0.5

385 34 2
                                    

Besoknya, Taehyung datang ke bangunan tempat ia dan anggota lainnya biasa latihan, dan langsung menuju ruangan latihan, seorang diri.

Begitu ia buka kenop pintu, ia mendapati Jungkook yang tengah berlatih di ruangan itu dengan mengenakan kaos putih polos favoritnya. Ia sedang berlatih sendiri saat Taehyung datang.

"Sejak kapan kau disini, kook? Ini masih pagi loh." Ujar Taehyung sambil berjalan mendekati Jungkook.

"Ah, hyung." Jungkook menoleh saat menyadari Taehyung yang baru saja datang saat itu. Kemudian Taehyung tersenyum kepada dongsaeng nya, tapi perlahan senyuman yang terlukis di wajahnya itu memudar begitu melihat mata Jungkook yang sedikit bengkak saat ia mendekatinya.

Menyadari Taehyung yang terus memandanginya, Jungkook pun memalingkan wajahnya agar tidak terlihat oleh Taehyung.

"Kau menangis lagi?" Tanya Taehyung dengan nada serius. Jungkook mendengar itu hanya diam. Padahal aku sudah berusaha menyembunyikannya, tapi kurasa hal itu percuma untuk V-hyung. Pikirnya.

Jungkook masih tetap diam. Ia tidak tahu harus jawab apa. Tidak mungkin juga ia mengelak karena Taehyung sudah tahu faktanya.

"Kau sudah terlanjur membuatku khawatir. Jangan berusaha menutupinya." Ujar Taehyung kepada Jungkook yang masih enggan menolehkan wajahnya.

Namun akhirnya Jungkook pun menoleh tapi kali ini sambil menundukkan wajahnya. Bahunya terlihat bergetar, matanya juga bertambah lembab. Ia menggigit bibir bawahnya berharap tangisan yang baru di mulainya itu berhenti. Tapi usahanya itu sia-sia. Air mata yang sudah jatuh itu tidak kunjung berhenti juga.

Melihat pemandangan di depannya itu, Taehyung merasa tidak tega kemudian langsung menarik Jungkook kedalam dekapannya yang erat. Ia mengusap pelan belakang kepala Jungkook , dan memeluk erat punggung dongsaengnya itu. Membiarkan Jungkook menangis sejadi-jadinya di dalam pelukannya.

"Terkadang, ada kalanya kau harus merelakan sesuatu, Kook. Walaupun itu sesuatu yang kau cinta." Ujar Taehyung berusaha menenangkan Jungkook yang masih menangis.

Mendengar itu, Jungkook memukul pelan punggung Taehyung. "A-aku tidak cinta Jimin hyung........." Ujar nya mengelak.

"Bukannya sudah jelas, ya?" Ucap Taehyung yang disusul tawa kecil dari mulutnya. Kemudian ia melanjutkan lagi perkataannya, "Dongsaeng ku sekarang sudah merasakan cinta, ya.." sambil tersenyum masam.

"Aku tidak boleh mencintai Jimin hyung.... aku tidak boleh merasakan ini.." kata Jungkook di tengah isakan tangisnya.

Di mata Taehyung saat itu, tubuh Jungkook terlihat sangat rapuh. Badannya yang terlihat kecil di pelukannya, tangan mungilnya yang masih erat memeluk punggung Taehyung, suara tangisnya, wajahnya yang memerah..

Ingin sekali rasanya Taehyung melindungi dongsaeng nya ini. Ia ingin melindunginya agar Jungkook tidak lagi merasakan sakit, Jungkook hanya pantas mendapatkan kebahagiaan di dunia ini, bukan perihnya rasa sakit. Hidupnya terlalu singkat jika hanya dipenuhi oleh tangisan.

Sambil tersenyum tipis, Taehyung kembali mengusap pelan kepala Jungkook lalu berkata tepat di samping telinga nya,

"Haruskah ku gantikan posisi Jimin di hatimu?"

° ° ° °

Hari ini, tepat dua bulan setelah kepergian salah satu membernya, BTS pun resmi comeback. Grup yang sekarang beranggotakan enam orang itu sukses membuat fans menjerit kagum dalam first comeback stage mereka hari ini.

Dengan tidak adanya Jimin, bagian menyanyi nya banyak digantikan oleh Jin, Jungkook maupun V. Banyak fans yang menghampiri makan Jimin hari itu. Begitu juga dengan BTS yang menyempatkan diri untuk datang sebelum mereka tampil siang tadi.

Banyak fans yang menanyakan berbagai hal soal Jimin, namun mereka memutuskan untuk diam dan berfokus pada schedule mereka sekarang. Seperti yang manager mereka katakan.

° ° ° ° °

Seusai tampil, Namjoon dkk pun pergi dari gedung itu berniat pulang kembali ke dorm mereka untuk beristirahat. Satu persatu member pun memasukin mobil yang disediakan.

