, "Yes! Yaudah, apa syaratnya?!" tanya Evelyn semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cute Student that I Love
Romance"Dia telah menjadi perhatian ku semenjak memasuki awal semester, bahkan ia telah menjadi alasan ku untuk tetap menjadi dosen hingga aku menomor dua kan pekerjaan ku sebagai Direktur Utama. Dia adalah gadis cantik yang cerdas dan tentu saja, lucu."...