"Hyung, minta tissue." Pinta Jungkook kepada salah satu hyung nya yakni Seokjin. "Kau sedang flu, ya? Suaramu juga sampai begitu." Jawab Jin sambil tetap memberikan sebungkus tissue kepada sang maknae.

Jungkook hanya tersenyum kemudian membalas perkataan Seokjin singkat. "Aku baik-baik saja, kok." Taehyung yang berada di samping Jungkook tentu mendengar percakapan antara hyung dan dongsaeng nya itu. Kemudian ia berbisik di telinga Jungkook.

"Efek kebanyakan menangis, tuh." Ledeknya sambil terkekeh kecil. Mendengar ledekan Taehyung, Jungkook hanya membalas perkataan hyung nya itu dengan tatapan sinis yang membuat Taehyung tertawa karena wajah Jungkook juga sudah semerah tomat sekarang.

° ° ° ° °

Agar tidak lagi merasa sedih, Jungkook memutuskan untuk mematikan handphone nya dan beranjak ke dapur untuk minum. Sesampainya di dapur, ia mendapati Yoongi yang tengah menyeduh teh. Menyadari kedatangan Jungkook, Yoongi hanya menyambutnya dengan senyuman.

Jungkook juga membalas senyuman itu sambil berjalan ke arah kulkas. Saat hendak mengambil air dingin, tiba-tiba tangannya di hentikan oleh Yoongi. Ia pun menatap Yoongi dengan tatapan bingung.

"Jangan, Jungkook-ah. Hyung tahu kau sedang flu jadi jangan buat flu-mu bertambah parah." Ujar Yoongi. Mendengar omongan Yoongi, Jungkook hanya cemberut kemudian pergi meninggalkannya dan menghampiri Taehyung yang sedang bermain game di kamarnya.

"Boleh aku ikut main?" Tanya Jungkook dari ambang pintu menatap Taehyung yang masih asyik dengan gamenya. Kemudian Taehyung menoleh dan tersenyum menyambut Jungkook. "Tentu." Jawabnya. Kemudian ia membagi ruang agar Jungkook bisa duduk di sampingnya.

Jungkook pun langsung duduk di samping Taehyung dan ikut bermain. Beberapa menit setelah game di mulai, Taehyung mendapati getaran yang berasal dari handphone di saku kanan celana panjang nya, menandakan ada panggilan masuk untuknya.

Taehyung menyadari itu tapi ia terlalu 'sibuk' untuk mengangkat panggilan itu jadi dia memutuskan untuk menghiraukannya.

Hampir satu jam lebih mereka asyik bermain, tiba-tiba Taehyung merasakan kepala Jungkook di pundaknya. Segera ia menoleh ke arah samping dan mendapati Jungkook yang saat itu sudah tertidur pulas dengan mulut sedikit terbuka membuat bunny teeth sedikit terlihat.

Kemudian Taehyung menghentikan game nya dan tersenyum kecil menatap pemandangan di sampingnya. Lalu ia berkata pelan sambil menyentuh pipi Jungkook,

"Salahkah hyung menyimpan perasaan terhadapmu, Kook?" Taehyung tahu Jungkook tidak mungkin mendengar perkataannya, Taehyung juga tahu mustahil baginya Jungkook merasakan hal yang sama.

Kemudian Taehyung mengangkat tubuh dongsaeng nya itu ke ranjang di belakangnya. Kembali ia tatap wajah Jungkook yang masih tertidur damai. Ia genggam tangan mungil Jungkook, kemudian berkata lagi.

"Kumohon jangan menangis lagi, hatiku sakit melihatmu seperti itu." Diciumnya singkat punggung tangan Jungkook,

"Hyung berjanji akan melindungimu."

° ° ° °

Setelah meninggalkan Jungkook yang masih tertidur pulas di kamarnya, Taehyung sekarang berada di ruang tengah sedang duduk di sofa bersama Hoseok. Ia merogoh handphone nya untuk melihat panggilan yang tadi ia hiraukan. Sambil sesekali meneguk minuman bersoda yang ada di tangannya, perlahan ia buka kunci handphone nya dan langsung kaget saat melihat nama penelfon yang tertera di layar smartphone nya saat itu.

Ikut kaget melihat Taehyung yang hampir menyemburkan minuman nya itu, Hoseok menatap Taehyung bingung. "Ada apa?" Tanyanya. Taehyung menoleh ke arah hyung di sampingnya dan berkata dengan terbata-bata.

"Ji-jimin...... menelfonku."

================================

THANK YOU GUYS SO MUCH FOR 200++ READERS! 💞💞 asdfhffkl

Maaf ya kalo ada typo-typo bertebaran :v

..and don't forget to vote + comment / share yaaa ! Baibye!!

--ar

Passed ✧ jjk.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang